Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
35.226 views

Strategi Katolik Van Lith: Meminggirkan Melayu, Membiarkan Mistik Jawa

SOLO (voa-islam.com) – Bertumbuh kembangnya misi Katolik di Jawa tidak dapat dipisahkan dari kiprah Fransiscus Georgis Josephus van Lith atau dikenal dengan Frans van Lith. Ia adalah seorang imam Yesuit asal Oirschot, Belanda yang meletakkan dasar Katolik di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Ia pula mengkristenkan Jawa dan menumbuhkan misionaris dari kalangan pribumi. Ia datangi keluarga bangsawa di sekitar Kraton Yogyakarta dan Pakualam.

Dengan didapatkannya bibit unggul dari kalangan priyayi, telah melahirkan kelompok elit baru yang menjadi panutan di lingkungannya masing-masing. Usaha Van Lith tidak sia-sia. Terbukti pada tahun 1940, Mgr. Soegijopranoto ditahbiskan sebagai uskup pribumi pertama di Indonesia.

Van Lith lah, misionaris yang membabtis orang-orang Jawa pertama di Sendangsono, mendirikan sekolah guru di Muntilan, memperjuangkan status pendidikan orang pribumi pada masa pendudukan colonial Belanda. Pada 14 Desember 1904, Van Lith membaptis 171 orang desa dari daerah Kalibawang di Sendangsono, Kulon Progo. Peristiwa ini dipandang sebagai lahirnya Gereja diantara orang Jawa, dimana 171 orang menjadi pribumi pertama yang memeluk Katolik. Lokasi pembatisan ini yang sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono.

Ketokohan Van Lith ini dikenang secara khusus oleh kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Yogyakarta pada tanggal 10 Oktober 1989. Dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan puluhan ribu umat Katolik di stadion Kridosono Yogyakarta, Paus Paulus Yohanes II menyampaikan, bahwa kedatangannya adalah untuk mengenang mereka yang telah meletakkan dasar bagi umat Katolik di Pulau Jawa, yaitu Romo Van Lith dan dua orang muridnya, Mgr. Soegijapranata dan IJ Kasimo.

Tahun 1904, Van Lith menkonsentrasikan kegiatannya pada pengembangan sekolah. Sejalan dengan kebijakan politik etis Belanda, peran guru menjadi sangat sentral dalam masyarakat. Apalagi Van LIth mulai merasakan keberhasilan misi dalam menkonversikan keagamaan pada murid di Kolese Xaverius.

Pembukaan sekolah-sekolah desa sejak tahun 1907 merupakan permulaan riil dari pendidikan massal mengikuti cara Barat di seluruh wilayah Hindia Belanda, tebukti mendatangkan peluang kerja yang besar bagi jebolan sekolah Muntilan. Anak-anak lelaki yang masuk sekolah ini semuanya muslim. Mereka semua tamat sebagai orang Katolik. Tahun 1940, Mgr. Soegijapranata ditahbiskan sebagai uskup pribumi pertama di Indonesia.

Inkulturasi Ala Van Lith

Meskipun pendidikan menjadi strategu utama Van Lith dalam melakukan penetrasi misi Katolik ke kalangan pribumi, akan tetapi Van Lith juga tidak melupakan strategi kebudayaan yang diharapkan dapat mengembangkan Katolik di Jawa. Itulah sebabnya Van Lith mengadopsi unsure-unsur budaya Jawa yang sudah dilepaskan unsur keislamannya.

“Strategi Yesuit atau misi Katolik pada paruh abad ke-20, hal yang dianggap penting adalah penyesuaian dengan budaya Jawa. Semua konfrontasi langsung dengan agama Islam mesti dihindari.” Demikian Kareel Steenbrink dalam tulisannya.

Bagi Van Lith, orang Jawa yang masuk Katolik justru disarankan untuk menjauhkan diri dari kebudayaan Eropa, karena masuk Katolik bukan berarti menerima peradaban Barat. Sebaliknya, orang Katolik justru harus melanjutkan hidupnya dalam kebudayaan Jawa.

Beberapa langkah pragmatis Van Lith dalam mengintervensi budaya Jawa diantaranya adalah dengan menghadiri selamatan orang Islam, terus melaksanakan khitan, yang pada umumnya bukan merupakan hal yang sulit bagi orang-orang Katolik, asal mereka tidak diwajibkan mengikuti doa Islam yang dipakai di acara itu.

Van Lith menyadari bahwa proses Islamisasi yang belum selesai di Pulau Jawa memberikan peluang yang besar untuk misi penginjilan secara luas. Oleh karena itu, Van Lith melakukan sekularisasi budaya Jawa, yaitu memilahkan unsur-unsur pembentuk budaya Jawa dan menyingkirkan variable Islamnya, Penolakan terhadap pengajaran bahasa Melayu juga dimaksudkan untuk mencegah masuknya pengaruh Islam, sebab bahasa Melayu identik dengan pengembangan dakwah Islam.

Uniknya, Van Lith pernah mengusulkan supaya orang Katoliok dikawinkan oleh penghulu, karena penghulu tidak dianggapnya sebagai pegawai atau pejabat agama, tetapi sebagai sipil saja: selama penghulu mengawinkan tanpa formula Islam, maka mestinya orang Katolik tetap kawin dihadapan penghulu.

Eksperimen budaya yang dilakukan Van Lith memang tidak selamanya berhasil. Upaya untuk menikahkan pasangan Katolik dihadapan penghulu tidak pernah direalisasikan. Meski demikian, pemisahan antara budaya Jawa dengan Islam terus berjalan intensif. Generasi Katolik Pribumi didikan Van Lith terbukti mampu melahirkan banyak tulisan mengenai budaya Jawa. Sebut saja tulisan tentang tarian-tarian orang Jawa, Masjid di Jawa, gamelan, rumah pangeran Jawa dan Gereja Katolik bergaya Jawa. Artikel-artikel tersebut dimuat dalam majalah St. Claverbond yang terbit 10 kali setiap tahun.

Ada satu karya tulis dari pastur Jesuit yang dianggap mampu menangkap inti dari kebudayaan Jawa, yaitu disertasi dari Petrus Joshepus Zoetmulder yang terbut di tahun 1935 (telaah Serat Centhini dan karya sastra suluk Jawa).

Mengenai Zoetmulder ini, Prof. Mukti Ali sampai harus member catatatn khusus. Pastor Zoetmulder dengan serius mempelajari agama-agama di Jawa termasuk Islam, khususnya Islam Jawa. Ia juga membahas aspek-aspek mistik Islam dan mistis Islam Jawa.

Mengikuti Van Lith, pastor Zoetmulder berupaya meminggirkan peran Islam dalam membentuk theology Jawa, dan menjadikan pandangan Atman dari tradisi Hindu sebagai actor utama pembentuk theology Jawa.

Misionaris Lain

Selain Van Lith – untuk wilayah Yogyakarta, ada nama lain yang menjadi pioneer misi Katolik di Pulau Jawa. Tokoh misionaris itu adalah Pastor Henri Van Driessche, seorang berkebangsaan Belanda yang berkomunikasi secara lancar dalam bahasa Jawa. Dengan bahasa Jawa halus, ia telah menempatkan orang Jawa pada posisi yang dihormati. Bahkan Pastor Henry berusaha untuk melebur/menyatu dengan kultur Jawa demi menjalankan misinya. Melantunkan tembang Jawa dengan kearifan lokal, salah satunya.

Pastor Henry Van Driessche memulai pengajaran agama Katolik untuk masyarakat Yogyakarta di rumah R.P. Himawidjaja (orang tua salah satu siswa kolese Muntilan). Meskipun jumlah siswa saat itu masih sedikit, jerih payah pastor Henry membuahkan hasil. Pada 5 Agustus  1915, ia mulai melakukan pembatisan, yang kemudian disusul dengan pembatisan baru terhadap 13 orang dewasa pada Juli 1916.

Lebih lanjut, seiring dengan semakin banyaknya jemaat, Pastor Henry mulai memikirkan perlunya suatu tempat ibadah khusus bagi orang-orang Jawa, sebab gereka yang ada, yaitu Santo Fransiskus Xaverius terlalu kecil untuk menampung umat Eropa dan Jawa secara bersama-sama. Untuk itu Henry mengatur sebuah ruangan yang cukup besar sebagai tempat ibadat yang kemudian cikal bakal Gereja katolik Santo Yusup Secodiningratan. [desastian]

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Liberalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X