Selasa, 13 Jumadil Awwal 1447 H / 20 Juli 2010 11:17 wib
  13.047 views
								
							
								
								Muslimah Hong Kong Sambut Ramadhan di Masjid Tsim Sha Tsui, Kowloon
								RAMADHAN selalu memberi kesan bagi jiwa-jiwa perindu surga, beragam  cara dilakukan untuk menyambutnya. Bulan yang kehadirannya selalu  dinanti-nantikan umat Islam di dunia, juga menorehkan tinta keindahan  bagi muslimah Indonesia di Hong Kong.
Di tengah penatnya  aktivitas kerja selama sepekan, nakerwan, ghirah mereka menghidupkan  cahaya Ramadhan sangat bergema.
Ahad (18/7/2010), bertempat di  Masjid Tsim Sha Tsui, Kowloon, ratusan muslimah Indonesia di Hong Kong  memadati aula masjid. Menyambut bulan suci Ramadhan, muslimah Hong Kong  mendatangkan ustadzah kondang dari Jakarta, Hj Irena Handono.
Pengajian  dengan tema ‘Persiapan Jelang Ramadhan Menjadi Muslimah Sejati’ ini  diprakarsai oleh Pondok Fatimah Al Khauni dan organisasi Nihayatuz Zain.  Tema Ramadhan dijadikan sebagai fokus muslimah nakerwan Hong  Kong,  untuk mengokohkan akidah agar tidak terkikis oleh godaan budaya di  negeri yang bebas budaya itu.
…Ustadzah Irena Handono yang  berdarah Tionghoa ini merasa miris dengan cara hidup di lingkungan non  Islam…
“Persiapan Ramadhan ini adalah hal yang sangat urgent  untuk meningkatkan iman dan takwa’, ujar Ukhti Dwi, ketua panitia  penyelenggara. “Apalagi di negara yang mayoritas tidak beragama, agar  akidah tidak terkikis budaya bebas, dibutuhkan usaha keras untuk selalu  memperkuat iman,” lanjutnya.

Meski pengajian ini diprakarsai oleh  para nakerwan, tapi jama’ahnya terbuka untuk semua umat Islam di Hong  Kong.
‘Target kami adalah semua umat Islam di Hong  Kong, baik  yang berjilbab maupun yang belum berjilbab, semua akan kami terima  mengikuti acara ini’, Jelasnya Dwi.
Dalam taushiyahnya, Ustadzah  Irena Handono mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi para  nakerwan Indonesia di Hong Kong. Ustadzah berdarah Tionghoa ini merasa  miris dengan cara hidup di lingkungan non Islam.
“Tetaplah berada  di masjid dan majlis taklim, karena inilah cara terbaik menyelamatkan  akidah dari budaya Hong Kong,” pesan ustadzah pendiri Irena Center  Jakarta ini.
…Tetaplah berada di masjid dan majlis taklim,  karena inilah cara terbaik menyelamatkan akidah dari budaya Hong Kong,  pesan Bunda Irena Handono…
Jama’ah pengajian antusias dan  nyaman menyimak taushiyah Ustadzah Irena Handono. Dengan panggilan yang  akrab, santun dan penuh kasih sayang, Bunda Irena menyapa jamaah  pengajian dengan “ananda.”

Kesan Terindah di Masjid Nathan  Road Tsim Sha Tsui, Koowlon
Subhanallah!! Takjub!! Itulah  kesan singkat reporter voa-islam ketika pertama kali menyaksikan  pemandangan indah di Masjid Agung Tsim Sha Tsui. Aula masjid penuh oleh  muslimah dari Indonesia, terutama bila ada event keagamaan yang diadakan  oleh muslim Indonesia.
Di antara kerumunan jamaah tersebut ada  juga muslimah Hong Kong, yang tidak bisa berbahasa Indonesia sepatah  katapun, namun ikut membaur dengan para muslimah Indonesia. Apa yang  dilakukan oleh muslimah anggun berkulit putih tersebut membuat voa-islam.com terpana. Karena selama bertahun-tahun hidup di Hong Kong, ini adalah  peristiwa pertama yang disaksikannnya.
Usai  menunaikan shalat  zuhur yang diimami oleh imam dari Pakistan, ada wanita Hong Kong yang  berjabat tangan dan mencium kedua pipi warga imigran dengan penuh kasih  sayang layaknya seorang saudara dekat. Hilanglah batas dan sekat maupun  kasta antara status “buruh migran” dengan “warga pribumi” Hong Kong yang  umumnya berpenghasilan cukup dan berstatus sosial tinggi. Ukhuwah Islam  telah menghapus sekat-sekat duniawi.

Hong Kong yang selama ini  dikenal sebagai negara sibuk dan terkenal individualis, di mana sesama  orang sekitar tidak menyapa kalau tidak benar-benar kenal dengan baik.  Bahkan dalam beberapa kasus, majikan Hong Kong memperlakukan pembantu  –yang umumnya pekerja migran dari Filipina, Indonesia, Thailand dan  beberapa Negara Asia– dengan perlakuan kurang manusiawi.
…Di  Masjid Nathan Road Tsim Sha Tsui, Koowlon, ukhuwah islamiyah telah   mengurai benang kusut dan pembatas antara golongan tinggi dan golongan  biasa…
Di Masjid Nathan Road Tsim Sha Tsui, Koowlon, ukhuwah  islamiyah telah  mengurai benang kusut dan pembatas antara golongan  tinggi dan golongan biasa. Dengan Islam yang menancap di dada,  penghalang itu runtuh. Begitu indah akhlak muslimah Hong Kong itu,  karena menjadikan Islam sebagai prinsip yang mengatur hidupnya, sehingga  ia mampu mematahkan belenggu jarak antara pekerja kasar dengan penduduk  lokal. Ia tak hanya anggun, kulitnya yang putih bersih khas kulit orang  China membuatnya kelihatan amat cantik, namun hatinya lebih cantik dari  fisiknya, Subhanallah, sebuah renungan dan pelajaran yang menggugah  nurani. [yuliana/voa-islam.com]
		
								
								
								Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!