Setelah berhimpun dipelataran PDAM, sekitar pukul 10.00 WIB.  mereka  bergerak menuju gedung DPRD Padang dengan tertib. Selain berorasi mereka  juga memainkan teatrikal yang menceritakan tentang kegundahan mereka  akan kemungkinan  terjadinya praktik kristenisasi dan diskriminasi di RS  Kristen Siloam dan tiga unit bisnis lainnya yang akan didirikan oleh  Lippo Group di Jalan Khatib Sulaiman Padang itu.
Perwakilan KAMMI Sumbar M Sabri dalam orasinya  mengatakan, mahasiswa  menolak pendirian RS Kristen Siloam, Sekolah Kristen Pelita Harapan dan  dua unit bisnis milik Lippo Group lainnya di Kota  Padang itu, karena  sejak dilakukan peletakan batu pertama, Jumat 10 Mei 2013, proyek  tersebut terus menjadi polemik. Umat Islam dan  ormas-ormas Islam sangat  khawatir terhadap proyek misionaris dan kristenisasi  yang berada di  balik mega proyek Lippo Group tersebut.
“Karena menimbulkan keresahan di masyarakat, maka kami menolak proyek  ini. Kami mendesak DPRD Kota Padang untuk meminta kepada Walikota  Padang untuk mencabut RS Kristen Siloam bersama dengan tiga investasi  Lippo Group lainnya,” kata Sabri.
Selain itu juga, belum ada informasi kejelasan tentang studi analisis  mengenai dampak lingkungan (AMDAL) terkait dengan super blok Siloam.
Massa menilai,  James T. Riadi selain pengusaha sukses juga merupakan  pendeta Internasional yang berguru pada Pat Robertson yang dikenal luas  sebagai misionaris internasional yang sempat mencela orang Islam di  tahun 2006, ujarnya.
Koordinator aksi, Jimmi Syahputra Ginting dalam orasi mengatakan,  KAMMI Sumbar, PII dan KBMM meminta DPRD Padang dengan tegas kepada Wali  Kota Padang untuk mencabut izin pembangunan super blok Siloam (RS.  Siloam, mall, kampus, hotel, dan sarana lainnya).
Selain itu juga, meminta pihak Lippo Group agar tidak meneruskan  pembangunan super blok itu. Kemudian, mengajak seluruh elemen masyarakat  untuk terus bersama-sama membumikan filosofi "Adat Basandi Syarak,  Syarak Basandi Kitabullah", "Syarak Mangato adat Memakal" dalam  kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Perwakilan KBMM, Budi  Pratama mengatakan disebabkan adanya keresahan masyarakat Minangkabau  terhadap rencana pembangunan RS. Siloam yang ditenggarai membawa misi  kristenisasi yang dapat merusak tatanan nilai ABS SBK di ranah minang,  serta penguasaan asset Ranah Minang.
"Maka, kami Keluarga Besar Mahasiswa Minangkabau (KBMM) mendesak  pemerintah daerah untuk membentuk dewan penasehat investasi daerah yang  berisikan tigo tungku sajarangan sebagaimana yang telah ada semenjak  dahulunya di ranah Minang, agar tidak bertabrakan dengan kearifan  lokal," ujarnya.
Selain itu juga, menghentikan segala rencana pembangunan RS Siloam  dan turunannya di Ranah Minang dan mendesak Pemda dan siapapun yang  apabila ada atau telah menerima “upeti” dari RS. Siloam/Lippo Group  untuk mengembalikan uang haram tersebut.
Setelah melaui  dialog yang alot akhirnya pengunjuk rasa  diterima  oleh Wakil Ketua DPRD Padang Afrizal, Wakil Ketua DPRD Padang Masrul,  Ketua F-Partai Golkar M Dinul Akbar, Ketua F- Partai Demokrat Erison,  Ketua DPC Partai Demokrat Kota Padang Januardi Sumka, anggota F-Partai  Demokrat Gustin Pramona dan anggota F-PKS Muharlion. *
 Rep: D. Nurja