Senin, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 22 November 2021 00:33 wib
4.719 views
Taliban Mulai Bayar Gaji untuk Para Pegawai Pemerintah
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Otoritas Taliban Afghanistan mengatakan Sabtu (20/11/2021) mereka telah mulai membayar pegawai pemerintah yang belum menerima gaji sejak kelompok Islam itu merebut kekuasaan dan memicu krisis keuangan besar.
Sebagian besar pegawai pemerintah belum kembali bekerja dan banyak yang belum dibayar selama berbulan-bulan bahkan sebelum Taliban merebut kekuasaan, terutama pekerja pedesaan.
"Kami akan mulai membayar gaji mulai hari ini. Kami akan membayar gaji tiga bulan," kata Ahmad Wali Haqmal, juru bicara kementerian keuangan pada konferensi pers.
Haqmal mengatakan gaji akan dibayarkan untuk periode mulai 23 Agustus, menambahkan bahwa beberapa pegawai pemerintah akan dibayar bahkan untuk bulan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan.
Pembayaran akan dilakukan melalui sistem perbankan negara yang menurut Haqmal belum "lumpuh" sejak jatuhnya pemerintahan sebelumnya.
"Hanya perlu waktu untuk beroperasi secara normal," katanya.
Pegawai pemerintah masih tidak akan dapat mengakses gaji penuh mereka.
Sejak Agustus, sektor perbankan Afghanistan telah runtuh, dan mereka yang memiliki uang di bank telah berjuang untuk mengakses dana mereka karena cabang membatasi penarikan menjadi $200 hingga $400 seminggu.
Krisis keuangan diperparah setelah Washington membekukan sekitar $10 miliar aset yang disimpan dalam cadangannya untuk Kabul dan semakin memburuk setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menghentikan akses Afghanistan ke pendanaan.
Donor asing yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyediakan lebih dari 75 persen pengeluaran publik di bawah pemerintah Afghanistan sebelumnya yang didukung Washington selama 20 tahun.
Situasi yang memburuk dengan cepat telah memaksa warga Afghanistan untuk menjual barang-barang rumah tangga mereka guna mengumpulkan uang untuk makanan dan kebutuhan pokok lainnya dengan jatuhnya mata uang lokal dan harga yang meroket.
Meraj Mohammad Meraj, juru bicara departemen pendapatan pemerintah, mengatakan pihak berwenang berada dalam posisi untuk membayar gaji setelah memperoleh pendapatan 26 miliar Afghanistan (sekitar $277 juta) dalam dua setengah bulan terakhir.
"Hanya 20 hingga 25 persen ekonomi yang beroperasi... Tidak semua sektor saat ini beroperasi," kata Meraj dalam konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa pihak berwenang akan memperkenalkan zakat baru untuk mendanai proyek bantuan bagi orang miskin dan anak yatim. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!