Masjid Jadi Simbol Kehangatan Muslim Minnesota

BURNSVILLE, AS (Berita SuaraMedia) - Sebuah papan penanda kecil terletak pada meja di lobi mesjid Burnsville yang baru, menawarkan pesan sederhana:

Ahlan Wa Sahlan (Selamat datang dan Semoga anda nyaman)

"Kami mengatakan kepada semua orang bahwa ini tempat mereka sebagaimana ini tempat kita," kata Amin Kader, salah satu pendiri Masjid. "Ketika anda mengatakan ini adalah sebuah Masjid, anda katakan ini adalah Rumah Allah. Rumah Allah adalah tempat terbuka untuk semua hambanya."

Ketika menengok ke dalam, terlihat tempat tersebut menawarkan banyak pandangan yang dikenali semua orang: tanda dipasang pada papan buletin meminta sumbangan untuk membayar pemasangan karpet baru. Pemandangan lainnya sebagai pengingat bahwa ruangan rekreasi dapat digunakan untuk pernikahan, ulang tahun dan pesta. Sebuah selebaran mempromosikan sebuah penjualan makanan yang akan datang.

Sholat Jumat yang selalu dilaksanakan disana menunjukan tradisi kepercayaan Islam. Para jemaah melepas sepatu mereka sebelum memasuki ruang sholat, di mana mereka berlutut di karpet.

Sekitar 150 laki-laki, perempuan dan anak-anak menghadiri khutbah dalam bahasa Inggris. Bila ada kata-kata yang dikutip dari Alquran, mereka berbicara dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan.

"Saya dulunya mengajar satu kelas di Polandia setiap tahunnya di sebuah universitas Katolik," kata Kader. "Beberapa pejabat sekolah datang ke sini dan ikut bersama saya ke Masjid. Mereka berkata mereka banyak mendengar apa yang mereka dengar di gereja. Saya berkata, "Apa yang Anda harapkan?" Hal ini tidak jauh berbeda."

Masjid ini di bawah perintah Institute Islam Minnesota, sebuah organisasi nirlaba yang dibentuk oleh Kader dan dua lainnya. Kader meninggalkan Mesir pada tahun 1963 untuk bersekolah di Universitas Michigan. Pada tahun 1974, ia mengambil posisi di Augsburg College, di mana ia terus mengajar akuntansi dan program studi Islam.

Kader memperkirakan terdapat 150.000 hingga 175.000 Muslim di Minnesota. Ada 35 mesjid tersebar di seluruh Twin Cities, tambahnya, tetapi jumlah mereka kecil. Lokasi Burnsville telah dipilih, katanya, agar Masjid lebih dekat dengan muslim yang tinggal di selatan sungai. Institut tersebut mengoperasikan dua lembaga lain, di Eden Prairie dan Maplewood.

Institusi tersebut memperoleh sebuah bangunan di sepanjang Hwy. 13 tahun lalu yang dulunya digunakan untuk apotek Snyder. Setelah 10 bulan renovasi, Masjid itu menggelar Sholat Jumat pertamanya pada tanggal 5 Juni.

"Pada sholat Jumat pertama, Anda dapat menghitung jumlah orang-orang di sini dengan dua tangan," kata Kader. "Sekarang, mereka datang."

Kader berkata dia tidak dapat lebih senang lagi dengan sambutan baik yang telah diterima Masjid itu dari pejabat Burnsville.

"Kami harus pergi ke Dewan Kota untuk mendapatkan izin penggunaan khusus,''katanya. "Saya tidak pernah melihat orang-orang yang lebih baik. Mereka bekerja sangat keras dan sangat erat bersama dengan kami, untuk mempersiapkan mesjid ini.

"Karena saya mengatakan kepada mereka pada saat itu, Masjid ini didirikan dalam kemitraan dengan kota Burnsville. Tanpa mereka, hal itu tidak akan terwujud."

Masjid Burnsville juga harus mengisi kebutuhan lain, termasuk sebuah ruangan, yang diberikan lisensi oleh Negara bagian Minnesota, yang digunakan untuk mempersiapkan jenazah untuk pemakaman Muslim.

"Ini adalah sebuah upacara sederhana," kata Kader. "Ketika anda akan pergi menghadap Allah, Anda harus bersih. Ritual ini hanya sebuah pemandian."

Jenazah tidak dibalsem maupun ditempatkan di peti jenazah. Jenazah akan dibungkus dan ditempatkan dalam sebuah liang lahat untuk pemakaman.

Institusi tersebut membangan Pemakaman Islam Taman Eden di tahun 2006 yang bersebrangan dengan Masjid di Hwy. 13. Islam meminta untuk pengebumian secepat mungkin, yang memerlukan pemakaman yang terpisah.

"Menghormati yang sudah meninggal adalah dengan memakamkan mereka," kata Kader.

Menghormati yang hidup adalah dengan membuat mereka merasa disambut baik. (iw/st) www.suaramedia.com