Senin, 13 Jumadil Akhir 1446 H / 30 Juni 2014 20:52 wib
25.099 views
Makin Jelas Konspirasi AS, Iran dan Arab Saudi, 'Bersatu' Cap ISIS Teroris
SURIAH (voa-islam.com) - Pergerakan pasukan mujahidin Islamic State in Iraq and Sham (ISIS) semakin melebarkan sayapnya di perbatasan Irak, Suriah dan Yordania. ISIS dilaporkan kini telah bekerja-sama dengan jaringan al-Qaeda yang berada di wilayah Semanjung Arab atau yang dikenal dengan kelompok AQAP.
Ketiga negara penguasa minyak di Timur tengah yakni Arab Saudi yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat dan tentunya saja AS main mata dengan penguasa syiah di Iran itu kini menyatakan hal senada soal ISIS.
Arab Saudi cap ISIS Teroris
Dilansir CNN, Jumat (27/6/2014), Raja Arab Suadi, King Abdullah, memerintahkan pasukannya melakukan segala macam cara, "Untuk meningkatkan keamanan dan kepentingan negara dari ancaman 'teroris' militan ISIS," demikian lapor kantor berita resmi Saudi, SPA, dikutip CNN.
"Mengantisipasi (bahwa) organisasi teroris atau kelompok lain melakukan tindakan yang dapat mengganggu keamanan negara, Raja Abdullah telah memerintahkan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi tanah air dan wilayahnya dari ancaman teror," demikian dikabarkan SPA, dari sumber kerajaan Arab Saudi.
Menurut seorang pejabat Saudi saat ini pasukan keamanan berada dalam siaga tertinggi untuk mengatisipasi masuknya militan Negara Islam Iraq dan Sham (ISIS), masuk ke Arab Saudi.
"Arab Saudi berbagi wilayah perbatasan yang panjang dengan Irak. Dan pemerintah menyadari bahwa posisi ISIS kini berada sangat dekat dengan perbatasan Irak dengan Yordania, dan bahwa ISIS terang-terangan menyampaikan niatnya berusaha menyerang Arab Saudi," ungkap pejabat itu.
"Sudah bukan rahasia lagi jika ISIS memiliki target-target penting di Arab Saudi," jelasnya.
Iran juga labeli ISIS Teroris
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, (22/06) menyebutkan bahwa kelompok gerilyawan Negara Islam Iraq-Sham (ISIS) merupakan 'teroris' dan ancaman bagi seluruh dunia.
"Kami percaya bahwa ISIL --yang lebih dikenal ISIS, sebagai kelompok ekstremis Takfiri, merupakan ancaman bagi seluruh wilayah, seluruh dunia, dan kami mendesak bahwa tidak ada investasi politik yang dilakukan pada kelompok-kelompok teroris," kata Zarif.
Diplomat tinggi negara Syi'ah itu juga menyebut pemerintah mampu melawan ISIS. Ia menambahkan, "Kelompok Takfiri dibenci oleh semua kelompok agama dan etnis di Irak," klaimnya.
Sementara, Presiden Iran, Hassan Rouhani, Pemerintah Irak akan menghancurkan teroris dan pendukung-pendukung mereka.
"Kelompok-kelompok teroris dan para pendukungnya, baik di kawasan dan di seluruh dunia, bukan lawan tangguh bagi rakyat negeri Irak dan mereka akan menghancurkan militan ISIS," kata Rouhani, Rabu (18/6/14).
Dia menambahkan bahwa teroris-teroris itu harus tahu bahwa Iran akan berusaha untuk menjaga tempat-tempat suci Syiah di kota-kota Irak Karbala, Najaf, Kadhimiya dan Samarra.
Iran juga tidak menutup kemungkinan membuka kerja sama dengan Amerika Serikat. Kerja sama ini dalam menghadapi ISIS -- kelompok pemberontak jihadis Sunni di Irak dan juga negaranya.
"Kami bisa memikirkannya jika kami melihat Amerika Serikat mulai melawan kelompok teroris di Irak atau di tempat lainnya," ujar Hassan Rouhani, seperti dilansir BBC, Sabtu (14/6/2014).
Amerika juga cap ISIS Teroris
Dilanda situasi darurat akibat gempuran besar-besaran dari kelompok militan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS). Amerika Serikat pun turun tangan, dengan mengirim kapal perang.
Seperti dimuat BBC, Minggu (15/6/2014), Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menurunkan persenjataan militernya, termasuk jet tempur yang diangkut menggunakan kapal perang USS George HW Bush, dari Laut Arab Utara.
Selain itu, kapal pengangkut rudal penjelajah USS Philippine Sea dan kapal pengangkut rudal penghancur USS Truxtun juga bakal diluncurkan ke Irak.
”Kehadiran kapal di wilayah tersebut untuk menyediakan opsi tambahan pimpinan komandan kami untuk melindungi warga negara dan kepentingan AS di Irak, ia harus memilih untuk menggunakannya,” kata juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, dikutip Russia Today.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry bersumpah untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Irak.
”Dukungan AS memungkinkan pasukan keamanan Irak untuk menghadapi teroris lebih efektif dan dengan cara yang menghormati kedaulatan Irak,” kata Kerry.
Menurut Kerry serangan ISIS merupakan ancaman bagi eksistensi Irak dan dalam minggu negara itu akan kritis setelah kilang minyak terbesar Irak di Baiji dikuasai gerilyawan ISIS. [jabir/acw/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!