Selasa, 17 Syawwal 1445 H / 18 Mei 2021 22:15 wib
3.465 views
Hamas Sebut Israel Tidak Akan Bisa Menghancurkan Jaringan Terowongan Mereka
JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pasukan Pertahanan Israel mengklaim bahwa Hamas telah menginvestasikan sebagian besar sumber dayanya dalam menggali terowongan di bawah Jalur Gaza, khususnya di utara. Labirin terowongan yang saling berhubungan yang mirip dengan jaringan metro dibangun di bawah tanah melintasi daerah kantong pantai, dan pasukan Israel bermaksud untuk menghancurkannya.
Pada awal 2021, Basil Salhieh, mantan kepala sayap militer Hamas, Brigade Izzuddine Al-Qassam, memperingatkan dalam pesan video bahwa Israel memiliki peta terowongan Gaza dan bersiap untuk menghancurkannya dalam konflik berikutnya. Salhieh mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan kepemimpinan Hamas tentang masalah ini, dan bertekad untuk menyebarkan pesannya. Namun peringatannya ditepis dan Brigade Al-Qassam menangkapnya karena memposting video tersebut.
Hingga tulisan ini dimuat, 213 orang telah tewas dalam penembakan Israel, termasuk 61 anak-anak dan 36 wanita, sejak kekerasan meletus pada 10 Mei, menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza.
Ibrahim al-Madhoun, seorang analis politik yang dekat dengan Hamas, mengatakan kepada Al-Monitor bahwa intensitas serangan Israel di terowongan mengkhianati ketakutannya bahwa Hamas akan menggunakannya untuk melakukan serangan mendadak. Dia menjelaskan bahwa dalam perang 2014 dengan Israel, terowongan adalah aset strategis Hamas yang paling efektif tetapi bukan satu-satunya.
Dia berkata, “Israel telah mengalokasikan anggaran miliaran dolar menangani masalah terowongan. Mereka telah membangun tembok baja berteknologi tinggi dan membeli bom penghancur bunker dan jet F-35 Amerika, yang saat ini digunakan dalam upaya untuk menghancurkan jaringan terowongan. "
Madhoun yakin Israel akan terus menargetkan terowongan bahkan setelah putaran kekerasan saat ini berakhir dan menginvestasikan semua sumber dayanya untuk mengungkap jaringan bawah tanah. Dia menambahkan bahwa melindungi operasi dan jaringan komunikasi Hamas dari serangan udara.
"Klaim Israel atas pengetahuan ini adalah gertakan yang dibuat karena ketakutan," Madhoun menambahkan, mengklaim bahwa pengetahuan Israel tentang jaringan tersebut tampaknya terbatas berdasarkan serangan di babak pertempuran ini.
"Menurut informasi saya, terowongan yang menjadi sasaran tentara Israel sebagian hancur, tapi ini tidak menghentikan Hamas," tambahnya.
Dia mengatakan serangan udara Israel memang membunuh beberapa agen operasi Hamas, termasuk tokoh-tokoh yang dekat dengan Abu Khaled al-Deif, panglima Brigade Al-Qassam. "Pertempuran, bagaimanapun, masih diarahkan oleh lusinan pemimpin penting yang tidak dapat ditemukan dan ditargetkan Israel," katanya.
Tayseer Mehasen, seorang profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar di Gaza, mengatakan kepada Al-Monitor bahwa serangan kekerasan di Gaza menunjukkan bahwa Israel menyadari betapa sulitnya Hamas disusupi dan dikalahkan.
“Israel tampaknya gagal menyerang target militernya. Oleh karena itu mereka berusaha menekan perlawanan dengan menargetkan warga sipil Palestina, yang terbukti dari jumlah korban sipil, di antaranya anak-anak, yang jumlahnya hampir setengah dari semua yang tewas, "katanya.
“Hamas telah menempatkan Israel dalam posisi yang memalukan, karena rudalnya mencapai kota-kota jauh ke dalam wilayah Israel. Gerakan Islam itu telah mengembangkan kemampuan militernya dan sekarang mengancam pasukan militer Israel dan pemukim Israel. Oleh karena itu, sangat tidak mungkin Israel akan menerima gencatan senjata sebelum membuat keuntungan ofensif yang signifikan, ”tambahnya.
Serangan Israel terhadap infrastruktur, jalan, dan menara pemukiman Gaza menunjukkan bahwa militer Israel tidak memiliki intelijen yang akurat tentang lokasi operasi Hamas, "yang mendorongnya untuk membom wilayah yang lebih luas untuk mencapai target," jelas Mehasen.
Dia menambahkan bahwa tentara Israel mungkin memang memiliki peta terowongan dan telah menghancurkan sebagian dari mereka, tetapi "masih ada puluhan terowongan yang tidak diketahui Israel, yang berhasil merekrut beberapa tokoh dengan informasi tentang perlawanan."
“Ini menjelaskan mengapa militer Israel mampu membunuh beberapa pemimpin Hamas pada awal serangan. Namun, meningkatnya kekerasan, pemboman tanpa henti, dan pernyataan tentara Israel bahwa mereka tidak dapat menjangkau beberapa pemimpin Hamas di utara menunjukkan bahwa informasi yang dimilikinya terbatas, ”jelas Mehasen.
"Perlawanan telah menembakkan rudal hingga mencapai daerah terpencil, yang menandakan bahwa beberapa terowongan berada di dekat perbatasan di wilayah utara," tambahnya.
Mehasen mengatakan bahwa Israel berusaha untuk menciptakan kekacauan dan mengganggu kehidupan di Jalur Gaza tetapi gagal untuk mencapainya, karena orang Palestina telah "menunjukkan dukungan yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya" untuk Hamas, menekankan, "Gaza ingin terus meningkatkan eskalasi daripada menerima kondisi ketenangan yang tidak adil. ”
Dia menambahkan, “Dalam perang sebelumnya, puluhan pemimpin Hamas tewas dalam satu serangan. Kali ini, Israel telah menggempur Gaza dengan puluhan serangan udara, menghancurkan seluruh wilayah untuk dapat menargetkan satu pemimpin. "
Mehasen percaya bahwa mahalnya biaya pembangunan terowongan sebanding dengan kemampuan mereka untuk melindungi agen operasi Hamas, menekankan bahwa Israel tidak akan mundur sampai keuntungan militernya yang meningkatkan citra pemerintah. (ALMNTR)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
