Kamis, 4 Jumadil Akhir 1446 H / 3 Juli 2014 13:11 wib
21.099 views
Abu Mohammad al Maqdisi Menolak Deklarasi Khalifah Islam Ala ISIS
AMAN (voa-islam.com) - Tokoh dan pemimpin terkemuka gerakan jihad yang berada di penjara Yordania,mengecam deklarasi "khalifah" di Irak dan Suriah oleh ISIS, dan memperingatkan akan semakin mendorong terjadi pertumpahan darah, Rabu, 2/7/2014.
"Bisakah setiap orang Muslim dan lemah mencari perlindungan di kekhalifahan ini? Atau akan menjadi seperti pedang yang tajam terhadap semua lawan? "Issam Barqawi, yang dikenal sebagai Abu Mohammad al-Maqdissi, menulis di Facebook dan di situs jihad.
Pada hari Minggu, sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), mendeklarasikan sebagai "khalifah", suatu bentuk pemerintahan Islam terakhir di bawah Kekaisaran Ottoman, menguasai wilayah yang membentang mulai dari Irak hingga Suriah.
Para militan, yang diubah namanya sendiri Negara Islam (IS), sesudah menguasai sebagian besar wilayah di wilayah utara dan timur Suriah, dan bulan ini menguasai wilayah yang membentang luas dari Irak utara dan barat.
Mereka memerintahkan umat Islam di seluruh dunia untuk bersumpah setia kepada pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi.
"Bagaimana nasib yang akan dialami pejuang Islam lainnya di Irak, Suriah dan tempat lain?" tanya Maqdessi, yang dibebaskan pada 16 Juni lalu, sesudah menjalani hukuman penjara di Yordania, karena merekrut pejuang Taliban berjihad di Suriah.
Sekarang Maqdisi menjadi pemimpin tertinggi gerakan jihad, setelah pemimpin Al-Qaeda Irak Abu Musab al-Zarqawi dibunuh, meskipun sebelumya kedua tokoh ada perbedaan, dan Maqdissi memperingatkan terhadap "Muslim yang membunuh Muslim lainnya".
"Jangan akan berpikir Anda bisa membungkam suara keadilan dengan berteriak, membuat ancaman, agresi dan tidak memiliki sopan santun?" ujarnya. "Melakukan ishlak terhadap diri, bertobat dan menghentikan pembunuhan Muslim dan mendistorsi agama", tambah Maqdesi.
Para ahli mengatakan deklarasi kekhalifahan adalah tantangan langsung terhadap Al-Qaeda dan dapat memicu sebuah kontes untuk kepemimpinan kelompok ekstrimis global.
Mereka bilang itu tidak mungkin bahwa kelompok utama yang terkait dengan al-Qaeda akan segera mendeklarasikan kesetiaan mereka kepada Daulah Islam Irak dan Suriah, tambahnya.
Gerakan jihad Yordania umumnya didominasi oleh kelompok-kelompok anti-IS yang mendukung Al-Qaeda dan sekutunya di Suriah Jabhat Al-Nusra.
Serangan di Irak juga telah memicu kekhawatiran di Amman bahwa ISIS akan mencoba mengambil alih kekuasaan terhadap kerajaan Yordania, yang sekarang ini sangat kawatir dengan situasi di Irak.
Jordan sudah menderita, karena menamppung lebih dari 600.000 pengungsi Suriah, dan telah lama menghadapi tantangan menangani kelompok Islam sendiri, banyak di antaranya telah bergabung dengan kelompok jihad atau al-Qaeda- yang mempunyai hubungan dengan kelompok di Irak dan Suriah.
Pada hari Senin, Raja Abdullah II meminta dukungan internasional membantu Jordan menangani gejolak daerah Irak dan Suriah, dan setelah kekhalifahan diumumkan. Situasi akan semakin eksplosif dan perang akan berkecamuk, bahkan diantara sesama para pejuang. (afgh/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!