Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.830 views

Ibu, Ambil Kembali Wewenangmu Mendidik Anak (Kritik terhadap Kebijakan Pendidikan Nasiona)

 

Oleh: Mimin Nur Indahsari

“Al ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq. Ibu adalah sebuah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik“.

Begitu pentingnya peran Ibu terhadap proses pendidikan anak dan tumbuh kembangnya dalam menyongsong kehidupan sesuai dengan tuntunan syari’at Islam. Tentu hal itu tidaklah mudah, selain butuh perjuangan dalam menyelami lautan ilmu pengetahuan, juga butuh kesabaran untuk membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Namun sayang, masih banyak Ibu yang tak memahami peran strategisnya sebagai pendidik generasi. Ditambah propaganda gender membuat Ibu rela meninggalkan buah hati demi seteguk kenikmatan duniawi.

Maka wajar jika kita temui hari ini, kondisi generasi yang minim takwa, rendah akhlak dan rusaknya karakter diri (kepribadian) hingga menjadi pribadi yang tak manusiawi. Mulai dari bullying, tawuran pelajar, pergaulan bebas, tindakan asusila, korupsi, tindakan kriminal, perampasan aset Negara, keserakahan manusia hingga berimbas pada banyaknya kemiskinan dan berbagai persoalan lainnya.

Sistem Pendidikan Sekular

Nyatanya sistem kapitalisme dengan asasnya sekulerisme berhasil mengubah orientasi pendidikan hari ini. Tujuan pendidikan harus diarahkan untuk kepentingan ekonomi. Karenanya keberhasilan pendidikan hanya diukur dari berapa banyak lulusan yang diterima di dunia kerja.

Mengentaskan kemiskinan menjadi alasan kuat dari target pendidikan sekular. Namun gelombang kemiskinan tak sekedar persoalan pendidikan. Ada  persoalan lain seperti money politik, kesenjangan ekonomi, dan sosial. Bahkan hasil survei menyatakan bahwa 1 % orang kaya RI kuasai 50% asset Nasional yang dilansir dari Tempo.co (10/10/2019).

Telah jelas, sistem kapitalisme lah biang kerok dari semua persoalan. Manusia memang butuh pekerjaan. Seperti para ayah yang berkewajiban mencari nafkah. Namun, pekerjaan bukanlah tujuan dari penddikan. Tujuan mulia pendidikan adalah mencetak generasi terdidik, tak sekedar cerdas atau mendapat pekerjaan bergengsi, tapi juga berkarakter (kepribadian) baik. Sehingga dengan ilmu dan kecerdasannya ia mampu memimpin bumi pertiwi sesuai dengan perintah Ilahi Robbi (Allah SWT).

Sementara, proyek deradikalisasi terus menghantui dunia pendidikan hingga hari ini. Bahkan ada rencana penggabungan mata pelajaran PAI dan PKN yang Dilansir dari Jawapos.com (19/06/2020).

Apabila kita cermati, wacana peleburan dua mata pelajaran ini terungkap dari beredarnya slide FGD yang digagas oleh Kemendikbud. Memang, Nadiem Makarim telah menggagas konsep merdeka belajar episode 1. Tahun 2021, Materi UN akan diubah menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.

Asesmen kompetensi minimum mencakup literasi (kemampuan bernalar tentang dan menggunakan bahasa) dan numerasi (kemampuan bernalar menggunakan matematika). Sedangkan survei karakter, semisal karakter pembelajar, gotong royong, kebhinekaan, dan perundungan.  Lalu di manakah letak pelajaran agama Islam?

Lebih lanjut Nadiem menjelaskan bahwa materi UN tak hanya mengikuti ide Kemendikbud. Tapi ada banyak bantuan dari organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri seperti OECD dan World Bank.

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) adalah suatu organisasi internasional yang bergerak di bidang kerjasama ekonomi dan pembangunan. Tentu hal ini semakin menguatkan gagasan Nadiem akan konsep merdeka belajar episode 4 bahwa ada banyak organisasi masyarakat yang peduli terhadap mutu pendidikan. Bahkan mereka dengan sukarela membiayai berbagai inisiasi bidang pendidikan secara mandiri.

Apakah dengan banyaknya organisasi yang peduli adalah berkah pendidikan bagi bumi pertiwi? Harusnya kita juga mawas diri. Bukankah deradikalisasi juga merupakan misi untuk memuluskan agenda liberalisasi proyek ekonomi? Jika semua terpedaya, lalu siapa yang akan lantang menentang proyek  yang berujung pada penguasaan kekayaan negeri?

Ingatlah dengan UU minerba dan UU cilaka, mereka nikmati kekayaan alam bumi pertiwi. Padahal rakyat sedang menjerit dan terhimpit. Para wakil rakyat justru tega mengetok palunya di tengah wabah. Itulah bukti keberpihakan mereka kepada kepentingan para kapitalis (pemilik modal).

Lalu, masihkah kita berharap dengan pendidikan sekuler kapitalis yang justru mencetak generasi jauh dari norma agama. Mereka menjadikan untung rugi sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan. Hingga lahirlah para perampok aset Negara yang mengakibatkan pemiskinan secara sistemik.

Sistem Pendidikan Islam

Inilah tantangan para Ibu tangguh pendidik generasi. Di tengah gempuran arus liberalisasi dan deradikalisasi, mereka harus bangkit untuk memperbaiki kondisi. Untuk itu, mereka harus memahami hakikat sebuah pendidikan. Tujuan pendidikan bukanlah untuk bekerja. Pendidikan harus ditujukan untuk mendapatkan ilmu dan membentuk kepribadian Islam.

Kerena generasi yang memiliki kepribadian Islam akan menjadikan halal haram sebagai tolok ukur perbuatan. Tolok ukur inilah yang akan menyeleksi ilmu seperti apa yang harus dipelajari dan dikembangkan, dan mana yang harus ditinggalkan.

Dikutip dari buku Menyiapkan Anak Tangguh  (karya Yanti Tanjung), apabila tujuan pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian Islam anak maka kurikulum wajib berbasiskan aqidah. Sehingga semua konten, metode, strategi, dan sarana pembelajaran dihimpun untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Kurikulum secara umum terkait 4 hal, yakni kurikulum dasar (bahasa Arab dan siroh Rasulullah SAW), kurikulum inti (aqidah Islam, fiqih, Al-qur’an, hadits, adab), kurikulum penunjang (sains, matematika, geografi), dan  keterampilan (olah raga, hasta karya dan seni). Semua kurikulum terintegral dengan aqidah Islam. Bahkan untuk kompetensi dasar dan kompetensi inti yang kesemuanya adalah bagian dari tsaqofah Islam. Harus diberikan disetiap jenjang pendidikan baik PAUD, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.

Meski, sebenarnya Negara wajib menfasilitasi pendidikan rakyat secara gratis dan berkualitas, baik saat kondisi normal maupun saat wabah. Namun kenyataan yang kita alami justru sebaliknya. Sehingga tak ada pilihan lagi, seorang Ibu tangguh harus pasang badan dan siap menjadi pembelajar sekaligus menjadi guru bagi anak-anaknya. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X