Jum'at, 10 Rabiul Akhir 1446 H / 16 September 2011 16:43 wib
30.753 views
FPI Bekasi Akan Berjihad bila Kasus Ambon Tak Selesai Sebulan
BEKASI (voa-islam.com) – Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya memberikan ultimatum kepada aparat keamanan dan pemerintah agar segera menuntaskan kasus kerusuhan berdarah di Ambon. Jika sebulan belum tuntas, mereka akan berangkatkan laskar untuk berjihad di Ambon.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum FPI Bekasi Raya, KH Murhali Barda di sela-sela aksi damai peduli Muslim Ambon, di Islamic Centre, Jum’at siang (16/9/2011).
“Dalam satu bulan ke depan kasus Ambon harus sudah selesai. Kalau tidak selesai, diizinkan atau tidak, ya bismillah, kami akan merapat ke Ambon,” ujarnya.
Murhali merinci, dari sepuluh DPC FPI yang ada di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, semua laskar siap ditugaskan jihad ke Ambon. “Seluruh DPC FPI sudah siap ke Ambon. Insya Allah sepuluh DPC FPI sudah siap berangkat,” tegasnya.
Dalam satu bulan ini, tambah Murhali, aparat dan pemerintah harus bisa menangkap para pembantai Muslimin Ambon.
“Aparat harus bisa menangkap dan mengungkap siapa pembunuh tukang ojek Darmin Saiman yang tewas di kampung Kristen,” tegas Murhali. “Polisi harus mencari siapa yang membunuh itu. Polisi harus mengepung Gunung Nona sampai ketemu siapa pembunuhnya, bukan malah merazia umat Islam di pelabuhan,” tandasnya.
Mengenai kematian almarhum Darmin Saiman, tukang ojek Muslim. Murhali menuntut kepolisian untuk meralat statemen Kadiv Humas Mabes Polri yang menyatakan bahwa ia tewas karena kecelakaan murni.
“Saudara kita Darmin bukan tewas kecelakaan motor, tapi dibunuh di kampung Kristen. Buktinya jelas, ada bekas tusukan pisau di punggungnya, ada bekas bacokan di pundak dan kepalanya pecah tapi helmnya utuh,” tandasnya.
Tuntutan kedua FPI Bekasi, jelas Murhali, adalah renovasi 198 unit rumah warga Muslim di kampung Waringin yang dirusak dan dibakar kelompok Kristen. Renovasi rumah ini sangat dibutuhkan warga, karena ratusan rumah ini dihuni 376 KK. Pasca penyerbuan dalam bentrokan 11 September, seluruh penghuni yang terdiri dari 1.382 orang itu tidak bisa menempati rumah tinggalnya, dan harus mengungsi di SD 29, SD 30 dan SD 68 Silale.
“Pemerintah harus merenovasi dan merehabilisasi warga Muslim di Kampung Waringin Ambon yang rumahnya dibakar kelompok Kristen,” ujar Murhali.
Kepedulian itu, tambah Murhali, karena dalam prinsip ukhuwah islamiyah, umat Islam itu seperti satu tubuh. Bila satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain juga ikut sakit.
“Kami umat Islam yang jauh di Bekasi ini turut merasakan sakit bila saudara-saudara saya di Ambon menderita dan dibantai,” tegasnya.
Murhali juga menolak klaim sepihak bahwa kerusuhan Ambon bukan insiden SARA. Faktanya, jelas Murhali, masjid-masjid di Kampung Waringin juga dirusak. Lalu dalam kerusuhan 11/9, mereka meneriakkan kata-kata anti Islam. “Apa alasan mereka mengatakan itu bukan kerusuhan SARA?” gugat Murhali.
Dalam aksinya, ratusan massa dari berbagai elemen umat Islam melakukan longmarch dari Islamic Centre Bekasi berakhir di Masjid Agung Al-Barkah kota Bekasi. Dengan kawalan ketat puluhan aparat dari Polres Bekasi, di halaman Masjid Agung Al-Barkah dilakukan orasi menuntut ketegasan aparat dalam melindungi hak-hak Muslim Ambon. Acara diakhiri dengan ikrar para Hawariyun yang siap berjihad ke Ambon, tepat ketika azan asar berkumandang. [taz]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!