Sabtu, 3 Zulqaidah 1445 H / 24 Mei 2014 10:15 wib
9.546 views
Takut Kena Sanksi, Belanda Kirim Utusan Untuk Redam Kemarahan Saudi Atas Komentar Wilder
BELANDA (voa-islam.com) - Kementerian luar negeri Belanda mengatakan pemerintah mereka akan mengirim utusan ke Arab Saudi untuk meredam kemarahan kerajaan tersebut menyusul penyebaran pesan anti-Islam oleh politikus ekstrem kanan Geert Wilders.
Sebagaimana dilansir laman BBC Indonesia Kamis (22/5/2014) Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans mengatakan kepada wartawan, pihaknya sedang berunding dengan pejabat Saudi.
Dia menegaskan Belanda mengizinkan kebebasan menyatakan pendapat, tetapi "pemerintah tidak sependapat dengan" pandangan Wilders dalam masalah ini.
Dia berharap pemerintah Saudi dapat "memahami bahwa seluruh Belanda tidak bisa bertanggungjawab atas tingkah laku seorang anggota parlemen."
"Kami akan berusaha keras agar pengaruh negatifnya ke Belanda sekecil mungkin," kata Timmermans kepada media Belanda RTL.
Ekspor Belanda ke Arab Saudi senilai US$2,7 miliar per tahun, menurut kantor statistik Belanda.
Menghina Islam dan kerajaan
Pertikaian dimulai ketika politikus ekstrem kanan Geert Wilders menyebarkan stiker mengejek Islam dan kerajaan. Wilders, yang merupakan anggota dari Parlemen Belanda, menyerang bendera Saudi dan mengatakan kalimat syahadat atau pernyataan keislaman yang ditulis pada bendera harus diganti oleh kata-kata tidak senonoh yang ia sarankan.
Ia juga menyalahkan Kerajaan atas serangan teroris yang terjadi di seluruh dunia.
Arab Saudi sendiri belum mengumumkan sanksi resmi, tetapi media setempat melaporkan sejumlah langkah sudah diterapkan. Diantara sanksi tersebut adalah melarang perusahaan-perusahaan Belanda untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek lokal di masa mendatang baik secara langsung atau tidak langsung dan juga menyerukan untuk mengurangi jumlah visa yang dikeluarkan untuk pengusaha dan investor Belanda dan membatasi masa waktu visa, kecuali mereka yang saat ini terlibat dalam proyek-proyek vital.
Dewan Majlis Saudi (CSC) menegaskan bahwa pemerintah telah menginstruksikan untuk menghentikan pertukaran kunjungan oleh delegasi dari kedua negara. Langkah ini dilakukan Saudi karena pemerintah Belanda tidak mengambil tindakan terhadap pemimpin Partai Kebebasan ultra kanan yang mencaci-maki Islam dan kerajaan tersebut.
Komentar-komentar jahat anti-Islam Wilders telah membuat marah banyak orang dan dia telah hidup di bawah "benteng" penjaga bersenjata sejak ia menerima ancaman pembunuhan pada tahun 2004. (st/bbc)
SURIAH (voa-islam.com) - Kelompok mujahidin Jabhat Al-Nusrah, cabang resmi Al-Qaidah di Suriah, telah mengumumkan pembentukan sebuah sekolah baru bernama Institut Studi Islam Imam al Syafi'i. Kelompok ini mempromosikan lembaga tersebut di Twitter. Dan Syaikh Abu Sulaiman al-Muhajir, seorang pejabat syariah senior di Jabhat Al-Nusrah yang pindah dari Australia ke Suriah tahun lalu, tengah menggalang dana sumbangan untuk itu.
Sekolah itu akan mengajarkan para siswa tentang hukum Islam dan cara yang tepat untuk melakukan jihad, menurut postingan di Twitter.
Beberapa iklan untuk sekolah telah diposting di Twitter. Salah satu iklan tersebut mengatakan bahwa institut tersebut telah disiapkan oleh komite syariah umum Al-Nusrah. "Untuk membantu, silahkan hubungi Syaikh Abu Sulaiman al Muhajir @abushulayman321, anggota komite shariah umum Jabhat Al-Nusrah," bagian bawah iklan tersebut berbunyi.
Abu Sulayman menjadi terkenal di Australia atas dukungannya terhadap jihad di Suriah. Tapi sejauh mana keterlibatannya dalam jaringan internasional Al-Qaidah tidak dipahami publik sampai ia muncul sebagai salah satu ideolog terkemuka Jabhat Al-Nusrah.
Abu Sulaiman telah menjadi salah satu kritikus sengit dari Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS), yang tidak diakui oleh komando umum Al-Qaidah di bulan Februari. Dalam video yang dirilis oleh Jabhat Al-Nusrah pada 17 Maret, Abu Sulaiman menjelaskan bahwa ia ditunjuk untuk menjadi bagian dari upaya mediasi pertama antara ISIS dan Al-Nusrah.
Di Video lain Jabhat Al-Nusrah yang dirilis pada April, Abu Sulaiman menjelaskan struktur Al-Qaidah. Al-Qaidah telah membagi pekerjaan jihad menjadi beberapa daerah, dengan seorang amir ditunjuk untuk mengawasi masing-masing daerah, Abu Sulayman menjelaskan.
Sebuah iklan banner kedua untuk institut tersebut, juga meminta dukungan dan termasuk sebuah kutipan dari Ibn Qayyim al Jawziyyah, seorang pemikir Islam yang hidup pada abad 13 dan 14. "Landasan agama adalah ilmu dan jihad," kutipan itu berbunyi.
Dan jihad memiliki dua bentuk. Bentuk pertama adalah bertempur dengan tangan dan tombak, sedangkan yang kedua adalah dengan “argumentasi dan penjelasan”. Kedua Jihad itu lebih utama karena kebesaran manfaatnya, intensitas rezekinya, dan banyak musuh-musuhnya.
Sebuah spanduk ketiga menggambarkan berbahasa Inggris Abu Sulayman di pojok kiri dan mengatakan bahwa para donatur dapat menghubungi anggota komite syariah Al nusrah untuk membantu mendanai lembaga ini. Selain Abu Sulayman, setidaknya dua anggota lain dari komite syariah yang merupakan pengguna aktif Twitter.
Twitter telah menjadi platform yang semakin populer untuk penggalangan dana jihad. Al-Qaidah dan ideolog yang terkait menggunakan rekening berat diperdagangkan untuk mendorong sumbangan. Misalnya, Syaikh Abdallah Muhammad al Muhaysin, seorang ulama Saudi yang populer yang berafiliasi dengan Al-Qaidah, secara teratur menggunakan Twitter untuk mengumpulkan dana untuk jihad di Suriah. Muhaysini saat ini memiliki lebih dari 300.000 pengikut, sedangkan Abu Sulayman memiliki lebih dari 10.000. (by/tlwj)
syaikh abu sulaiman al-muhajir, al-qaidah, jabhat al-nusrah, istitut study islam imam syafi'i, isis, negara islam irak dan suriah raya, suriah, syaikh abdallah muhammad muhaysini
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
