Selasa, 10 Zulqaidah 1445 H / 11 November 2014 07:02 wib
6.346 views
Jokowi - Obama : Fokus Menghadapi Terorisme dan Radikalisme di Indonesia
JAKARTA (voa-islam.com) - Sudah dapat diprediksi sebelumnya, pertemuan antara Presiden Jokowi dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, masalah yang paling pokok membahas terorisme dan radikalisme.
Ini sejalan dengan kunjungan Menlu John Kerry, saat menghadiri pelantikan Jokowi, meminta Indonesia berpartisipasi menghadapi ISIS.
"Ya, memang kalau Amerika (AS, Red) tadi memang lebih banyak mengarah misalnya ke terorisme dan radikalisme," kata Presiden Jokowi kepada wartawan di hotel tempatnya menginap di Beijing, Senin malam.
Presiden Jokowi di sela-sela pertemuan puncak Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC), mengadakan serangkaian pembicaraan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara APEC.
Presiden Jokowi mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden Obama tersebut, dirinya mengatakan bahwa penanganan terorisme dan radikalisme di Indonesia berbeda dengan negara-negara lainnya.
"Kami juga menyampaikan bahwa kita mempunyai pengalaman dan juga cara pendekatan yang berbeda, negara lain pendekatannya hanya keamanan, kita punya pendekatan keagamaan dan budaya itu yang membedakan. Itu saya sampaikan dan mereka memberikan penghargaan atas pendekatan-pendekatan itu," kata Presiden.
Menurut Presiden, topik pembicaraan pertemuan bilateral dengan pemimpin negara lainnya lebih banyak diisi terkait pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Presiden Jokowi berkeinginan agar negara-negara lain turut berkontribusi bagi pembangunan infrastruktur Indonesia. Hal ini menurut Presiden Jokowi, ia sampaikan dalam setiap pertemuan bilateral.
Menurut Presiden, empat negara menyambut baik hal itu. "Dari Tiongkok akan konkret, yang dari Jepang akan konkret, yang ekspansi dari Korea juga akan konkret, Rusia juga akan konkret," kata Presiden Jokowi lagi.
Selain dengan Presiden Obama, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Jepang Sinzho Abe, Presiden Korea Park Gyeun-hye, dan Presiden Vietnam Truong Tan Sang.
Tahun 2015, Indonesia akan masuk dalam pasar bebas AFTA (Asia Free Trade Area), di mana sudah tidak ada barier (hambatan) bagi arus barang, modal, dan sumber daya manusia, bebas bergerak ke seluruh kawasan Asia. Termasuk Indonesia. Inilah masalah pokok yang akan dihadapi bangsa. [jj/dbs/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!