Senin, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 17 Agutus 2020 20:05 wib
7.767 views
5 Orang Tewas Dalam Serangan Al-Shabaab di Hotel Elite Somalia
MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Sedikitnya lima orang tewas dalam serangan senjata dan bom oleh pejuang Al-Shabaab di sebuah hotel tepi pantai kelas atas di ibu kota Somalia pada Ahad (16/8/2020), kata para pejabat dan saksi mata.
Pasukan keamanan berjuang untuk mendapatkan kembali kendali atas Hotel Elite di daerah pantai Lido di Mogadishu beberapa jam setelah serangan dimulai, dan para penyerang tampaknya telah menyandera, kata pejabat keamanan pemerintah Ahmed Omar kepada AFP.
"Masih ada tembakan sporadis dan informasi awal yang kami terima menunjukkan lima orang tewas dan lebih dari 10 lainnya luka-luka," ujarnya.
"Korban tewas bisa bertambah karena ledakan itu besar-besaran dan ada penyanderaan yang terlibat."
Selain lima korban, tiga penyerang tewas - satu dalam ledakan bom mobil dan dua lainnya dalam baku tembak dengan pasukan keamanan, menurut sumber keamanan yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk memberi pengarahan. media.
Setidaknya dua penyerang lagi berkeliaran di hotel, kata sumber itu.
Petugas ambulans di lokasi kejadian melaporkan sedikitnya 28 orang luka-luka.
Saksi mata mengatakan serangan itu dimulai dengan ledakan besar dan orang-orang lari dari daerah itu karena suara tembakan terdengar dari hotel, yang sering dikunjungi oleh pejabat pemerintah.
"Ledakan itu sangat besar dan saya bisa melihat asap di daerah itu. Ada kekacauan dan orang-orang mengungsi dari gedung-gedung di dekatnya," kata saksi Ali Sayid Adan.
Korban tewas termasuk pejabat pemerintah Abdirasak Abdi, yang bekerja di kementerian informasi, kata rekannya Hussein Ali.
Al-Shabaab mengatakan mereka melakukan serangan itu, menurut pernyataan yang diterjemahkan oleh SITE Intelligence Group.
Pernyataan itu mengklaim para pejuangnya "mengambil kendali atas hotel" dalam "operasi mencari syahid".
Hotel ditargetkan
Somalia jatuh ke dalam kekacauan setelah penggulingan rezim militer Presiden Siad Barre pada tahun 1991, yang menyebabkan perang suku selama bertahun-tahun diikuti dengan kebangkitan Al-Shabaab yang pernah menguasai sebagian besar negara dan Mogadishu.
Al-Shabaab diusir dari ibu kota pada 2011, tetapi mereka masih tetap menguasai wilayah pinggiran dan pedesaan. Kelompok ini terus berperang melawan pemerintah, melakukan serangan rutin pada pasukan keamanan Somalia dan Uni Afrika serta aparat pemerintah.
Minggu lalu empat pejuang Al-Shabaab yang ditahan di penjara pusat Mogadishu tewas dalam baku tembak sengit dengan pasukan keamanan setelah mereka entah bagaimana berhasil mendapatkan senjata di dalam fasilitas itu.
Kelompok itu telah menargetkan hotel beberapa kali selama bertahun-tahun, termasuk pada Februari 2019 ketika menewaskan sedikitnya 20 orang dalam sebuah bom mobil dan serangan senjata di sebuah hotel di Mogadishu yang berlangsung selama hampir 24 jam.
Sebulan sebelumnya, Al-Shabaab menewaskan 21 orang dalam pengepungan di sebuah hotel kelas atas di ibukota Kenya Nairobi, serangan yang menyoroti kemampuannya untuk memperluas jaringannya di luar perbatasan Somalia.
Serangan besar terakhirnya di Mogadishu terjadi pada Desember 2019, ketika membunuh 81 orang dengan meledakkan kendaraan yang berisi bahan peledak.
Tidak jelas apakah jeda relatif tahun ini mencerminkan peningkatan kapasitas di pihak pasukan keamanan Somalia atau perubahan strategi oleh Al-Shabaab, kata Omar Mahmood, analis senior Somalia untuk International Crisis Group.
Selama setahun terakhir pasukan Somalia telah terlibat dalam serangan di dekat wilayah Shabelle Bawah yang dirancang untuk menghalangi upaya Al-Shabaab untuk memindahkan senjata ke ibu kota, kata Mahmood.
Tetapi telah terjadi "peningkatan aktivitas" di Mogadishu sejak akhir Juni termasuk serangan jibaku yang menargetkan fasilitas pemerintah dan militer, katanya.
Penyataan tanggung jawab yang didistribusikan hari Ahad menekankan bahwa Hotel Elite "dihuni oleh sejumlah besar pejabat pemerintah".
"Ini semacam kembali ke serangan yang biasa mereka lakukan," kata Mahmood.
"Al-Shabaab melihat hotel-hotel ini sedikit banyak sebagai perpanjangan dari pemerintah, jadi mereka ditargetkan dengan cara itu." (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!