Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
16.330 views

Renungkan, Apakah Anda Sudah Menjadi Wanita Bahagia?

Dulu, ketika menjelang akhir-akhir semester, ada teman yang akan menikah. Di tengah persiapan akan menghadiri walihamannya di luar kota, kami menginap di rumah salah seorang teman agar bisa berangkat bersama. Malam hari sebelum tidur, kami sempat ngobrol sebentar.

Teman: Enak ya jadi Mbak A, bahagia sekali jalan hidupnya.

Saya: mengapa begitu?

Teman: Karena sebelum lulus kuliah, sudah ada laki-laki yang meminangnya. Jadi lulus kuliah sudah tidak lagi memikirkan pekerjaan dan langsung menjadi istri sholihah dan calon ibu.

Saya: ….

Sampai saat ini, percakapan di atas terus terngiang di benak saya. Benarkah sebatas itu kadar kebahagiaan seorang perempuan? Bukankah bahagia letaknya di dalam hati dan tak ada satu orang pun yang bisa menakar kualitas kadar kebahagiaan itu sendiri? Lalu, bahagia seperti apakah yang didambakan oleh para perempuan khususnya muslimah?

Beberapa tahun kemudian, perempuan Mbak A yang disebut ‘bahagia’ tadi sudah memperoleh beberapa anak yang lucu dan sehat. Ya….seharusnya dia memang bahagia. Tapi memandang wajahnya, saya jadi harus bertanya pada diri sendiri, bahagiakah dirinya?

Wajah yang semakin kusam tak terawat, senyum yang tak seramah dulu dan sikap yang tidak lagi bersahabat seperti dulu, entah apa yang terjadi dengan dirinya. Beberapa coretan miliknya yang saya temukan di internet, menyuarakan sesuatu: cinta, sendiri, dan kesepian. Entah apa pula maknanya.

Pikiran saya pun melayang pada beberapa tahun silam tentang pandangan ‘iri’ beberapa teman akan nasib dirinya yang menikah lebih cepat daripada teman-teman lainnya. Saya pun terpekur, berpikir, dan merenung tentang makna bahagia dan kebahagiaan itu sendiri. Di manakah ‘ia’ yang bernama bahagia itu berada?

Saya pun menoleh pada seorang teman lain yang hampir tiap tahun melahirkan. Saat ini putra dan putrinya berjumlah 6 orang dengan usia di awal kepala tiga. Uniknya, saya selalu saja ‘pangling’ setiap bertemu dengannya terlebih seusai melahirkan. Saya selalu takjub dengan nur di wajahnya yang cerah berbinar ketika bertemu teman dan sahabat. Terlepas ada 6 anak yang harus dirawat dan dididiknya, ia terlihat cerah dan ceria. Inikah bahagia?

Dua kisah nyata di atas adalah sebuah perjalanan hidup tentang perempuan menikah. Ada juga seorang teman yang masih lajang, sering bersuara agak sinis tentang kebahagiaan perempuan dalam pernikahan. Bahkan ketika akhirnya saya menikah di usia yang sudah tidak lagi dianggap muda bagi seorang perempuan, dia pun bertanya, “Bahagiakah saya?”

Saya pun tercenung. Ya…bahagiakah saya? Saya pun harus melihat ke dalam diri dan kembali mencari definisi bahagia, paling tidak secara sederhana bagi diri saya sendiri. Ketika saya belum menikah atau masih single, saya merasa bahagia. Saya tidak merasa ada yang kurang dalam diri. Sesekali suara sumbang memang ada mengingat masyarakat masih sulit menerima usia kepala tiga yang masih sendiri. Tapi itu tidak mengusik kebahagiaan saya. Saya tetap mempunyai hari-hari indah bernama bahagia.

Ketika saya kemudian menikah, bahagiakah saya? Ya, tentu saja. Saya tak akan pernah mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu apabila saya tak menemukan kebahagiaan di sana. Apakah menikah mengurangi kebahagiaan masa lajang saya? Begitu teman saya itu terus bertanya. Saya kembali tercenung. Kondisi lajang tidak mengurangi rasa bahagia saya, pun ketika menikah rasa itu tetap ada. Jadi apakah bahagia itu terutama bagi perempuan?

...Saya pun belajar bahwa bahagia adalah suatu kondisi ikhlas dalam hati apapun situasinya. Ikhlas di sini adalah rasa menerima terhadap takdir Allah baik ataupun buruk...

Saya pun belajar bahwa bahagia adalah suatu kondisi ikhlas dalam hati apapun situasinya. Ikhlas di sini adalah rasa menerima terhadap takdir Allah baik ataupun buruk. Baik dan buruk itu hanya definisi manusia, Allah saja Yang Mahatahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Kondisi lajang dan menikah itu bila diterima dengan sabar dan syukur akan menjadi sumber kebahagiaan yang penuh dalam diri.

Ketika masih lajang atau sendiri, saya tak pernah merasa sendirian. Apalagi setelah menikah, pasangan hidup membuat dunia saya makin berwarna. Lajang dan menikah, masing-masing mempunyai kontribusi untuk memberi makna bahagia dalam hidup saya. Setiap detik usia baik ketika masih lajang dulu atau sudah menikah saat ini, tak pernah mengurangi rasa syukur saya atas rasa bahagia ini. Sedangkan kesabaran, itu adalah dua sisi mata uang bersanding dengan kesyukuran.

Bila dulu saya bersabar (dan tetap bisa bersyukur) dengan kondisi lajang saya, saat ini saya pun dalam kondisi yang sama. Saya pun bersyukur (dan terus mempertebal kesabaran itu) atas anugrah-Nya berupa seorang partner berjuang meniti ridha-Nya. Apabila sebuah pernikahan tanpa adanya rasa sabar dan syukur, tentulah seseorang tak akan pernah tahu yang namanya bahagia. Dua hal inilah bekal hidup seorang mukmin mengarungi kehidupan hingga nanti saatnya tiba kita kembali pulang. Wallahu a’lam. [Ria Fariana/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X