Rabu, 5 Rabiul Akhir 1446 H / 3 Februari 2010 15:55 wib
7.301 views
Pimpinan Aliran Sesat Puang Malea Bersikukuh Mengaku Nabi
Polewali (voa-islam.com) –Pimpinan aliran sesat Puang Malea dari Polewali Mandar, lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar tahun 2008, Samsuddin, 26, yang tertangkap akhir pekan lalu di Dusun Lena, Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), terus diperiksa intensif oleh Bakorpakem Polres Polman.
Hal tersebut untuk memastikan indikasi penistaan agama oleh Samsuddin, bersama tujuh pengikutnya. Saat diperiksa, pemuda yang mengikuti jenjang pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar itu bersikukuh menyebut dirinya sebagai Nabi Haidir dan nabi terakhir setelah Nabi Muhammad SAW.
Bahkan, dia dengan lantang membacakan tiga macam syahadat di depan pemeriksa. Kendati sejumlah pengikutnya membenarkan jika Samsuddin merupakan Nabi Haidir, mereka mengaku telah melakukan kesalahan dan beberapa di antaranya telah bersedia bertobat.
....Hasil pemeriksaan sementara, Samsuddin disimpulkan telah melakukan penistaan agama dan ajaran yang dibawanya adalah ajaran sesat. Penistaan agama yang dilakukan Samsuddin beserta pengikutnya karena telah mengangkat dirinya sebagai Nabi Haidir dan alkitabnya diberi nama Kitab Kalimatullah...
Kepala Departemen Agama (Depag) Kabupaten Polman Adnan Nota mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, Samsuddin disimpulkan telah melakukan penistaan agama dan ajaran yang dibawanya adalah ajaran sesat. Menurut dia, penistaan agama yang dilakukan Samsuddin beserta pengikutnya karena telah mengangkat dirinya sebagai Nabi Haidir dan alkitabnya diberi nama Kitab Kalimatullah.
“Yang lebih menyesatkan lagi, dia hanya mewajibkan pengikutnya salat sekali dalam seminggu. Itu pun tanpa menggunakan busana,” katanya. Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor (Polres) Polman Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) I Gusti Ngurah Rai mengatakan, penangkapan terhadap Samsuddin dan pengikutnya dilakukan Polres Polman, setelah menerima laporan masyarakat setempat yang mengaku resah dengan adanya kegiatan para penganut aliran tersebut.
“Penangkapan dilakukan atas laporan masyarakat,” ungkapnya. Sebelumnya,saat penangkapan, pimpinan aliran sesat dan tujuh pengikutnya itu sempat terjadi bentrok dengan aparat di Dusun Lena, Desa Mirring,Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar. Mereka menolak diamankan saat petugas gabungan polisi, TNI,dan Satpol PP mengepungnya.
Akhirnya, tujuh dari 20 pengikut aliran itu berhasil diamankan. Kapolres Polman AKBP I Gusti Ngurahrai menyebutkan,dari tujuh pengikut aliran sesat tersebut, satu di antaranya perempuan. Perempuan ini merupakan istri salah seorang pengikut aliran menyimpang tersebut.“ Dari tujuh pengikut,satu wanita ditangkap dan saat ini berada di Mapolres Polman,” ungkapnya.
Bahkan, suasana tegang dan ricuh mewarnai pengepungan tersebut. Mereka melakukan perlawanan menggunakan senjata tajam. Aksi kejar-kejaran pun antara aparat dan sejumlah pengikut Samsuddin tidak terhindarkan. Aparat gabungan mengepung wilayah hutan tempat persembunyian penganut aliran sesat.
Seorang pengikut aliran yang mengaku sebagai Nabi Haidir, bahkan menantang petugas dengan mengacungkan senjata tajam. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam penangkapan itu. Menurut warga sekitar, penganut aliran sesat itu hanya salat satu kali dengan menghadap ke selatan. Anehnya lagi,mereka salat di dalam air tanpa menggunakan pakaian atau telanjang.Dari laporan warga tersebut, Polres setempat melakukan penangkapan. (Ibnudzar/dbs)
Berita terkait:
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!