Valles mengaku memberanikan diri menjadi kepala polisi karena para pria sudah takut penjahat
Hidayatullah.com—Inilah yang terjadi jika nyali kaum pria mulai hilang. Marisol Valles Garcia, mahasiswi jurusan kriminologi yang masih berusia 20 tahun, disumpah menjadi kepala polisi di sebuah kota di negara bagian Chihuahua, Meksiko.
Praxedis G Guerrero, kota di bagian utara Meksiko itu memang dikenal sangat berbahaya karena praktis di bawah kekuasaan dua kartel obat bius, yaitu Juarez dan Sinaloa.
Seperti apa rasanya menjadi kepala polisi saat masih berusia belia dan belum lulus kuliah di kota yang penuh dengan penjahat bersenjata?
"Rasa takut memang ada. Namanya juga manusia, pasti ada rasa takut. Tapi yang kami idam-idamkan di wilayah kami adalah kedamaian dan keamanan," begitu kata Valles, tak lama setelah dilantik menjadi kepala polisi di Praxedis G Guerrero, Rabu.
Valles mengaku memberanikan diri menjadi kepala polisi karena dia sudah lelah dirundung ketakutan dari teror para kriminal yang berkeliaran di kotanya.
Lebih dari itu, tak ada satu pun kaum pria di kota "sarang penjahat" itu yang berani memikul tanggung jawab mengamankan wilayah itu.
Dengan jumlah penduduk kurang dari 9.000 jiwa, Praxedis termasuk salah satu wilayah yang berbahaya di perbatasan dengan Teksas, AS itu.
Kota ini menjadi arena pertempuran dua kartel obat bius, Juarez dan Sinaloa. Mereka telah membunuh pejabat polisi dan walikota sebelumnya.
Tidak heran bila tidak ada warga yang mau menjadi pemimpin aparat keamanan di kota yang dikendalikan para gengster. Namun, Garcia memberanikan diri menduduki posisi yang berbahaya.
Penduduk setempat mengatakan, geng-geng obat terlarang biasa konvoi malam hari di kota dengan mobil jenis SUV ataupun pick-up, dengan menenteng senapan serbu dan bahkan senapan jitu kaliber 50.
Para bos kartel narkoba di sejumlah tempat di Meksiko membunuh dan menyerang para kepala polisi beserta anak buahnya, atau "membeli" mereka.
Seorang asisten wali kota dekat El Porvenir dan Wali Kota Distrito Bravos baru saja dibunuh, bahkan setelah mereka berlindung di dekat Ciudad Juarez.
Valles, ibu dari seorang bayi, mengungkapkan situasi di kota ini memang menakutkan.
"Kami semua takut di Meksiko saat ini. Namun kami tak bisa membiarkan ketakutan mengalahkan kami," katanya setelah diambil sumpah.
Sebagai Kepala Polisi, Valles membawahi 12 personel polisi. Langkah pertama Valles memerintahkan mereka pergi mengecek rumah-rumah dan mencari elemen kriminal yang pekan lalu membunuh 8 warga kota.
Selain itu, seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis (21/10), dia akan menaruh perhatian pada program-program pencegahan kriminalitas di sekolah-sekolah. [ap/sk/hidayatullah.com]