Jum'at, 10 Jumadil Awwal 1447 H / 14 Juni 2013 01:01 wib
  33.611 views
								
							
								
								Catatan Seorang Anak Muda, "Mereka Panggil Gue Teroris"
								Ini pertanyaan dari seorang anak muda  kaya' gue yang masih ngerasa penasaran banget dan masih minim ilmu. "Gue  pengen tahu kenapa sih orang islam kudu disebut teroris?". Kesannya  kejam, sadis abies dan sangar gitu. belum lagi sederet kisah yang  disuguhkan di tivi, yang ratingnya bisa lebih tinggi dari sinetron  tontonan emak- emak. Dalam bayangan gue, teroris tuh bawa senjata laras  panjang, badannya berotot, suka ngerampok dan ngebajak pesawat, persis  kaya' di film- film barat.  Tapi akhirnya gue shock dan nambah penasaran  banget, saat ternyata seorang ustadz yang udah sepuh ditangkap dan  ditampilkan ditivi, terus dijuluki... SANG TERORIS.
 
 Yang lebih hebohnya,  sikap pak ustadz yang tetep tenang, cool dan  santai banget. Ini justru kebalikan 180 derajat sama pengawal yang  menangkap beliau. Mereka pakai baju dan senjata super lengkap. Kalau gue  bilang sih lebay!!. secara gitu, si ustadz sudah sepuh, apa iya bakal  ngelawan dengan segitunya. Biar kelihatan sangar kali ye.. heee....
 
 Sikap pak ustadz ini yang akhirnya mancing rasa penasaran gue lagi.  Kalau maling ketangkap, biasanya pada nunduk dan ekspresinya nggak  asyik. Tapi yang gue lihat waktu itu, beliau tetap adem ayem damai  sentosa.  Ada dua hal yang lalu mampir dipikiran gue. Beliau santai  karena yang dilakukan adalah benar atau malah super benar, jadi pun  kalau kena fitnah, kebenaran tetaplah kebenaran. Atau hal yang kedua  adalah beliau hanya sekedar merasa benar atau dengan kata lain kebenaran  versi belliau sendiri, sampai akhirnya beliau kudu ditangkap. 
 
 Investigasi berlanjut. Dari mulai tivi, majalah, koran sampe internet  gue ubek- ubek. Gue juga banyak tanya dan mengamati. Segitu  penasarannya, kenapa sih islam identik dengan teroris. Dan kenapa ada  orang yang bisa santai, dan ademm banget saat dihujat orang sedunia, dan  kenapa ada orang yang begitu semangatnya memberitakan berita tentang  mereka, dan menyebut mereka teroris.
Akhirnya guepun sampai pada kesimpulan...
Cinta itu memang butuh  pengorbanan. Siapapun mereka yang rela disebut teroris, ampe dianiaya  seperti apapun, adalah karena saking cintanya sama Allah. Mereka menjalankan aturan Islam yang sebenar-benarnya. Dan sebutan teroris hanyalah fitnah yang disiarkan buat memangkas langkah mereka. Cinta mereka sama  Allah nggak setengah- setengah kaya' orang munafik dan yang memilih  kesenangan dunia. Dan Allahpun sayang dengan mereka yang benar- benar berjuang. Mereka yang difitnah sebagai teroris, nggak cuma omdo  tapi pake bukti dan tindakan. Walaupun yang mereka lakukan bakal  beresiko berat terutama buat diri mereka sendiri. Tapi tetep bos, yang  namanya kebenaran sampe H-2 kiamat tetep aja bakal jadi kebenaran, dan  kebenaran itu mutlak buat disampaikan.
Mereka nggak sesadis yang digambarkan ditipi- tipi tuh. Karena Islam memang bukan tentang kekerasan. Justru yang gue heran, yang pada nangkepin bos, pake acara ngegebuk, kalau perlu membunuh!! nah lho jadi siapa yang pake kekerasan?
So,... gue sebagai anak muda yang kritis, tentu saja nggak akan  melewatkan hal itu juga dong. Siapa yang nggak mau dapat kecintaan Allah  dan memahami kebenaran. Disayang mak gue aja, seneng. Nah ini disayang  sama yang nyiptain gue, yang punya bumi dan galaksi milyaran yang gue  bahkan nggak bisa ngitung. Ya so pasti, kalau gue tolak, gue bodoh kelas  berat. Gue akhirnya  milih belajar tentang islam yang sebenarnya. Bukan  yang modifikasi, ataupun yang abal- abal. 
 
 Hasilnya, terbukti...
 
 Teroris, juga disematkan didepan nama gue. Sama juga kaya' mereka yang  lain. Kenapa? akhirnya gue tahu alasannya. Karena gue belajar islam  dengan SEUTUHNYA, dan coba mempraktekkan paling nggak ke diri gue  sendiri. Jangan tanya siapa ngasih label begitu? yang pasti orang-orang  yang nggak suka dengan islam. Tapi yang gue heran, justru banyak orang  islam sendiri yang melakukan #ralat, maksudnya orang islam tapi  munafik. Tapi itu nggak masalah, semua  pasti tahu lah, dimana ada surga  pasti ada neraka. dimana ada orang pengen baik, pasti bakal ada yang  ngerecokin.
 
 Gue emang masih muda. tapi belum tentu gue NGGAK bakal mati besok, atau  hari ini. Hanya Allah yang tahu juga kan?. Nah karena itulah gue nggak  mau hidup yang sekalinya ini,  gue setengah- setengah dalam belajar.  Selain itu karena gue bukan pengecut yang cuma bisa diem kaya' setan  bisu yang menyembunyikan kebenaran. gue juga bukan orang yang ahli  bertengkar sama hati gue yang selalu mengajak di kebenaran. Gue merasa  beruntung karena kebenaran yang gue pilih, bukan versi manusia, bukan  buatan manusia, dan hasil pikiran manusia. melainkan langsung dari Allah  yang menciptakan kita, termasuk kamu yang lagi baca.  
  
 So, buat siapapun kamu di luar sana, jangan pernah takut ketika kamu  dilabeli apapun saat pengen jadi lebih baik. Dan hanya islam yang bakal  menuntun kamu jadi lebih baik #maksud gue islam versi original, bukan  yang KW.  Jangan mudah galau sama hujatan, makian ataupun cobaan yang  bakal kamu dapat dari manusia disekeliling kamu. Emang kamu hidup bakal  ngasih tanggung jawab ke meraka. nggak lah!! entar kita sendiri- sendiri  menghadap Allah, dan bakal ditanyain sendiri juga sama Allah. yang  dulunya belain dan melindungi kamu di dunia, nggak bakalan bisa lagi  ngebela kamu diakherat. semua bakalan kamu tanggung sendiri, baik  ataupun buruk kamu yang bakal nanggung sendiri. Dan asal kamu tahu aja,  orang yang membenci kamu, memusuhi dan bahkan menyiksa kamu, seharusnya  dialah orang yang bener- bener rugi. Kalau memang dia sebenarnya baik,  dia akan ngerasa sedih karena kudu bertarung sama batinnya sendiri saat  memusuhi kamu. Kalau memang dia jahat, sesungguhnya Allah sudah  menggunci mati hati nuraninya dari memahami nilai kebenaran islam. Hey,  adakah orang yang pantas dikasihani selain mereka?
 
 Jadi, mumpung masih muda, yuk kita belajar  jadi pemimpin yang baik atas  diri sendiri, yang bakal ngantar diri kita sendiri kelak ditempat yang  nyaman yaitu surga. kritislah dengan apa yang terjadi disekeliling kita,  dan pandai- pandailah dalam membuat pilihan dan pemikiran. Nggak ada  yang gratis bos, semua kisah di dunia bakal ada endingnya, semua  perbuatan bakal ada pertanggungan jawabnya. Saatnya memilih tentang  siapa dan bagaimana jati diri kamu, sekarang! 
(NayMa/voa-islam.com)
		
								
								
								Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!