Netizen Nilai Ketiga Pemimpin Ini Tidak Layak Memimpin Indonesia (Jakarta)

JAKARTA (voa-islam.com)- Berkali-kali hastag (#) Presiden Joko Widodo menjadi trending topic di media sosial Twitter. Pun begitu pula dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama.

Suara atau kicauan keduanya mencapai  ribuan bahkan puluhan ribu dari para nitizen (sebutan pengguna pengguna internet/Twitter) "mendukungnya" dengan cara menggunakan tagar (#) di setiap tulisan.

Dalam sepekan, misalnya saja tagar #JokowiGagalAhokKeok hampir menyentuh puluhan ribu.

Selain itu, tidak hanya Jokowi dan Ahok saja, sapaan akrab Gubernur Jakarta yang mendapat kicauan miring dari para netizen. Hal demikian pun dialami oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Dengan tagar #JokowiJKSudahlah para netizen "mendukungnya" sebanyak hampir 20 ribu. Dan itu tercatat pada tanggal 4 Oktober 2015.

Untuk malam ini (05/10/2015), Jokowi-JK masih menjadi berita miring di media sosial Twitter tersebut. Sebanyak 10 ribu lebih netizen telah "mendukungnya" dengan tagar #CheckOutJokowiJk.

Dalam pengamatan voa-islam.com, Presiden Jokowi, JkN maupun Ahok dalam sepekan lalu dan hingga berita ini tertulis, jika diakumulasikan sudah hampir menyentuh angka ratusan ribu para netizen "menganggap" ketiga pemimpin itu tidak layak lagi memimpin. Selain diduga tidak dapat menyelesaikan ekonomi lesu, politik carut, dan Jakarta tidak nampak perubahan, ketiga pemimpin tersebut dianggap tidak mampu solotif dalam menyelesaikan masalah. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Politik Indonesia lainnya:

• Paket Kebijakan Ekonomi Tidak 'Nendang' jika Nyatanya APBN Tidak Terserap Baik
• Pemerintah Berdayakan Usahawan yang Telah Ada Tanpa Permudah Calon Investor Baru
• Presiden Jokowi Diminta Tidak Malu-malu untuk Mengakui Ekonomi Indonesia Lesu
• Paket Ekonomi Jokowi Jilid II Tetap Sama, Tidak Menjawab Krisis yang Ada
• Ekonomi Indonesia Akan Membaik Kalau Jokowi Lengser!
• Penemuan Penggunaan Anggaran Tidak Sama, ICW Minta Polri Membukanya ke Publik
• Kivlan Zen: Rekonsiliasi Alamiah untuk Eks-PKI Golongan C
• ICW Menduga Polri Kurang Transparan dalam Menangani Perkara Korupsi