Sabtu, 10 Jumadil Awwal 1447 H / 22 Mei 2010 11:37 wib
  11.745 views
								
							
								
								Rehat Sejenak untuk Menata Diri dan Langkah
								Sobat muda,  pernahkah satu ketika dalam hidup kamu merasa begitu lelah? Amanah  dakwah bertumpuk, tugas sekolah atau kuliah juga bejibun, belum lagi  pekerjaan rumah juga harus diselesaikan. Bagi yang sudah menikah juga  begitu, hidup butuh nafas segar untuk mengayuh biduk lebih terarah dan  bermakna. Namun yang ada, ibadah mahdhah hanya dijalankan sebatas ritual  saja, tanpa ada ruh atau kedekatan dengan-Nya. Kegiatan lainnya pun  seolah sambil lewat saja, bagaikan robot kita melakukannya dengan  otomatis. Saat inilah, sering kita merasa lelah, sendiri dan tak ada  yang peduli.
Bila kondisi ini pernah atau sedang terjadi  pada dirimu, maka rehatlah. Sejenak untuk menata diri dan langkah serta  introspeksi sejauh dan seikhlas apa amal dijalankan. Rasa lelah ini  muncul bukan tanpa sebab. Jangan-jangan kita menjalankan semua ini hanya  karena ‘keharusan’ atau sekadar menggugurkan kewajiban.  Kita berdakwah  karena selalu dipantau senior dan dimintai laporan pertanggungjawaban.  Kita mengerjakan tugas sekolah atau kuliah dengan setengah hati karena  takut mendapat hukuman bila lalai. Pekerjaan rumah pun dilakoni dengan  memberengut. Maka pantas saja bila lelah itu muncul, bukan hanya  badan tapi juga hati dan pikiran.
Waspadalah bila gejala  ini hadir. Bukan tak mungkin segala lelah ini nanti akan berakibat  futur atau melemahnya iman serta semangat untuk beramal baik. Bila tak  segera disikapi, rasa lelah ini akan berkepanjangan. Dan sungguh,  merugilah orang-orang yang tak bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya di  dunia ini untuk kepentingan akhirat.
…Waspadalah bila gejala  ini hadir. Bukan tak mungkin segala lelah ini nanti akan berakibat futur  atau melemahnya iman serta semangat untuk beramal baik…
Rehat tak harus berupa rekreasi keluar kota. Rehat adalah momen  untuk introspeksi dan menghisab diri. Rasulullah bersabda, “Assholatu  mi’rajul mukmin” artinya shalat merupakan mi’rojnya orang mukmin. Yang  dimaksud dengan mi’roj adalah naiknya jiwa, pikiran dan hati ke atas  sehingga bertemu dengan Allah SWT. Inilah yang dilakukan Rasul tercinta  ketika beliau lelah dan gundah. Sebuah rekreasi jiwa dan raga dalam  khusyuknya shalat.
Kekhusyukan yang dicapai dalam shalat  akan membekas dalam amal sosial. Bekas inilah yang menjadi kekuatan  kita untuk kembali melangkah dan memberi lebih banyak jejak dalam  kehidupan. Ketika gajah mati meninggalkan gading, harimau mati  meninggalkan belang maka sudah tentu manusia mati meninggalkan nama dan  amal shalih. Dalam rangka inilah rehat perlu dilakukan agar stamina  lebih fit dan semangat untuk kembali merengkuh umat di jalan dakwah.
Kualitas rehat kita akan menentukan pula kualitas langkah  selepasnya. Shalat malam, membaca Al-Qur’an adalah munajat terindah  ketika kita lelah, pun ketika kita bersemangat. Tak ada yang mampu  menampung seluruh penat yang ada kecuali kembali pada-Nya. Ia-lah  samudera luas pemberi rasa sejuk bagi jiwa. Ia pula yang mampu  memulihkan seluruh penat, gelisah dan gundah dari jiwa yang resah. Maka  sungguh, sungkurkanlah diri ke hadapan-Nya ketika tak ada lagi jalan  untuk berpaling kecuali pada-Nya. Dan semoga rehat yang ada, bisa  membuat kita jauh lebih bisa memaknai hidup dan kehidupan untuk menuju  pada sesuatu yang lebih baik yaitu akhirat. Wallahu ‘alam. [riafariana/voa-islam.com]
		
								
								
								Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!