Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.596 views

Sembako Dipajaki, Emak pun Harus Berani Menolak!

 

Oleh: Henyk Widaryanti

"Sudah jatuh tertimpa tangga". Peribahasa yang cocok untuk para Emak. Setiap hari Emak harus mengurus kebutuhan rumah, tak terkecuali masalah dapur. Mulai dari beras, gula, garam, tepung, minyak, dan bumbu-bumbu lainnya. Emak harus pintar mengatur pengeluaran rumah. Jangan sampai besar pasak dari pada tiang.

Emak Tambah Stres Mikir Pajak

Mengelola keuangan semacam itu adalah hal yang serius. Emak butuh kejelian yang khusus. Uang parkir di pasar saja diperhitungkan. Bahkan kalau bisa gratis. Ada beberapa sembako yang harganya naik, sudah pusing dan memperketat pengeluaran. Bagaimana kalau seluruh harga sembako ikut meninggi?

Kemungkinan naiknya harga sembako disinyalir akan terjadi. Hal ini dikarenakan adanya rencana penarikan pajak pertambahan nilai (PPN) pada komoditas dapur itu. Selain itu masalah lainnya juga mulai mengintai. Salah satunya penarikan pajak sekolah. Padahal sekolah itu termasuk kebutuhan dasar masyarakat. Kalau benar terjadi, Emak-Emak darah tingginya bisa "kumat".

Memang susah hidup di negeri serba pajak. Punya kendaraan ditarik pajak, hendak makan di restoran dapat bonus pajak, punya rumah atau tanah juga ada pajaknya, bahkan bisnis jual beli baik offline atau online juga dibebani pajak.

Sekarang ingin mengenyam pendidikan juga akan kena pajak, yang paling berat ketika sembako juga dibebani pajak. Emak akan tambah beban pengeluaran. Kalau pendapatan besar mungkin tak begitu terasa, tapi bagi kaum "missquen"? Bisa-bisa mengerem pakai "ikat pinggang".

Keluarga Makin Sengsara karena Pajak

Ketika semuanya ditarik pajak, harga sembako naik, maka emak akan semakin mengirit. Apalagi hidup di tengah pandemi yang tak pasti, pendapatan tak bertambah, kadang juga berkurang. Belum lagi kalau drama pemutusan hubungan kerja (PHK) datang, kesulitan keuangan akan mencekik leher para Emak.

Jika dahulu mampu beli protein hewani, sekarang mentok pada protein nabati. Kondisi akan semakin parah saat harga bahan protein nabati juga naik. Siapa yang dikorbankan? Tentu masyarakat yang hidup pas-pasan. Ancaman kurang gizi, stunting, busung lapar mulai menghantui. Kalau sudah begini, kecerdasan anak pun dipertaruhkan.

Bagaimana anak-anak mampu bersaing dengan asing jika kebutuhan penunjang kecerdasan dan kesehatannya saja tak terpenuhi? Jadi jangan salahkan rakyat jika mereka kalah dengan pekerja asing.

Selain itu, jika sekolah jadi membayar pajak, bagaimana nasib anak-anak tak beruang? Apakah mereka dibiarkan putus sekolah? Jika ada yang demikian gara-gara tak bisa bayar sekolah, berarti hak pendidikan bukan untuk semua orang, tapi hanya beberapa kalangan. Bukankah kita sebagai rakyat punya hak mendapat penghidupan, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan yang layak?

Emak Perlu Teriak Tolak Pajak

Jika para Emak tak ingin stres menghadapi ini. Selain itu ingin agar anak-anaknya mendapat penghidupan yang layak, maka Emak harus punya inisiatif. Secara individu Emak memang perlu lebih ketat mengatur pengeluaran, mengerem hal yang tidak perlu, memilah mana kebutuhan, keinginan dan sekadar nafsu. Agar tidak terjadi besar pasak dari  pada tiang.

Tapi, tak cukup hanya mengencangkan ikat pinggang. Emak perlu mencari solusi  jangka panjang. Agar masalah pajak ini tak berlarut-larut sampai anak cucu nanti. Pajak dipakai negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Jadi, kalau ingin pajak hilang, tinggalkan dulu sistem ekonomi kapitalis. Kemudian ambil sistem ekonomi Islam yang pernah jaya 13 Abad.

Sumber keuangan sistem ekonomi Islam berasal dari kharaj, jizyah, fa'i, ghanimah, harta tak bertuan, zakat hingga pendapatan sumber daya alam (SDA). Jadi tidak perlu mengandalkan pajak. Semua pemasukan tadi akan cukup untuk mengurusi kebutuhan rakyat. Baik sandang, pangan, papan atau pendidikan.

Lantas, dimana Emak bisa mendapatkan itu semua? Haruskah Emak lari dari negeri 1001 pajak? Seperti halnya Sumaiyyah atau sahabiyah lainnya, mereka tidak serta merta lari begitu saja. Tapi mereka berusaha menyampaikan kebenaran dan menyadarkan pemegang kebijakan (saat itu Quraisy) untuk bertaubat dan mengambil Islam. Kalau sekarang, ya mengajak pada Islam.

Seperti yang selalu dilakukan Rasulullah saw dan para sahabat, berarti Emak juga perlu ngomong kalau kebijakan ini telah menyengsarakan mereka. Lebih dari itu, menurut Islam juga salah jalan. Bukankah sebagai muslim kita diperintahkan taat syariat? Jadi, Emak jangan diam saja saat teraniaya. Mereka wajib teriak dan memberitahu mana yang benar dan mana yang salah.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim, no. 49]

Jadi meskipun emak-emak, harus bersatu tolak pajak! (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Tak punya kedua orang tuanya sejak 2017, Monica Kenyo Wulan Hapsari (27) hidup sendiri di kos berukuran sempit 2 x 3 meter. Sempat kelaparan dan hanya mampu jual sepatu dan tas ke rosok untuk...

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X