Ahad, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 12 Januari 2020 23:56 wib
3.707 views
Siap, Mainkan!
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)
Kejutan lagi dari KPK yakni tertangkap tangan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dalam kasus suap penetapan anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 dari Partai PDIP.
Penyidikan berlanjut ke markas PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bakal turut diperiksa. Kantor PDIP Jl. Diponegoro dicoba digeladah tapi belum terealisasi. Masih ada hambatan administrasi menurut petinggi partai.
Kaus suap ini berkaitan dengan perjuangan menjadikan Harun Masiku Caleg PDIP Dapil I Sumatera Selatan sebagai anggota DPR RI menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia. KPU telah menetapkan Riezky Aprilia sebagai pemenang suara terbanyak kedua sebagai pengganti. Surat pengajuan PDIP untuk Harun Masikhu ditandatangani Hasto Kristiyanto.
Wahyu memimpin operasi dan biaya operasional yang diminta sebesar 900 juta. Secara bertahap dana telah dialokasikan. Bahasa yang dinyatakan "Siap, mainkan !".
"Siap, mainkan!" menandai kesiapan mengupayakan sesuatu yang musykil. Urutan keenam ingin menggeser urutan kedua dengan dasar otoritas partai. Meski sementara gagal dan KPU masih bergeming namun adanya kesiapan memainkan menandai celah itu ada dan masih terbuka. Delapan orang sudah diamankan KPK. Adakah permainan itu hal yang biasa?
Akankah kasus Wahyu Setiawan merembet pada keterlibatan Komisioner lain, atau lebih mengejutkan Wahyu bisa membongkar kasus lain yang melibatkan para Komisioner?
Wahyu diduga sedang memegang kartu. Mungkinkah PDIP yang ditarget itu juga akhirnya membalas membongkar persekongkolan lain, misalnya dalam Pilpres? Masih ditunggu episode lanjutan "KPU Gate".
Dari awal ketika hitung suara hasil Pilpres 2019 sudah terasa aroma KPU yang diragukan kebersihannya. Kecurangan masih menggema hingga kini. Ada yang berseloroh "sekarang boleh ditutup, besok akan terbuka juga".
Ketika Prabowo siap menjadi Menteri Jokowi, pendukung kecewa dan berkomentar bagaimana bisa bersekutu Prabowo dengan Presiden yang mendapat suara melalui kecurangan? Komentar itu muncul ketika pembela Prabowo menyatakan bahwa kesiapan menjadi Menhan adalah bagian dari strategi.
Wahyu Setiawan adalah "penjebol" benteng kokoh KPU. Publik ingin melihat efek dari penjebolan ini. Adakah KPU dan Wahyu itu satu atau Wahyu hanya satu satunya yang curang dari Komisioner KPU. Kita patut memonitor sikap dan reaksi Arif Budiman Ketua KPU terhadap kasus yang menimpa rekannya ini. Kita berharap KPK serius dan serius.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!