Ahad, 24 Syawwal 1445 H / 23 Desember 2012 10:28 wib
5.613 views
74 Persen Rakyat Mesir Mendukung Konstitusi Baru
Kairo (voa-islam.com) Perjuangan kaum Islamis setapak mencapai hasil. Perjuangan yang sangat panjang berhadapan dengan rezim nasionalis sekuler, dan para agen penjajah Barat, akhirnya mencapai kemenangan.
Meskipun, masih akan menghadapi pergulatan yang panjang, terutama kalangan nasionalis sekuler dan liberalis akan terus berusaha menggagalkan perjuangan kalangan Islamis yang ingin membangun kembali Mesir.
Kalangan Islamis menghadapi rezim-rezim yang sangat "kejam" dari kalangan nasionalis sekuler dan liberalis, tanpa henti-henti sepanjang sejarah Mesir, sampai hari ini. Sekarang perjuangan mereka menapaki hasil. Mulai Raja Farouk, Jenderal Najib, Jenderal Gamal Abdul Nasser, Marsekal Anwar Sadat, dan Hosni Mubarak. Perjuangan yang hampir satu abad.
Keberhasilan ini, karena seluruh kekuatan Islam di Mesir saling bahu-membahu, tolong menolong, saling menerima dan memberi. Kalangan Jamaah Salafi, Jamaah Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islamiyah, serta kalangan aktivis Islam lainnya, mereka mengeratkan tangan menghadapi makar, musuh-musuh Islam, seperti tampak saat menjelang berlangsungya referendum, beberapa waktu yang lalu, Bahkan, mereka mengepung Istana Presiden dan menuntut agar Presiden Mohammad Mursi mengundurkan diri.
Perjuangan yang begitu keras dari kelompok Islamis itu, membuahkan hasil, di mana berdasarkan hasil resmi menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen pemilih Mesir memberikan suaranya kepada konstitusi yang baru. Indikasi awal menunjukkan bahwa rakyat Mesir menyetujui konstitusi baru setelah putaran final pemungutan suara dalam referendum. Meskipun kelangan oposisi melakukan kritik, dan berusaha menggaggalkan referendum yang digelar oleh pemerintah.
Seorang pejabat dari Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) yang merupakan sayap politik Jamaah Ikhwanul Muslimin, yang mendukung Presiden Mohammad Morsi, mengatakan bahwa hampir 4 juta suara telah dihitung mayoritas 74 persen mendukung konstitusi.
Jajak pendapat dari Front Nasional Salvation yang menjadi kekuatan utama oposisi Mesir, mengakui dukungan mayoritas rakyat Mesir kepada konstitusi yang baru, ungkap seorang pejabat dari kalangan oposisi.
"Tampaknya di seluruh wilayah Mesir, menunjukkan 68 persen pemilih telah menyetujui rancangan konstitusi, sedangkan 32 persen menentang," ungkap wartawan Aljazeera, Hanna. Komite Referendum belum mengumumkan hasil referendum, dan baru akan mengumumkannya pada hari Senin.
Dukungan mayoritas rakyat Mesir kepada konstitusi yang baru ini, mematahkan semua opini dan gerakan yang dibangun oleh kalangan nasionalis, sekuler, dan liberal, yang menolak model rancangan konstitusi yang baru, dan mereka mengalami kegagalan. Kegagalan kalangan nasionalis-sekuler dan liberal, sejatinya sudah memberikan gambaran yang sangat jelas, bahwa rakyat Mesir, lebih mendukung kepada kalangan Islamis.
Dibagian lain, Wakil Presiden Mesir Mahmoud Mekki mengundurkan diri, dan pengunduran dirinya, bersamaan dengan berlangsungya referendum mengenai konstitusi baru putaran kedua, ungkap televisi pemerintah.
Pengunduran diri Mahmoud Mekki, Sabtu diumumkan hanya beberapa jam sebelum akhir pemungutan suara di putaran kedua dan terakhir dari referendum konstitusi. Pengunduran diri Mekki itu, bersamaan diterima konsitusi yang baru, yang meniadakan jabatan wakil presiden. "Saya menyadari bahwa politik tidak sesuai dengan profesi saya sebagai seorang hakim," tulisnya.
Sebuah langkah yang sangat penting dari kalangan Islamis Mesir, khususnya dalam melakukan reformasi di Mesir, melalui langkah-langkah yang sistematis, di mana dengan meletakkan landasan hukum, di mana konsitusi baru telah dibentuk, dan sekarang disahkan melalui referendum.
Sekarang kalangan Islamis memiliki payung hukum di dalam melaksanakan syariah Islam. Karena dalam pasal 2, konstitusi itu, menyebutkan bahwa Syariah Islam menjadi sumber hukum tertinggi undang-undang. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!