Sabtu, 13 Jumadil Awwal 1447 H / 17 Juli 2010 13:44 wib
  37.253 views
								
							
								
								Farid Okbah: 'Mereka  Bertanggung Jawab kepada Allah Atas Setiap Kesalahan ESQ'
								Kontroversi  Training Leadership ESQ Ary Ginanjar menghebohkan publik setelah difatwa  sesat oleh Mufti Malaysia, 10 Juni 2010 lalu.
Berita kontroversi  ESQ ini sebenarnya terlambat panas. Karena sejak lima tahun silam, kritik tajam dan penilaian negatif terhadap ESQ telah disuarakan secara lantang oleh ulama Bekasi, Al-Ustadz Farid Achmad Okbah.
Setelah mengikuti  training ESQ tahun 2006 dan membaca buku-buku ESQ, pengasuh pesantren  dai di kawasan Pondok Gede Bekasi ini menyampaikan nasihat dan koreksi  tertulis kepada Ary Ginanjar. Karena dinilai tidak ada respon maupun  perbaikan ESQ, ustadz yang fasih berbahasa Arab dan Inggris inipun bersuara  lantang menjawab berbagai pertanyaan umat seputar ESQ.
Ditemui  voa-islam.com di Masjid Jami’ Al-Azhar Kalimalang Bekasi, (16/7/2010) pengurus Dewan  Dakwah DKI Jakarta ini berbagi pengalaman dan ilmunya mengenai ESQ.  Berikut petikannya:
Pelatihan ESQ Ary  Ginanjar yang difatwa sesat oleh Mufti Malaysia. Bagaimana pendapat Ustadz?
Menurut saya, fatwa itu agak terlambat. Saya telah  membuat beberapa catatan kritik terhadap ESQ tahun 2006 yang lalu.
Pada  acara ESQ yang diadakan di hotel Melia Mega Kuningan tahun 2006, saya  tercatat sebagai peserta gelombang ke-46 selama 4 hari. Setelah saya  mengikuti secara keseluruhan saya membuat catatan-catatan kepada saudara  Ary Ginanjar sebagai nasihat. Saya berharap akan adanya  perbaikan-perbaikan, sehingga saya sampaikan secara objektif, mengenai  kelebihan dan kekurangan yang ada dalam ESQ, serta hal-hal yang  bertentangan dengan Syariat Islam.
Nasihat saya sampaikan secara  tertulis kepada Pak Ary Ginanjar melalui sekretarisnya, yaitu Pak Hasan.  Akan tetapi sejak tahun 2006 sampai sekarang sepertinya belum ada  perubahan-perubahan yang terjadi dalam ESQ ini. Maka saya tidak kaget  kalau kemudian ada fatwa dari Mufti Malaysia yang menyatakan kesesatan  ESQ itu, karena saya juga menemukan hal-hal yang seperti itu.
Yang  saya ketahui, saudara Ary Ginanjar selalu menyatakan, “Ini adalah  training manajemen bukan training agama.”  Pernyataan ini telah  berkali-kali dia sampaikan. Padahal di dalam training itu hampir  seluruhnya berkaitan dengan agama. Masalahnya, argumentasi tentang agama  inilah yang bermasalah.
Kita tidak mempermasalahkan training  manajemennya. Tetapi kalau apa yang disampaikan itu berkaitan dengan  masalah agama, maka menjadi kewajiban kita untuk meluruskan.
Yang  perlu digarisbawahi, bahwa kebenaran itu hanya satu. Tidak dua, atau  tiga atau lebih. Allah menyebutkan hanya ada dua jalan.
Jalan yang pertama, dalam surat An-Nisa’ 115 Allah menyebutkan adanya jalan kebenaran yang ditempuh orang-orang mukmin:

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Di  ayat lainnya, dalam surat Al-An’am 55 Allah menyebutkan adanya jalan  yang kedua yaitu jalannya orang-orang pembuat dosa:

“Dan  demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan  orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang  berdosa.”
Nah, saya melihat kecenderungan dalam training ESQ  ini bukan jalan yang pertama, tapi cenderung pada jalan yang kedua.  Sehingga kita harus meluruskannya.
…Karena  kesalahan itu  dilakukan di depan umum, maka koreksinya juga harus  dilakukan di depan  umum…
Dulu saya sampaikan nasihat  secara langsung tapi tidak didengar. Maka ketika di radio Dakta FM  beberapa kali saya ditanya tentang ESQ, saya pun menjelaskan  kekeliruannya sebagai upaya untuk meluruskan.
Karena kesalahan itu dilakukan di  depan umum, maka koreksinya juga harus dilakukan di depan umum, sehingga  tidak cukup untuk melakukannya secara tersembunyi. Saya sudah nasihati  secara tersembunyi tapi tidak ditanggapi, maka saya berkewajiban untuk  menjelaskan kepada umat. Kapan saja saya ditanya tentang training ESQ,  maka saya akan terangkan apa adanya.
Bahkan dalam satu pengajian  ibu-ibu di Cibubur, Jakarta Timur, beberapa anak muda utusan ESQ datang  mengikuti pengajian dengan pakaian yang bagus dan menarik. Mereka  menawarkan pelatihan ESQ. Maka kepada utusan ESQ ini saya sampaikan  berbagai masalah dalam training ESQ. Para utusan ESQ itu pun pulang tak  bisa menjawab.
Upaya kita dalam menasehati ini bukan untuk  meruntuhkan atau menghancurkan, tetapi untuk memperbaiki. Kalau memang  ditemukan bukti adanya kesalahan, terimalah nasihat itu lalu perbaikilah  apa yang ada. Karena bagaimanapun saudara Ary ini mengatasnamakan  Islam, dengan membawa ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.
…Upaya  kita dalam menasehati ini bukan untuk meruntuhkan atau menghancurkan,  tetapi untuk memperbaiki…
==============================================
BIODATA:
Nama Lengkap: 
Farid Achmad Okbah
Tempat & tanggal lahir:
Bangil, 5 Mei 1963
Pendidikan: 
Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (ABA) tahun 1983, Akademi Bahasa Asing tahun 1987, S2 Politik Islam tahun 2002.
Pengalaman Dakwah: 
Direktur Islamic Centre Al-Islam (pesantren khusus para dai); Pengasuh kajian Tauhid Radio DAKTA FM; Imam Islamic Society Dee Why Sydney - Australia (sampai tahun 1992), PP Al-Irsyad Al-Islamiy (jabatan terakhir Ketua Majelis Dakwah Tingkat Nadional), Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) DKI Jakarta.
==============================================
Apakah  ada perbedaan antara apa yang ditulis dalam buku ESQ dengan apa yang  didasarkan dalam pelatihan ESQ?
Saya tidak meneliti secara  mendalam  sebagai perbandingan apakah yang ada di buku berbeda dengan  apa yang disampaikan dalam pelatihan ESQ. Tetapi inti masalahnya, ada  persamaan antara apa yang ditulis dalam buku  dengan apa yang  disampaikan dalam pelatihan ESQ, antara lain sama-sama menekankan untuk  berakhlak dengan akhlak Allah.
Ary Ginanjar selalu membawakan  hadits “Takhallaquu bi-akhlaaqillaah” (berakhlaklah kalian dengan  akhlak Allah). Pernyataan ini disampaikan dalam pelatihan ESQ maupun  dalam buku. Di bagian terakhir buku itu didoktrinkan tentang Asmaul  Husna yang harus diikuti. Padahal ini adalah penyimpangan.
Kita  diperintahkan oleh Allah untuk mengikuti akhlak Rasulullah  shallallahu  ’alaihi wasallam. Dalam surat Al-Ahzab 21 Allah memerintahkan:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu  suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat  Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Jadi  kewajiban kita adalah mengikuti akhlak Rasulullah bukan untuk mengikuti  akhlaq Allah. Karena Allah adalah Sang Maha segala-galanya, maka jangan  disamakan dengan manusia. Kita diperintahkan untuk mengikuti akhlaq  Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bahkan Allah memuji akhlak  Rasulullah dalam surat Al-Qalam 4: 

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang  agung."
…kesalahan terbesar yang dilakukan saudara Ary  Ginanjar adalah mendoktrinkan supaya kita mengikuti akhlak Allah dan itu  jelas keliru…
Nah, kesalahan paling besar yang dilakukan  oleh saudara Ary Ginanjar adalah mendoktrinkan dalam buku maupun kajian  yang ada di dalam forum itu supaya kita mengikuti akhlak Allah dan itu  jelas keliru.
Hadits “Takhallaquu bi-akhlaaqillaah” yang  dibawakan itu adalah hadits palsu. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan  kepalsuan hadits ini dalam kitab Al-Fawa’id. Ungkapan ini bukan  hadits Nabi, tapi ucapan Yahya bin Mu’adz. Karena ungkapan ini bukan  hadits, maka tidak bisa dijadikan pedoman.
Kewajiban kita adalah  mengikuti akhlak Rasulullah. Mengikuti akhlak Allah adalah indikasi  ajaran sufi. Inilah kesalahan dasar Ary Ginanjar yang harus diluruskan.  Dan Ary Ginanjar harus melakukan koreksi total terhadap ESQ-nya sebelum  menyebar lebih luas lagi.
…Mengikuti akhlak Allah adalah  indikasi ajaran sufi. Inilah kesalahan dasar Ary Ginanjar yang harus  diluruskan…
Setiap orang yang terlibat dalam training ESQ  bertanggung jawab kepada Allah ketika mereka mengajarkan kebatilan dan  ketidakbenaran, kemudian diikuti oleh orang banyak.
Bagaimana penilaian Ustadz terhadap materi pelatihan ESQ?
Pada saat saya mengikuti  pelatihan ESQ, saudara Ary Ginanjar menyebutkan, “Wahai Muhammad, tidak  Kuciptakan seluruh alam semesta ini kecuali untukmu.”
Saya sangat  kaget, saat itu jantung saya berdebar kayak mau copot. Karena ini ada  penyimpangan yang sangat fatal sekali. Ajaran inilah indikasi tashawuf  yang menyimpang itu.
Orang-orang shufi yang sesat ingin  mengultuskan Rasulullah SAW, dan menempatkannya melebihi daripada  porsinya. Ini jelas penyimpangan. Padahal Rasulullah SAW bersabda,  “Janganlah kalian mengultuskan aku seperti orang Nashara mengultuskan  Nabi Isa bin Maryam. Sungguh aku adalah hamba Allah dan rasul-Nya.”
Dalam  hadits ini Nabi mencegah umatnya supaya tidak mengultuskan beliau  melebihi porsi hamba Allah dan rasul-Nya.
Jelas ini sangat  bertentangan dengan Al-Qur’an. Dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah  menyatakan:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah  kepada Allah SWT, bukan untuk Muhammad SAW. Kalau tidak dalam misi  penelitian, saya akan tinggalkan acara yang salah fatal itu.
Dalam  buku ESQ, Ary Ginanjar mengimbau agar pembaca mempergunakan suara hati  yang terdalam sebagai sumber kebenaran. Bagaimana pendapat Ustadz?
Membaca imbauan saudara Ary Ginanjar itu, saya teringat perkataan  Imam Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lamin-Nubala’ yang  menukil ungkapan Abu Qilabah, seorang ulama Tabi’in. Beliau mengatakan, “Idza  qaala rajulun da’na minas-sunnah haat Al-Qur'an, fainnahu dhool” (kalau  ada orang mengatakan: tinggalkan As-Sunnah, kita kembali kepada  Al-Qur'an saja, maka sesungguhnya dia adalah orang tersesat). Jadi orang  yang ingin kembali kepada Al-Qur'an tanpa As-Sunnah, adalah indikasi  orang tersesat.
Imam Adz-Dzahabi mengomentari ungkapan tersebut  sbb:
“Kalau kamu temui orang mengatakan: kita tinggalkan  Al-Qur'an dan Sunnah, kita pakai akal saja, maka ketahuilah dia adalah  Abu Jahal. Lantas bila ada orang berkata: jangan pakai Al-Qur'an, Sunnah  dan akal sehat, cukup memakai perasaan dan hati nurani saja, maka  ketahuilah bahwa orang itu adalah iblis. Kalau kamu berani, injaklah  dadanya dan bacakan Ayat Kursi karena orang itu kerasukan iblis.”
…Bila  ada orang berkata: jangan pakai Al-Qur'an, Sunnah dan akal sehat, cukup  memakai perasaan dan hati nurani saja, maka ketahuilah bahwa orang itu  adalah iblis…
Memang betul, ada hadits Nabi yang menyebutkan,  “Bertanyalah kepada qalbumu meskipun orang banyak memfatwakan.” Tapi  ini berlaku dalam perkara yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dan  Sunnah, dan dalam kondisi yang tidak ada ulama. Jadi bertanya kepada  qalbu itu boleh dilakukan setelah berusaha untuk memahami Al-Qur'an dan  Sunnah secara mendalam.
Tapi jika agama, ajaran akidah dan  syari’ah semuanya dikembalikan kepada hati nurani, maka ini jelas  penyimpangan. Kata Imam Adz-Dzahabi, orang ini adalah iblis. Na’udzubillah  min dzalik.
Dalam buku ESQ Ary Ginanjar menyebut  Nabi  Muhammad sebagai pemimpin yang sangat mengandalkan logika dan suara  hati. Bagaimana tanggapan Ustadz?
Logika dan nurani manusia  itu sangat relatif dan subjektif. Kalau logika dan hati nurani itu  diandalkan, lantas logika dan hati nurani siapa? Karena logika dan hati  nurani setiap manusia itu berbeda satu sama lainnya.
Makanya dalam surat An-Nisa ayat 165 Allah menyebutkan:

"Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Maka tidak betul omongan seperti itu. Atas dasar apa  dia ngomong seperti itu? Ini wahyu Ilahi yang harus dikembalikan kepada  Al-Qur'an. Ajaran-ajaran yang disampaikan Rasulullah SAW, semuanya  diperoleh dari wahyu Allah SWT. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4:

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
…Mana dalilnya sehingga Ary Ginanjar berani mengatakan  bahwa Rasulullah sangat mengandalkan logika dan suara hati? Ini jelas  penyimpangan…
Darimana dalilnya sehingga Ary Ginanjar berani  mengatakan bahwa Rasulullah sangat mengandalkan logika dan suara hati?  Tidak ada ayat yang mengatakan itu dalam Al-Qur'an. Ini jelas  penyimpangan.
Jadi, apa kesimpulan Ustadz setelah membaca buku  ESQ dan mengikuti training ESQ Ary Ginanjar?
Ya, saya  katakan sesat dalam kandungan ajarannya itu. Selain sesat, juga  mengandung  penyimpangan-penyimpangan. Di  antara penyimpangan itu dia  menggunakan training itu dengan musik-musik. Mana mungkin untuk  kebenaran diajarkan dan dikembangkan melalui salah satu bentuk  penyimpangan.
Musik-musik itu memanggil setan. Makanya Ibnu Mas’ud ketika menjelaskan ayat :

"Dan orang-orang yang beriman itu menjauhkan diri dari hal yang sia-sia)."
Kata Ibnu Mas’ud, “laghwun” atau hal yang sia-sia yang dimaksud dalam surat Al-Mukminun ayat 3 itu adalah musik-musik."
Makanya, kalau Ary Ginanjar bermaksud menyampaikan kebenaran tapi  dilakukan dengan cara yang salah yaitu menggunakan musik-musik, itu  justru menambah daftar penyimpangan lagi.
Apalagi kemudian dalam  training ESQ bercampur antara laki-laki dengan perempuan yang tidak  pakai jilbab. Makan sambil berdiri, dan seterusnya. Apakah seperti ini  ajaran Islam? Nas’alullooha al-‘afiyah.
Kalau training  ESQ sesat, kenapa dari 14 mufti Malaysia hanya satu mufti saja yang  memfatwakan kesesatan ESQ, sementara 13 mufti lainnya mendukung ESQ?
Sama juga dengan Indonesia. Berapa banyak ulama di indonesia yang  tidak mengoreksi konsep penyimpangan pada training ESQ Ary Ginanjar? Apa  berarti itu bukti kebenaran karena banyaknya orang yang tidak  menyalahkan pelatihan ESQ?
Ketika segelintir orang termasuk saya  mulai tahun 2006 bersuara lantang menyatakan kesesatan ESQ, publik tidak  mempermasalahkan. Kenapa  sekarang baru ramai ketika itu yang memfatwa  sesat ESQ itu mufti Malaysia?
Ingat, sedikit dan banyaknya orang  tidak menjadi ukuran suatu kebenaran. Kata Ali bin Abi Thalib, “Ukuran  kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang. Tapi kenalilah kebenaran,  niscaya kamu akan tahu siapa yang di atas kebenaran itu.
Bagaimana  dengan para tokoh yang mendukung dan merekomendasikan pelatihan ESQ?
Mereka  bertanggung jawab di hadapan Allah, setiap kesalahan yang  timbul dari ESQ itu, atas rekomendasi mereka, maka mereka akan diminta  pertanggungjawabannya di hadapan Allah karena telah diikuti oleh orang  banyak.
Makanya para tokoh harus berpikir jernih. Jangan asal  ngomong dan jangan asal merekomendasikan. Dan jangan melakukan penilaian  masalah agama karena tertarik atas penampilannya tapi lihat ajarannya.
Bagaimana dengan kaum muslimin yang pernah mengikuti training ESQ  ini? 
Bila sudah pernah mengikuti ESQ karena  informasi-informasi yang di antaranya mengandung kesalahan-kesalahan  yang sudah masuk ke dalam kepada pemikiran-pemikiran maupun keyakinan  mereka, saya nasihatkan beberapa hal: Pertama, mereka harus  bertaubat kepada Allah dari apa yang diajarkan oleh Ary Ginanjar.
…rendah  hati mengakui kesalahan dan bertaubat itu jauh lebih baik daripada  berlanjut terus dalam kesalahan-kesalahan…
Kedua, berusaha untuk memperbaiki apa yang menjadi kesalahan itu, di antaranya  menyangkut masalah akidah, ibadah ataupun akhlak. Semuanya harus  diperbaiki supaya tidak terbawa oleh kesesatan yang ada dalam ESQ.
Kemudian   yang ketiga, mereka harus lebih mendalami agama sesuai dengan  yang diajarkan oleh Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Kalau kita tulus kepada Allah, maka rendah hati mengakui kesalahan  dan bertaubat itu jauh lebih baik daripada berlanjut terus dalam  kesalahan-kesalahan. Ittaqillah haitsuma kunta. [taz, badru,  adrian/voa-islam.com]
Baca      berita terkait:
- 27      Penyimpangan ESQ Ary Ginanjar Versi Nahimunkar.com.
 
- ESQ  Merusak Akidah Karena Jadikan Suara Hati Sebagai Sumber Kebenaran.
 
- Nasihat   Alumnus ESQ untuk Ary Ginanjar Agustian.
 
- Farid  Okbah: 'Mereka Bertanggung Jawab kepada Allah Atas Setiap Kesalahan  ESQ.'
 
- Amin    Djamaluddin: Ajaran ESQ Ary Ginanjar tentang Asma Allah Jelas    Menyimpang.
 
- ESQ      Ary Ginanjar Difatwa Sesat Karena Merusak Aqidah dan Menghina Nabi.
 
- Kutipan     Fatwa Mufti Malaysia tentang Kesesatan ESQ Ary Ginanjar.
 
- Dewan  Dakwah Bantah Dukung ESQ Ary Ginanjar.
 
- Akhirnya  Ary Ginanjar Akui Kekeliruan ESQ.
 
- Klarifikasi  ESQ Soal Masukan Berharga Ustadz Farid Okbah kepada Pak Ary Ginanjar.
 
- Paduan  Suara Lagu 'Asma' Para Pembela ESQ Ary Ginanjar.
 
		
								
								
								Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!