Rabu, 16 Syawwal 1445 H / 29 Januari 2014 17:30 wib
18.943 views
Visi 2020: Punya Siapa yang Mumpuni?
SUKOHARJO (voa Islam) – Trend para Asatidzah di Solo sekarang adalah membangun optimisme ummat untuk kebangkitan Islam pada tahun 2020. Terbukti dari 2 acara yang sudah berhasil digelar di Manahan dan UNS, kedua acara tersebut menjadikannya sebagai tema pokok. Ribuan ummat Islam Solopun sangat antusias mengikuti kedua agenda yang dihasung MUI Surakarta, Dewan Syariah Kota Surakarta, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia wilayah Jawa Tengah dan elemen-elemen Muslim lainnya.
Semangat ummat Islam justru menggelora pada saat kondisi dimana musuh-musuh Islam di tingkat global maupun kaki tangannya diberbagai negri muslim gencar meningkatkan makar penindasan terhadap ummat. Mulai dari pembentukan pasukan khusus dan pelaksanaan operasi dengan sandi pemberantasan terorisme hingga kudeta berdarah-darah kalangan militer di Mesir. Bahkan operasi softpower dengan nama deradikalisasi yang sayangnya melibatkan banyak ulama yang ‘gamang’ dan mujahid yang sudah ‘kapok’.
Dan yang paling dahsyat adalah persekongkolan besar yang melibatkan negara-negara adidaya barat dan timur bersama penguasa-penguasa Arab (mungkin juga Israel) untuk menggagalkan kemenangan Mujahidin di Suriah. Pembicaraan soal Kebangkitan Islam ini bisa jadi dilandasi laporan yang disampaikan oleh National Intelligence Council (NIC) Amerika yang berjudul “Mapping The Global Future” (Memetakan Masa Depan Global) dengan memasukkan analisis badan-badan intelejen dari 15 negara.
Laporan tersebut menjelaskan ada empat skenario dunia pada 2020. Pertama, naiknya Cina dan India ke pentas dunia. Kedua, Amerika berperan dalam membentuk dan mengorganisasikan perubahan global. Ketiga, akan kembalinya kekhalifahan Islam, dan Keempat, munculnya lingkaran ketakutan dimana respon agresif terhadap ancaman teroris mengarah pada pelanggaran aturan dan sistem keamanan yang berlaku.
Angka 2020 ini menjadi menarik lagi karena ada fakta bahwa Israel telah mengumumkan rancangan Israel 2020, Malaysia ikut mengumumkan mega proyeknya dengan menjadikan tahun 2020 sebagai sasaran untuk menjadikan sebuah negara maju. Arab Saudi juga mengumumkan perancangannya kota modern di seluruh negara itu dan menargetkannya selesai pada tahun yang sama yaitu 2020.
Ditambah ada data yang disampaikan dalam sebuah blog yang sering menyajikan ‘analisa’ pseudo-scince yakni Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang. Hal mana pasti membawa implikasi besar bagi kawasan ini. China sebagai raksasa yang sedang bangkit akan terusik termasuk Indonesia yang dihuni mayoritas muslim terbesar di dunia. Sedangkan tahun 2020 itu tidak lama. Dalam 6-7 tahun ke depan, Indonesia sudah akan terkurung oleh pangkalan-pangkalan militer AS.
Masalahnya justru Ummat Islam Indonesia sendiri tidak mau menyadari adanya bahaya ini. Malah ada sosialisasi visi Indonesia Emas 2020 yang harus kita analisis secara tajam, apa yang dijadikan motivasinya. Indonesia Emas 2020 merupakan visi besar yang diemban oleh para Ksatria ESQ 165 dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya.
Indonesia Emas yang digadang-gadang oleh Ary Ginanjar ini diharap menjadi isyarat bagi suksesnya penyelesaian masalah pada berbagai aspek kehidupan. Indonesia akan bangkit dari segala ketertinggalan, melesat jauh melebihi negara lain. Namun faktor-faktor yang mendukung terwujudnya Indonesia Emas ini malah timpang, disamping lebih dengan pendekatan materialis tapi juga dipadu dengan menjadikan multi-kulturalisme sebagai kekuatan.
Padahal paham multikulturalisme menurut Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, dalam ceramah ba’da Subuh hari jum’at (24/01/2014) kemarin di PP Al Mukmin Ngruki, adalah paham yang dikloning dari pluralisme dan liberalisme yang nyata-nyta sudah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia Pusat.
Juga ada Visi Indonesia 2030 yang disampaikan Yayasan Indonesia Forum yang dipimpin Choirul Tanjung. Pada awal 2007 di Wisma Negara, visi ini disampaikan kepada Presiden SBY. Visi ini menargetkan income perkapita Indonesia akan mencapai 18.000 dollar AS. Sedangkan MPR RI dalam Tap MPR no. VII/2001 juga telah mencanangkan Visi Indonesia Masa Depan tahun 2020 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Religius, Manusiawi, Bersatu, Demokratis, Adil, Sejahtera, Maju, Mandiri, serta Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara.”
Dengan pemahaman falsafah Pancasila yang pluralistik dan tidak konsisten terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, nampaknya visi-visi tersebut diatas hanya akan menjadi mimpi yang tidak bisa diukur dan dapat dipertanggung-jawabkan. Belum lagi jika kita simpulkan bahwa sebenarnya semua visi 2020 atau 2030 untuk Indonesia adalah dengan mengabaikan Islam. Minimal, pendekatan materialis yang digunakan justru hanya menjadi mantera pemulas tidur bangsa.
Fahmi Suwaidi dalam sebuah buku yang ditulisnya menyatakan bahwa Al Qaeda juga memiliki Masterplan 2020. Penerbit, dalam kata pengantarnya, menyebutkan keberhasilan Al Qaeda dalam menguras tenaga Amerika dan sekutunya dengan "mengundang lawan". Strategi ini juga dikatakan mampu mematahkan frigiditas dan stagnasi gerakan-gerakan Islam kontemporer.
Sementara itu, di Timur Tengah sebagai tempat kelahiran Islam, pemerintah Dubai mengajak semua elemen Dunia untuk mendukung Dubai menjadi tuan rumah World Expo 2020 dimana jalan ke sana sudah mulai terbuka, dengan terpilihnya Dubai sebagai kota paling menarik untuk Investasi pada tahun 2013 kemarin.
Sebuah mega proyek kembali di buat di Dubai, ketika perekonomian dunia berjalan lambat, Dubai kembali membuat proyek-proyek besar, di rencanakan proyek tersebut akan kelar dalam waktu tiga tahun. Pada tahun 2016 nanti warga Dubai dapat berperahu ria di sepanjang jalan Sheikh Zayed, selain itu akan muncul pantai ” jadi-jadian” di taman Safa. Sebuah taman besar yang suka di jadikan tempat kumpul-kumpul para TKI Indonesia.
Beberapa proyek raksasa di Dubai memang di proyeksikan untuk menyambut tahun 2020. Bagi warga Dubai, tentu sudah tidak asing lagi dengan tahun 2020, karena hampir di setiap tempat logo 2020 selalu ada. Begitu yang dilaporkan seorang jurnalis dalam kompasiana.co.
Tapi ingat, jurnalis itu tidak larut dalam kegembiraan dapat hadir di kota yang paling spektakuler tersebut. Ia justru mengingatkan pembaca pada hadits-hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam tentang tanda-tanda Kiamat. Yakni Rasulullah SAW telah bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi, sehingga manusia berlomba-lomba membuat bangunan yang menjulang tinggi”
Kembali pada semangat Ummat Islam Solo tentang 2020, bahwa kiamat tidak terjadi sebelum munculnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Juga munculnya Dajjal serta pembebasan Baitul Maqdis oleh kaum muslimin kembali. Sangat kuat pendapat kami, bahwa Khilafah akhir zaman yang akan kita songsong nanti adalah Khilafah Islamiyah dibawah kepemimpinan Imam Mahdi. Sebagaimana pendapat Ustadz Syihabuddin Al Hafizh, Mudir Ma’had Tahfizhul Qur-an Isy Karima, Karanganyar.
...“Bergabunglah dengan pasukan yang berada di Syam, karena ia merupakan bumi pilihan Allah, hamba-hamba-Nya yang menjadi golongan-Nya memilih pergi ke sana. Siapa yang enggan ke sana, hendaklah pergi ke Yaman dan hendaklah mengambil air dari saluran-saluran airnya, karena Allah telah memberiku jaminan bagi Syam dan penduduknya.” ...
Itu artinya, Malhamatul Kubro akan segera terjadi. Semua pencapaian duniawi yang ditarget lewat visi-visi 2020 yang materialis akan percuma. Semestinya kaum muslimin bersiap menghadapi urusan yang amat besar dan dahsyat itu dengan menyiapkan diri menjadi tentara Alloh, yakni seperti yang banyak disebut dalam hadits sebagai Thaifah Al Manshuroh.
Di Akhir Zaman: Thaifah Mashuroh Ada Di Syam
Kepedulian dan keinginan kita untuk terlibat dalam memenangkan Islam dalam pergolakan Syam, sesungguhnya adalah upaya menyelamatkan nasib diri sendiri dengan mengingat usia dan kemampuan kita yang serba terbatas. Karena sudah seharusnya kita segera bersikap dan fokus berbuat bagi kembalinya kejayaan Islam dan kaum Musimin melalui kemenangan Thoifah Manshuroh di di Syam, sebagaimana hadits Rasululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam dari Abdullah bin Hawalah Al-Azdi dimana Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“سَتُجَنِّدُونَ أَجْنَادًا جُنْدًا بِالشَّامِ وَجُنْدًا بِالْيَمَنِ وَجُنْدًا بِالْعِرَاقِ” فَقَالَ الْحَوَالِيُّ “يَا رَسُولَ اللهِ اخْتَرْ لِي! قَالَ: “عَلَيْكَ بِالشَّامِ، فَإِنَّهَا خِيْرَةُ اللهِ مِنْ أَرْضِهِ فَمَنْ أَبَى فَلْيَلْحَقْ بِيَمَنِهِ، وَلْيَسْقِ مِنْ غُدُرِهِ ؛ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ تَكَفَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ”
“Kalian akan dimobilisasi menjadi beberapa pasukan. Satu pasukan berada di Syam, satu pasukan berada di Yaman, dan satu pasukan berada di Irak.” Al-Hawali bertanya: “Wahai Rasulullah, pilihkan untukku.” Beliau bersabda: “Bergabunglah dengan pasukan yang berada di Syam, karena ia merupakan bumi pilihan Allah, hamba-hamba-Nya yang menjadi golongan-Nya memilih pergi ke sana. Siapa yang enggan ke sana, hendaklah pergi ke Yaman dan hendaklah mengambil air dari saluran-saluran airnya, karena Allah telah memberiku jaminan bagi Syam dan penduduknya.” (HR. Ahmad dan Thahawi dalam Musykilul Âtsâr; Abu Hasan Ar-Rib‘i dalam Fadhâ’ilusy Syâm wa Dimasyqa, dari lima jalur dari Abdullah bin Hawalah secara marfu‘, sebagiannya bersanad shahih)
Wallohu Ta’ala A’lamu bis Showwab. (dbs/Abu Fatih/voa Islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
