Rabu, 4 Rabiul Akhir 1446 H / 24 Januari 2024 05:36 wib
5.607 views
Menjadi Vegan Tak Sejalan dengan Islam
Oleh: Aily Natasya
Kelompok vegan yang turun di jalanan dan mengadakan demo besar-besaran demi menyuarakan kepada masyarakat agar berhenti menyakiti hewan dengan cara mengonsumsinya tak pernah surut. Selalu ada yang mengkampanyekan gerakan ini. Dari yang paling biasa saja sampai yang ekstrim.
Vegan adalah mereka yang tidak memakan daging hewan atau hal-hal yang asalnya dari hewan sama sekali. Orang-orang yang memilih untuk menjadi seorang vegan memiliki beragam alasan. Ada yang menjadi vegan karena mencintai hewan sehingga mereka tidak tega untuk memakannya, ada yang menjadi vegan karena diet ketat, sampai yang menjadi vegan karena keyakinan di agama tertentu. Namun sebenarnya, vegan kurang baik jika dipandang dari sudut medis.
Dalam Islam, menjadi vegan adalah hal yang tidak dianjurkan. Jangankan untuk alasan-alasan yang tadi kita sebutkan, sahabat Nabi yang berniat untuk tidak akan makan daging dengan tujuan agar dinilai lebih ibadahnya saja dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Sekelompok sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyai istri-istri Nabi tentang amalan beliau yan tersembunyi. Kemudian sebagian dari sahabat tersebut berkata, ‘Saya tidak akan menikah.’ Yang lainnya berkata, ‘Saya tidak akan memakan daging.’ Yang lain berkata pula, ‘Saya tidak akan tidur di atas ranjang.’ Bersebab (ucapan mereka) itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji Allah dan menyanjungNya, kemudian beliau bersabda, ‘Kenapa ada sekelompok orang yang berkata begini dan begitu! Aku shalat, namun ada waktunya aku tidur. Aku berpuasa, namun ada waktunya aku tak berpuasa. Aku juga menikahi wanita-wanita. Barangsiapa yang menilak sunnahku, maka dia bukan golongan umatku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kekejaman pada Hewan
Komunitas vegan menggalakkan hal ini demi mengurangi perkembangbiakkan hewan ternak yang menderita dan mati di peternakan atau di rumah potong. Hewan-hewan ternak itu seringkali tidak mendapatkan haknya sebagai hewan. Demi bisa diproduksi secara cepat, mereka jadi tertekan dan menderita karena harus tinggal di tempat yang sempit, tidak memiliki jendela yang bisa dimasuki oleh sinar matahari alami, tidak berumput, maupun udara yang segar.
Di dalam Islam sendiri, makan daging hewan bukanlah suatu dosa. Namun menyiksa mereka adalah dosa. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kita untuk membunuh mereka dengan cara yang baik. Cara yang baik di sini adalah tidak membuat mereka menderita terlalu lama sebelum kita menjadikan dagingnya sebagai santapan. Seperti contoh, sebelum menyembelih, kita diharuskan mengasah pisaunya setajam mungkin sehingga bisa membunuh mereka dengan cepat, tanpa harus menahan rasa sakit dalam waktu yang lama.
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus r.a dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah swt. telah menetapkan perbuatan ihsan (baik) pada tiap-tiap sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelilah dengan cara yang pula. Hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihnya.” (HR. Muslim).
Bagaimana pun, Allah tidak pernah melarang kita untuk memakan daging hewan. Allah pun memperintahkan kita untuk menyembelih hewan kurban demi dibagikan dan dikonsumsi. Nabi Muhammad, makanan kesukaan beliau adalah daging kambing.
Sahabat Abu Hurairah r.a meriwayatkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disuguhi dagiang. Bagian kaki (dari daging itu atau paha) diberikan kepada beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukainya, maka beliau menggigit daging itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Musa Al-Asy’ari juga pernah berkata kepada seorang laki-laki yang tiba-tiba menyingkir ketika disuguhi ayam, “Mendekatlah kemari, sungguh aku melihat Rasulullah pun makan daging ayam.”
Segala sesuatu yang dicontohkan Rasulullah memiliki kebaikan dan keberkahan. Dan benar saja, daging kambing memiliki banyak sekali manfaat seperti pengurai kolestrol jenuh, pencegah penyakit darah tinggi dan obesitas, mempercantik kulit, dan meningkatkan rasa kasih sayang dan kegembiraan.
Resiko menjadi vegan
Allah Maha Baik, tidak mungkin mensyariatkan sesuatu yang memiliki mudharat di dalamnya. Jika menjadi vegan adalah hal yang tidak memiliki mudharat, niscaya Allah akan mensyariatkan vegan. Namun tidak. Justru semua syariatNya menunjukkan betapa Allah sangat menyeimbangkan segala sesuatu. Semua yang ada di semesta ini sudah Allah siapkan untuk digunakan manusia demi kemaslahatan bersama. Namun bukan tanpa etika. Oleh karena itu syariat penyembelihan itu Allah ciptakan.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengharamkan hal-hal baik yang Allah telah halalkan untuk kalian.” (QS. Al-Maidah: 87).
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya.” (QS. Al-Maidah: 88).
Walau banyak yang menyangkal, menjadi seorang vegan memiliki resiko tersendiri bagi kesehatan. Meski kesannya memakan makan-makanan yang penuh dengan vitamin seperti buah-buahan dan sayur-mayur, namun ada beberapa gizi yang tak dapat digantikan oleh makanan lain selain perdagingan.
Menurut studi dari American Journal of Clinical Nutrition, diet vegan hanya akan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan saja. Dan oleh sebab itu mereka bisa kekurangan gizi yang terkandung dalam sumber makanan hewani yang tidak tergantikan oleh sumber makanan tumbuhan. Seperti contoh otak yang membutuhkan nutrisi dan zat gizi yang banyak terkandung dalam sumber makanan hewani seperti vitamin B12, zinc, zat besi, asam lemak, omega-3.
Salah satu contoh seorang vegan yang telah merasakan efek sampingnya, Miley Cyrus, yang sudah lama mulai berhenti menjadi seorang vegan dan mulai memakan ikan yang mengandung omega karena otaknya tidak berfungsi dengan baik dan kekurangan gizi akibat menjadi seorang vegetarian sebelumnya.
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau pun orang lain.” (Al-Muwattha II/571, Silsilatul Ahaditsish Shahihah no. 250).
Menjadi vegan karena memikirkan kehidupan makhluk lain memang baik. Namun sekali lagi, semua porsi dan prioritas sudah diatur oleh Allah. Karena ternyata menjadi vegan juga membahayakan diri sendiri. Itu pun Allah sudah atur porsinya, porsi untuk diri kita sendiri sebagai manusia yang menjadi pemimpin di bumi ini. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!