Ahad, 10 Jumadil Awwal 1447 H / 25 April 2010 14:32 wib
  47.666 views
								
							
								
								Jawaban untuk Pendeta Sukirman, Penghujat Nabi & Pemfitnah Habaib
								MISIONARIS yang memakai account Pendeta Sukirman Suryanegara di Facebook ini  sungguh biadab dan pengecut. Ia berani menghujat Islam habis-habisan,  tapi tak berani bersikap ksatria dengan memasang foto asli dalam foto  profilnya.  Justru foto Habib Munzir Al-Musawa, pimpinan Majelis  Rasulullah yang dicatut dalam foto profil.
Dalam wall-nya  (dinding) Pendeta Sukirman Suryanegara melecehkan Rasulullah SAW  sebagai pembohong dan penjahat. Lalu dalam profilnya, Pendeta Sukirman  memasang kalimat yang memprovokasi pembaca untuk meragukan kenabian  Rasulullah Muhammad SAW: “Pertanyakan terus moralitas Muhammad, apakah  manusia ini pantas menyandang gelar 'NABI'?”
Kemudian  dalam jendela “info” diisi dengan hujatan-hujatan untuk menghina agama  Islam dan Nabi Muhammad SAW, berikut kutipannya:
“Agama  Islam sudah berusia 1400 tahun, sudah bermiliar-miliar jiwa yang masuk  neraka karenanya. Maka STOP, hentikan itu sekarang juga, mari kita  selamatkan dunia dari kuasa Iblis nabi Muhammad!
Saya  heran, bagaimana makhluk yang rusak moral seperti Muhammad bisa jadi  nabi? Saya optimis, jika realitas kebusukan dan kebejatan nabi Muhammad  dibuka, maka umat Islam akan berbondong-bondong meninggalkan agama  Islam!
Banyak orang Kristen yang rela mati demi Kristus,  namun banyak Muslim yang murtad gara-gara mie rebus satu dus.”

Umat Islam, terutama para anggota jamaah Majelis Rasulullah,  tentunya tidak terima dengan ulah Pendeta Sukirman itu. Karena selain  menghujat Rasulullah, Pendeta Sukirman sekaligus memfitnah Habaib.
Sebetulnya, kalau Sukirman itu pendeta yang  cerdas, ia tidak akan  menulis hal-hal yang ceroboh seperti itu. Karena pernyataan itu justru  merugikan Kristen sendiri, antara lain:
1. Mencoreng  citra pendeta sebagai penipu dan pendusta
Habib  Munzir Al-Musawa adalah publik figur dan tokoh Islam terkemuka, terutama  di kalangan majelis zikir. Maka memakai foto habib sebagai profil  pendeta adalah tipuan yang sangat mencolok. Tak ada umat Islam yang  terkecoh dengan tipuan ini. Umat Islam makin sadar bahwa para pendeta  yang getol melakukan pemurtadan adalah kelompok penipu dan pembohong.
2. Menegaskan bahwa kristenisasi benar-benar nyata dan  licik
Umat Islam makin waspada terhadap segala trik  dan intrik para misionaris. Karena mereka tak pernah lelah dan bosan  untuk menyebarkan kekristenan, meski nyawa jadi taruhannya. Mereka juga  menghalalkan segala cara, tak peduli licik, tipuan atau fitnah. Hal ini  diakui sendiri oleh Pendeta Sukirman dalam facebook-nya:
“Banyak  orang Kristen yang rela mati demi Kristus, namun banyak Muslim yang  murtad gara-gara mie rebus satu dus.”
3.  Pendeta Sukirman Hanya Bisa Menuduh Tanpa Bisa Membuktikan Argumen
Pendeta Sukirman menyerukan ajakan yang provokatif anti  Nabi Muhammad: “Maka STOP, hentikan itu sekarang juga, mari kita  selamatkan dunia dari kuasa iblis Nabi Muhammad!” Pendeta juga menyebut  Nabi Muhammad sebagai orang yang busuk dan bejat.
Tetapi,  Sukirman tidak bisa menjelaskan apa saja bukti-bukti atau fakta-fakta  yang dijadikan alasan untuk menuding Nabi Muhammad sebagai seorang  penjahat, busuk dan bejat?  Ia tidak menjelaskan dalam ayat Al-Qur'an  atau hadits yang mana Nabi Muhammad mengajarkan kejahatan, kebusukan  atau kebejatan? Ia juga tidak menyebutkan dalam catatan sejarah yang  valid, kapan dan di mana Nabi Muhammad melakukan kejahatan atau  kebejatan?
Tuduhan Pendeta Sukirman sama sekali tidak bisa  dipercaya, karena bertolak belakang dengan  kenyataan yang sebenarnya. Seluruh ajaran Nabi Muhammad penuh dengan  kedamaian, kejujuran, rahmat dan kasih sayang yang jauh dari kejahatan  apapun.
...Hanya  pendeta licik dan tak gentleman seperti Pendeta Sukirman dan para   jemaatnya saja, yang menuding Nabi Muhammad penjahat. Padahal tak   disertai dengan bukti dan fakta apapun...
Nabi Muhammad adalah pribadi agung yang  mengajarkan perilaku pemaaf, lemah lembut dan berbudi pekerti yang  luhur.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi  pekerti yang agung” (Qs Al-Qalam 4)
“Maka  disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap  mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah  mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,  mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam  urusan itu…” (Qs. Ali Imran 159,).
Bahkan pemberian  maaf itu lebih baik ketimbang sedekah yang diikuti dengan kata-kata  yang menyakitkan.
“Perkataan yang baik dan pemberian  maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang  menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (Qs Al-Baqarah 263).
“Jadilah engkau pemaaf dan  suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada  orang-orang yang bodoh” (Al-A’raf 199).
Nabi  Muhammad juga mengajarkan kebaikan, karena Allah SWT mencintai hamba-Nya  yang berbuat baik.
“Yaitu orang-orang yang menafkahkan  (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang  menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai  orang-orang yang berbuat kebajikan” (Qs Ali Imran 134).
Bahkan tidak sekedar berbuat kebajikan, tapi memerintahkan untuk  berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan
“Maka berlomba-lombalah  (dalam membuat) kebaikan” (Qs. Al-Baqarah 148, Al-Ma’idah 48).
Bahkan dalam menolak keburukan pun harus dilakukan dengan kebaikan.
“Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik” (Qs  Al-Mu’minun 96).
Tak ada sedikit pun jejak negatif dalam  diri Nabi Muhammad, karena Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar  senantiasa bersabar dan saling berkasih sayang (Qs Al-Balad 17).
Nabi Muhammad juga mengajarkan kedamaian dan keadilan untuk  menggapai rahmat Allah (Qs Al-Hujurat 9-10, An-Nisa’ 114). Meski  mengajarkan kelemahlembutan dan pemaaf, Rasulullah juga bisa bersikap  tegas terhadap orang-orang kafir yang memusuhi agama Allah (Qs Al-Fath  29).
Dengan track record yang sempurna  kebaikannya itulah maka Nabi Muhammad layak disebut sebagai uswatun  hasanah (teladan yang terbaik):
“Sesungguhnya telah  ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)  bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat  dan dia banyak menyebut Allah” (Qs. Al-Ahzab 21).
Kredibilitas  Nabi Muhammad sebagai manusia terbaik, termulia dan teragung di muka  bumi ini tidak hanya diakui oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an. Para ilmuwan  non Muslim pun, bila objektif, pasti menarik kesimpulan yang sejalan  dengan Al-Qur'an, sebagaimana yang dilakukan oleh  Michael H. Hart.  Setelah melakukan penelitian yang mendalam terhadap semua tokoh di dunia  sepanjang sejarah, Hart menempatkan Nabi Muhammad dalam urutan pertama  tokoh yang paling berpengaruh di dunia, dengan pengakuan jujur sbb:
“My choice of Muhammad to lead the list of the world's most  influential persons may  surprise some readers and may be questioned by  others, but he was the only man in history who was supremely successful  on both the religious and secular levels” (The 100, a Ranking of the  Most Influential Person in History).
surprise some readers and may be questioned by  others, but he was the only man in history who was supremely successful  on both the religious and secular levels” (The 100, a Ranking of the  Most Influential Person in History).
(Jatuhnya  pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus  Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca  dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang  pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam  sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari  ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi).
Hanya  pendeta licik dan tak gentleman seperti Pendeta Sukirman dan para  jemaatnya saja, yang menuding Nabi Muhammad penjahat. Padahal tak  disertai dengan bukti dan fakta apapun, selain Islamphobia dan fanatisme  buta terhadap kekristenannya.
4. Pendeta Sukirman  Suka Berdusta karena bukan hamba Tuhan tapi hamba iblis
 
Tuduhan Pendeta Sukirman terhadap Nabi Muhammad sebagai seorang  bermoral pembohong karena dikuasai roh iblis, sangat tidak bisa  dipertanggungjawabkan. Tak ada fakta sejarah maupun data yang  menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah berdusta maupun berbuat amoral.
Justru Rasulullah adalah orang yang paling jujur di seluruh  jagat, sehingga dunia menjuluki beliau sebagai “Al-Amin.” Dalam hadits  riwayat Bukhari, beliau berpesan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat  benar dan jujur, karena kejujuran akan menuntun ke surga. Beliau juga  berpesan agar umatnya serta menjauhi dusta (kebohongan), karena dusta  akan menjerumuskan pelakunya ke neraka.
“Hendaklah  kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan  kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih  kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur).  Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan  dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu  memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta  (pembohong)” (HR. Bukhari).
Al-Qur'an mengancam  pendusta dengan neraka (Qs Al-Jatsiyah 7, Al-Muthaffifin 10 dan Al  Baqarah 10).
...Bila dicermati, tuduhan Pendeta Sukirman  itu jelas salah alamat. Tuduhan itu justru  tepat untuk dirinya sendiri...
Bila dicermati, tuduhan Pendeta Sukirman  itu jelas salah alamat. Tuduhan itu justru tepat untuk dirinya sendiri.  Terbukti, ia berdusta dengan mencatut foto Habib Munzir Al-Musawa  sebagai foto profil dirinya.
Dengan dusta-dusta yang  sudah kelewat batas, Pendeta Sukirman tak layak disebut sebagai hamba  Tuhan maupun pengikut Yesus. Karena Yesus membenci pendusta, bahkan  mengecam pelakunya sebagai hamba iblis:
“Iblislah  yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan  bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam  kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata  dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta  dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44)??
Bisa  jadi, Pendeta Sukirman menghalalkan dusta untuk misi agama, karena  mengamalkan ajaran Paulus: “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku  semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi  sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).
Karena dalam  riwayat hidupnya, Paulus mengaku, dengan kelicikan dan tipu dayanya ia  menjerat umatnya (2 Korintus 12:16).Anehnya, ketika  sedang berbohong, Pendeta Sukirman menuduh orang jujur sebagai  pembohong. Perlu dipertanyakan, Sukirman itu pendeta, pendusta, ataukah  pendeta pendusta? [taz/sabili]
Baca  berita terkait:
- Misionaris   Catut Habib Munzir Al-Musawa untuk Lecehkan Nabi Muhammad
- Jawaban   untuk Pendeta Sukirman, Penghujat Nabi & Pemfitnah Habaib
- Mengaku     Sarjana Islam, Pendeta Terbongkar Kedoknya
- Pendeta   Mengaku Habib Gegerkan Muslim Bengkulu 
- Pendeta   Mengaku Habib Gegerkan Madura
- Setelah   Bengkulu dan Sumenep, VCD Pendeta Mengaku Habib Gegerkan Pamekasan
- Mengimani   Wajah Yesus yang Hangus di Wajan Babi
- Foto   Yesus Berhadiah Mobil BMW (Menjawab Testimoni Dusta Penginjil Sunda)
- Syahadat   Yesus Kristus: Islami ataukah Kristiani?
- Kuis   Natal Berhadiah Mobil BMW
- Penghujat   Islam, Blog Santo Bellarminus Bekasi Menantang Perang
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!