Perang melawan Islam butuh dana yang besar, mustahil mereka  bergerak sendiri-sendiri
Hidayatullah.com--Jika Anda mengira  kelompok anti-Islam berdiri sendiri di setiap negara di dunia ini, maka  kemungkinan besar Anda keliru.
Geert Wilders  bisa berpidato di hadapan orang-orang yang sepaham dengannya dalam  peringatan 9/11 di New York kemarin bukan tanpa biaya dan persiapan. Dia  membutuhkan dukungan dari luar negeri dan uang guna mendanai  perjalanannya dan kampaye perang melawan Islam. Wilders juga harus  mempersiapkan dana untuk membayar para pengacara yang akan membelanya  menghadapi tuntutan hukum di Belanda.
Sebagaimana  dilansir Radio Netherland (10/9/2010), politisi Belanda yang  anti-Islam, Geert Wilders, telah membentuk International Freedom  Alliance (IFA) yang memiliki tujuan "berjuang untuk kebebasan dan  melawan Islam". 
Berikut adalah sebagian dari  orang-orang yang masuk dalam jaringan internasional Wilders.
Koneksi  Amerika
Salah satu yang menjadi sekutu Wlders di AS sudah  pasti adalah Pamela Geller, wanita aktivis politik yang menumpahkan  seluruh kebenciannya atas Islam di dalam blognya. Geller menjadi  terkenal dengan kampanyenya menentang pembangunan pusat Islam di dekat  Ground Zero. Geller sangat mendukung Wilders, sampai-sampai  mengundangnya secara khusus datang ke AS dalam peringatan 9/11 baru-baru  ini.
Pakar teologi Robert Spencer bersama  Pamela Geller mendirikan organisasi Stop Islamisation. Spencer sering  diundang berbicara di televisi terkemuka AS yang juga dikenal  anti-Islam, FoxNews. Spencer disebut-sebut memiliki pengaruh atas  Wilders, yang menjadikannya saksi dalam sidang pengadilan dengan tuduhan  menyulut kebencian di Belanda.
Orang kaya di  AS, David Horowitz, menggambarkan Wilders sebagai tokoh penting dalam  perang melawan Islam. Para tokoh sayap kanan yang berpengaruh, termasuk  Wilders, pernah berbicara di lembaga miliknya David Horowitz Freedom  Centre. Horowitz bahkan mengumpulkan jutaan dolar untuk kampanye  anti-Islam yang dijalankannya.
Koneksi  Israel
Geert Wilders memiliki hubungan kuat dengan  tokoh-tokoh garis keras di Israel. Ketika masih duduk di sekolah dasar,  Wilders pernah bekerja di sebuah kibbutz (pemukiman warga Yahudi) di  wilayah Tepi Barat. Dia memandang Israel sebagai "penyangga yang menahan  gerakan jihad".
Arieh Eldad, adalah salah satu  pendukung Wilders yang paling penting. Mantan jenderal ini memimpin  sebuah partai ekstrim kanan bernama Hatikva. Eldad dan Wilders sama-sama  melihat konflik Palestina-Israel sebagai bagian dari perang melawan  Islam. Wilders pernah mengatakan bahwa dirinya bangga bisa menjadi teman  dari politisi Israel yang satu ini.
Menteri  luar negeri Israel yang sedang berkuasa, Avigdor Lieberman, juga  merupakan salah satu teman dekat Wilders. Lieberman sering mengeluarkan  komentar-komentar yang jelas menantang umat Islam, termasuk di antaranya  menyarankan agar bom nuklir dijatuhkan di Gaza.
Baik  Eldad maupun Lieberman, sama-sama menentang berdirinya negara Palestina  dan gigih mengatakan bahwa Islam merupakan sebuah bahaya besar. Partai  politik keduanya mendapat dukungan dari banyak pemukim Yahudi.
Koneksi  Eropa
Wilders tidak hanya berdiam diri di wilayah Eropa.  Ia menularkan pesan kebencian dan ketakutan atas Islam di negara-negara  Uni Eropa bersama dengan sekutunya.
Wilders  berkawan baik dengan Pia Kjaersgaard dari Partai Rakyat Denmark. Mereka  memiliki visi dan misi yang sama, yaitu melawan penyebaran Islam,  mendukung kebijakan imigrasi dan integrasi yang keras, serta menentang  masuknya Turki sebagai anggota dari Uni Eropa.
Wilders  juga memiliki kontak dengan kelompok sayap kanan yang anti-Eropa,  United Kingdom Independence Party (UKIP). Bulan Februari 2009 Lord  Pearson dari UKIP, mengundang Wilders untuk memutar film Fitna di  Majelis Tinggi parlemen Inggris.
Politisi  Jerman René Stadkewitz, juga merupakan sekutu Wilders. Dukungannya atas  Widers membuat dirinya didepak dari CDU, Partai Kristen Demokrat.  Stadkewitz sedang mendirikan partai anti-Islam, yang diyakini memiliki  hubungan dekat dengan rekannya di Belanda.
Anggota  dewan direksi Bundesbank Thilo Sarrazin yang baru saja dipecat,  belakangan juga disebut-sebut sebagai "kembaran" Wilders dari negeri  Bavaria.
Meskipun sama-sama rasis, namun  menurut Radio Netherland, jaringan internasional Wilders ini  tidak sama dengan partai kelompok ekstrim kanan yang anti-Semit atau  anti-Yahudi. Philip Dewinter dari Belgia dan Vlams Belang dari Finlandia  bukan bagian dari jaringan anti-Islam internasional  Wilders.[di/rnw/hidayatullah.com]