Jum'at, 7 Rabiul Akhir 1446 H / 27 Juni 2014 17:28 wib
30.670 views
Ronin: Kebangkitan PKI Baru Mengancam NKRI
SUARA PEMBACA
Upaya eks PKI atau komunis dalam rangka merubah tatanan sistem negara dan mengganti pemerintahan tetap diupayakan dengan berbagai cara, terutama dilakukan secara tertutup atau klandestine.
Adanya indikasi kebangkitan gerakan komunis perlu mendapatkan pencermatan tersendiri dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia, karena mereka tetap berpotensi menciptakan gangguan politik dan keamanan ke depan.
Gerakan kelompok komunis muda ini juga “mendompleng” sejumlah aksi unjuk rasa yang marak akhir-akhir ini, bahkan tidak menutup kemungkinan ikut “infiltrasi” dalam berbagai peristiwa bentrokan antar warga beberapa waktu terakhir termasuk kemungkinan terlibat dalam tawuran pelajar atau pemuda.
Ada beberapa indikasi yang menggambarkan kebangkitan gerakan komunis sekarang ini. Salah seorang aktivis dari organisasi yang tidak mau disebut namanya menyatakan, saat ini sudah memiliki organiasasi yang bersifat klandestine, dimana ada beberapa tokoh yang tergabung dalam organisasi ini dari berbagai elemen pergerakan antara lain, “AHD” dan “MWK” yang organisasinya berada di sekitar Jakarta Pusat, “BING” yang organisasinya tidak jauh dari pasar rumput Jakarta Pusat, dan “JL” dari sebuah yayasan HB.
Pada hari yang sama, salah seorang kader kelompok kiri mengaku sebagai mantan PKI menyatakan, gerakan muda PKI baru saat ini tergabung dalam organisasi yang telah dibekali dengan ideologi Marxisme-Leninisme. Deklarator nya antara lain, RS alias RR, mantan tapol Pulau Buru, MN, mantan aktivis kiri di Jakarta Utara tahun 1960-an, OS, anak salah satu tokoh eks PKI, AM, mantan tapol Pulau Buru, CW mantan tapol Pulau Buru dan TW mantan aktivis kiri pada tahun 1960-an. Perekrutan terhadap anggota baru komunis muda pernah dilakukan beberapa tahun lalu di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
Sebelumnya, salah seorang aktivis perempuan menyatakan, seseorang sebelum bergabung atau direkrut menjadi kader Gerakan Komunis Muda biasanya harus memahami referensi sejarah bangsa Indonesia, terutama referensi sejarah yang benar menurut kalangan mereka. Dirinya sendiri tergabung dalam gerakan ini kurang lebih baru 3 tahun, sekitar tahun 2008, dimana dirinya direkrut gerakan tersebut yang lebih dulu menjadi anggota gerakan di golongan aktivis tertentu.
Pemimpin kelompok aktivis ini saat ini sering mendapat teguran dari kawan-kawan lain, sebab sering mabuk-mabukan dan seorang lagi sering menggunakan ganja, dimana hal ini menimbulkan kekhawatiran di kelompok ini. Rata-rata anggota yang tergabung mempunyai kaki tangan (pergerakan), solidaritas mereka sangat tinggi terbukti saat dirinya menjalani operasi tumor, mendapatkan bantuan dari pergerakan Rp 22.000.000.
Menurutnya, orang komunis dalam usahanya tidak akan berhenti akan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Orang komunis sangat berbeda pada era pemerintahan Soekarno dan Soeharto dengan era pemerintahan SBY. Sekarang ini Komunis adalah “Multi Warna”, maksudnya disini Komunis tidak nampak jelas tetapi Komunis ada di mana-mana, bahkan di lingkaran SBY sendiri Komunis juga ada, makanya apabila SBY tidak hati-hati bisa di serang dari luar dan dari dalam. Komunis di era tahun 2011 menjelang 2012 tetap eksis dan ada dimana-mana hanya tidak nampak jelas, sehingga kegiatan Komunis tersebut agak sulit di identifikasi. Jaringan eks PKI ini dalam kehidupan keseharian atau di lingkungan umum rata-rata mereka biasanya berusaha tidak saling mengenal apalagi terlihat akrab.
Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari kecurigaan aparat intelejen terhadap jaringan mereka, karena mereka sangat khawatir dihancurkan aparat intelejen dari dalam jaringan. Selain itu dalam berbicara di tempat umum tidak pernah menyangkut pautkan dengan kata komunis dan mereka biasanya berbicara mengatasnamakan kerakyatan. Kerja konkrit yang di laksanakan dalam jaringan mereka yang berada di kalangan elit politik saat ini adalah membisikan untuk kebijakan penyetopan pengiriman TKI ke luar negeri, ini sengaja di dorong terus agar segera dilaksanakan kebijakan tersebut, karena mereka mempunyai tujuan jangka panjang yakni apabila kebijakan itu terlaksana secara otomatis pengiriman TKI akan tidak ada lagi, sehingga di negeri ini akan banyak pengangguran, dan kemiskinan akan merata.
Apabila sudah banyak pengangguran otomatis banyak rakyat kelaparan, sehingga negara akan tidak stabil, sehingga akan mudah untuk di provokasi. Dengan demikian mereka bisa memanfaatkan situasi ini untuk menuju revolusi dan merubah sistem yang saat ini berjalan. Terkait dengan indikasi gerakan komunis di beberapa daerah, tidak semua tokoh senior komunis mendukungnya.
Salah seorang tokoh ormas yang mewadahi korban Orde Baru pernah menyatakan, masalah eksistensi gerakan eks PKI ataupun yang sejenisnya seperti di Medan, Sumatera Utara adalah forum yang utopis dan illegal. Artinya mereka yang membuat gerakan itu sebetulnya tidak memahami esensi dari komunis dan revolusi itu sendiri. Dirinya menilai kelompok-kelompok yang menginginkan eksistensi komunis seharusnya dipikirkan secara matang, bukan seperti membuat partai borjuis. Sekarang ini banyak kelompok yang mengatakan gerakannya sosialis tetapi masih bergaya borjuis seperti kelompok LKM di Medan, Sumatera Utara.
Penulis sependapat dengan tulisan Amir Santoso berjudul “Awas PKI Gaya Baru” (Pelita, 21 November 2012), dimana pendukung Komunis Gaya Baru (KGB) membentuk paguyuban korban 1965 dan rajin menuntut agar mereka mendapat ganti rugi dari pemerintah dan mengadukan masalah mereka ke Pengadilan HAM. Disamping itu, kemungkinan benar jika aksi-aksi unjuk rasa buruh yang anarkis dengan mensweeping perusahaan dan memblokade jalan tol akhir-akhir ini adalah hasil kerja para KGB tersebut, sebab aksi-aksi buruh tersebut persis aksi organisasi buruh PKI menjelang G 30 S/PKI dulu. Benar juga apa yang ditulis Amir Santoso, ada sebuah majalah mingguan dalam memperingati G 30 S/PKI tanggal 30 September 2012 dengan terang-terangan menulus mengakui pengakuan “algojo” dari kalangan NU dan TNI dalam mengeksekusi mati tokoh-tokoh dan anggota PKI di tahun 1965. Juga ada sebuah harian nasional yang terus menerus sampai sekarang, membuat tulisan seolah bersambung dalam rangka membela PKI. Mereka menggambarkan PKI sebagai korban 1965 dan menuntut diadakan peradilan HAM.
Padahal generasi tua masih sangat ingat betapa kejam dan angkuhnya PKI saat itu, karena mereka mengintimidasi dan membantai semua lawan politiknya. Adanya indikasi kebangkitan gerakan komunis dewasa ini di kalangan anak-anak muda jelas menunjukkan militansi kelompok eks PKI atau komunis di kalangan generasi tua sudah berhasil ditransformasikan ke generasi pelanjutnya. Hal ini juga membuktikan bahwa konsolidasi dan gerakan-gerakan klandestine yang mereka lakukan selama ini telah berhasil menumbuhkan semangat militansi dan perlawanan di kalangan anak-anak muda.
Selain itu, indikasi kebangkitan gerakan komunis dewasa ini juga dipicu adanya berbagai permasalahan yang belum terlesaikan selama ini serta situasi kondisi kehidupan, terutama perekonomian masyarakat yang belum membaik telah menjadi “amunisi politik” bagi kelompok ini untuk menyebarkan paham dan ideologi kiri seperti komunisme, Marxisme dan Leninisme, disamping untuk mendiskreditkan dan mendelegitimasi pemerintah. Kebangkitan gerakan komunis dewasa ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi ideologi negara Pancasila serta dapat menimbulkan gejolak politik dan keamanan di kemudian hari.
Keberadaan organisasi komunis baru di kalangan generasi muda mengindikasikan belum selesainya pertarungan ideologi antara ideologi Pancasila dengan ideologi antitesisnya seperti komunisme, Leninisme dan Marxisme, di samping karena pengawasan terhadap organisasi ini yang tidak dilakukan secara terus menerus oleh instansi yang berwenang. Terkait dengan kondisi ini, ada beberapa langkah yang disarankan kepada jajaran aparat negara ataupun stake holder lainnya antara lain, Kemenegpora dan Kemendagri perlu melakukan gerakan wawasan kebangsaan dan sosialisasi pemahaman ideologi Pancasila dengan metode pendekatan sosialisasi yang baru dan kontekstual perlu terus menerus dilakukan. [yudisamara/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!