Senin, 3 Jumadil Akhir 1447 H / 24 November 2025 13:41 wib
246 views
Jangan Menjadi Suami Seperti ini: Tak Kerja, Hilang Wibawa!
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulillah ﷺ dan keluarganya.
Seorang suami adalah pemimpin di rumah tangganya. Ia harus wajib memimpin anggota keluarga di atas jalan yang Allah ridhai. Kelak, di akhirat ia akan ditanya (diminta pertangggung jawaban) atas tugas kepemimpinannya itu.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
"Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya." (QS. Al-Nisa': 34)
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. . . وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
"Setiap kalian ra'in (penanggung jawab) dan masing-masing akan ditanya tentang tanggungjawabnya. . . . Seorang laki-laki menjadi penanggung jawab dalam keluarganya, dan akan ditanya tentangnya." (Muttafaq 'Alaih)
Namun hari ini, banyak terjadi, para suami dan ayah tidak berani menegakkan kebenaran di tengah keluarganya sendiri. Salah satu sebabnya adalah karena suami kehilangan muru’ah (kehormatan). Dan hilangnya kehormatan ini karena suami malas bekerja dan tidak punya penghasilan nafkah untuk keluarganya.
Demikian disampaikan Ust. Dr. Muammar Ma'ruf., MA. di videonya dengan title “ Sudah Berkeluarga, Jangan Jadi Suami Seperti Ini, Kenapa Ya?”
“Karena rumah yang ditempati istrinya yang beli, semua keperluan operasional rumah tangga istri yang tanggung, Suami hadir tanpa modal apa-apa,” tambahnya.
Salah satu sebab naiknya kehormatan suami di rumah tangganya apabila suami rajin bekerja dan mampu mencukupkan nafkah keluarganya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم
"Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya." (QS. Al-Nisa': 34)
Apabila suami malas kerja dan mencari nafkah, di dunia suami macam ini tak dipandang istri dan anak-anaknya, maka di akhirat kondisinya akan sangat memprihatinkan.
Karena suami tak kerja dan tak punya penghasilan sehingga suami tak punya kehormatan di hadapan istri dan anak-anaknya. Akibatnya, suami tak berani tegur istrinya yang serong dan menyimpang, tak berani cegah anak perempuannya mengumbar aurat dan pacaran, tak berani suruh anaknya untuk shalat dan tinggalkan hal-hal yang diharamkan. Maka diamnya suami ketika itu menyebabkan ia binasa dunia dna akhirat. Wallahu a'lam. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!