Kamis, 17 Syawwal 1445 H / 2 Februari 2012 06:35 wib
6.198 views
Menyedihkan! 73 Orang Tewas di Mesir Hanya Gara-gara Sepak Bola
PORT SAID, MESIR (voa-islam.com) - Berita miris kembali terdengar dari Mesir menyusul tewasnya puluhan orang akibat terjadinya bentrok kemarin, namun bukannya bentrok sektarian atau bentrok dengan pihak keamanan, bentrokan berdarah ini justru dipicu karena fanatisme berlebihan terhadap sebuah tim sepak bola.
Setidaknya 73 orang tewas dan ratusan lainnya menderita luka-luka ketika kerusuhan pecah setelah pertandingan sepak bola Liga Premier Mesir di kota Port Said di utara negara itu.
Bentrokan meletus pada hari Rabu (1/2/2012) segera setelah wasit meniup peluit akhir, mengakhiri permainan yang mengantarkan tim sepakbola Al-Ahly mengalahkan Al-Masri 3-0 di kota tersebut.
"Jumlah kematian, sebagai akibat dari kerusuhan setelah pertandingan antara Al-Ahly dan Al-Masri, telah mencapai 73 orang," kata Wakil Menteri Kesehatan Mesir al-Efni Helmy.
Menurut pejabat keamanan, penggemar tim pemenang membanjiri lapangan, dan menyerang para pemain dan penggemar lawan-lawan mereka. Ada laporan bahwa batu, botol dan kembang api yang dilemparkan ke lapangan.
Kedua tim sepakbola memiliki sejarah panjang berdarah dan banyak bentrokan telah meletus antara penggemar kedua belah pihak dalam beberapa tahun terakhir.
..Jumlah kematian, sebagai akibat dari kerusuhan setelah pertandingan antara Al-Ahly dan Al-Masri, telah mencapai 73 orang..
Kelompok politik terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, telah mengecam bentrokan tersebut, menuduh para pendukung diktator yang digulingkan, Hosni Mubarak memicu kekerasan mematikan tersebut.
"Peristiwa-peristiwa di Port Said direncanakan dan merupakan pesan dari sisa-sisa rezim sebelumnya," kata legislator Mesir Essam al-Erian dalam sebuah pernyataan pada situs kelompok Islam Partai Kebebasan dan Keadilan.
Rezim Mubarak digulingkan pada Februari setelah berminggu-minggu protes anti-pemerintah di Mesir yang mengakhiri tiga dekade kekuasaannya.
Menurut kelompok hak Amnesty International yang berbasis di Inggris, hampir 850 pengunjuk rasa tewas selama revolusi bersejarah di negara Afrika Utara itu. (by/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
