Sabtu, 13 Jumadil Akhir 1446 H / 30 November 2024 14:44 wib
6.947 views
Pejuang Oposisi Suriah Capai Benteng Kuno Kota Aleppo, Terapkan Jam Malam untuk Pengamanan
ALEEPO, SURIAH (voa-islam.com) - Koalisi pejuang oposisi Suriah telah mencapai jauh ke dalam kota kedua terbesar Suriah, Aleppo, pada hari Jum'at (29/11/2024), termasuk benteng kuno kota itu menurut laporan, dengan melancarkan serangan kilat terhadap pasukan rezim Assad yang didukung oleh Iran dan Rusia.
Pertempuran itu adalah salah satu yang paling mematikan sejak putaran pertempuran besar terakhir pada tahun 2020, dengan 277 orang tewas, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR). Jumlah korban termasuk 28 warga sipil, sebagian besar tewas oleh serangan udara Rusia.
Serangan itu dimulai pada hari Rabu, hari yang sama ketika gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku di negara tetangga Libanon antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbulata.
Pada hari Jum'at, pejuang oposisi yang dipimpin oleh kelompok jihadis Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), telah merebut lebih dari 50 kota dan desa di utara, menurut Observatorium yang berbasis di Inggris, dalam kehilangan wilayah terbesar rezim teroris Assad dalam beberapa tahun.
Mereka kemudian memasuki distrik-distrik barat Aleppo, sebuah kota berpenduduk sekitar dua juta orang yang merupakan pusat manufaktur Suriah sebelum perang.
Para pejuang "maju tanpa perlawanan berarti dari pasukan rezim", kata direktur Observatorium Rami Abdel Rahman, seraya menambahkan bahwa mereka telah menguasai lima lingkungan.
Seorang koresponden AFP melihat bentrokan di distrik Aleppo Baru.
Bala bantuan tentara telah tiba di Aleppo, klaim seorang pejabat keamanan Suriah kepada AFP, yang meminta anonimitas untuk membahas masalah-masalah sensitif.
Sebuah pernyataan militer mengklaim pasukan pemerintah telah menangkis serangan terhadap kota dan merebut kembali beberapa posisi.
Namun, rekaman dan gambar yang dibagikan secara daring dilaporkan menunjukkan para pejuang oposisi bergerak lebih jauh ke jantung kota. Ini termasuk benteng kuno kota itu, yang dilaporkan oleh Syria TV afiliasi The New Arab dengan mengutip sumber-sumber militer. Publikasi tersebut juga melaporkan bahwa koalisi telah memberlakukan jam malam di kota itu sebagai bagian dari upaya untuk "mengamankannya".
Rekaman lainnya memperlihatkan pasukan oposisi membebaskan tahanan termasuk para wanita yang ditahan di penjara rezim. Laporan menyebutkan ada 5000 lebih tahanan baik pria maupun wanita yang dibebaskan dari Penjara Pusat Aleepo yang dikontrol rezim Assad dan milisi Syi'ah Iran
Pasukan oposisi membuat kemajuan lain di utara, termasuk kota Saraqib yang berlokasi strategis, yang berada di jalan menuju Aleppo, kata Observatory.
Sementara itu, otoritas Suriah menutup bandara Aleppo dan membatalkan semua penerbangan, kata sumber militer kepada Reuters.
Dua sumber militer Suriah juga mengatakan kepada Reuters bahwa rezim dijanjikan bantuan militer tambahan dari Rusia untuk membantu tentara menggagalkan serangan dan bahwa perangkat keras baru tersebut diharapkan tiba di pangkalan udara Hmeimim dekat kota pesisir Latakia dalam 72 jam ke depan.
Serangan udara Rusia
Pesawat tempur Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara hebat di daerah sipil oposisi di sekitar Idlib, melakukan 23 serangan, menurut Observatory.
MIliter rezim teroris Assad dan sekutunya termasuk Rusia biasa menargetkan daerah-daerah sipil dengan roket atau serangan udara di wilayah opossisi di Idlib sebagai pembalasan atas serangan yang dilakukan pasukan anti pemerintah Suriah, terlebih di tengah kekalahan yang di alami Damaskus.
Wilayah Idlib telah menjadi sasaran gencatan senjata yang ditengahi Turki dan Rusia sejak 2020. Gencatan senjata telah berulang kali dilanggar tetapi sebagian besar telah dilaksanakan.
Pada hari Kamis, koalisi pejuang oposisi memotong jalan raya M5 yang menghubungkan Aleppo dengan ibu kota Damaskus, sekitar 300 kilometer ke selatan, kata Observatory.
Gambar AFP menunjukkan tank-tank tentara dan kendaraan militer lainnya yang ditinggalkan.
Seorang koresponden AFP di daerah tersebut mengatakan bahwa para pemberontak menerima perintah dari komando operasi gabungan. Analis Nick Heras, dari New Lines Institute for Strategy and Policy, mengatakan para pejuang itu "berusaha mencegah kemungkinan kampanye militer Suriah di wilayah Aleppo".
Nama yang diberikan untuk operasi serangan tersebut oleh koalisi oposisi adalah operasi "Pencegahan Agresi".
Menurut Heras,rezim Suriah dan sekutunya Rusia telah mempersiapkan serangan semacam itu.
'Sama sekali tidak siap'
Kepentingan lain juga dipertaruhkan.
Selain Rusia, Presiden Suriah Bashar al-Assad telah didukung oleh Iran dan kelompok milisi Syi'ah sekutu, termasuk Hizbulata Libanon.
Milisi Syi'ah yang didukung Iran memiliki kehadiran yang besar di wilayah Aleppo setelah memberikan dukungan darat yang penting ketika tentara, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, merebut kembali wilayah yang dikuasai oposisi di kota itu pada tahun 2016.
Heras mengatakan pasukan anti-rezim "dalam posisi yang lebih baik untuk mengambil dan merebut desa-desa daripada pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia, sementara Iran berfokus pada Libanon".
Abdel Rahman mengatakan pasukan rezim "sama sekali tidak siap" untuk serangan itu.
"Aneh melihat pasukan rezim menerima pukulan besar seperti itu meskipun ada perlindungan udara Rusia dan tanda-tanda awal bahwa HTS akan meluncurkan operasi ini," kata Abdel Rahman.
"Apakah mereka bergantung pada Hizbullah (baca: Hizbulata), yang sekarang sibuk di Libanon?"
Perang saudara Suriah telah berlangsung sejak protes damai anti-rezim Assad diadakan pada tahun 2011, yang mengakibatkan tindakan keras yang brutal. Sekitar 500.000 orang telah tewas sejak dimulai, banyak di antaranya akibat serangan udara rezim dan Rusia terhadap wilayah yang dikuasai oposisi. (TNA/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!