Sabtu, 29 Jumadil Akhir 1447 H / 20 Desember 2025 11:31 wib
437 views
Agen Khaled sang 'Kunci Pembuka Gerbang' Aleppo
ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Di tengah riuhnya kampanye amal di Aleppo membangun kembali kota yang luluh lantak, sosok pria bertopeng naik ke atas panggung. Ia tidak menyebutkan nama aslinya, hanya dikenal sebagai "Khaled". Namun, benda yang ia letakkan di meja lelang—sebuah pistol usang bekas pertempuran—berhasil mengumpulkan dana fantastis demi kebangkitan Aleppo.
Ini bukan sekadar kisah pelelangan barang antik. Ini adalah epilog dari sebuah drama spionase, keberanian, dan pengorbanan yang menjadi kunci jatuhnya pertahanan rezim Assad di Aleppo setahun sebelumnya.
Sang Agen Ganda di Jantung Rezim
Khaled sejatinya adalah petempur dari unit elit Al-Asa'ib Al-Hamra (Pasukan Khusus "Pita Merah"), satuan pemukul paling mematikan milik Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berbasis di pedesaan Aleppo barat. Namun, selama bertahun-tahun, dunia mengenalnya sebagai prajurit rezim. Melalui strategi penyamaran yang penuh risiko, Khaled berhasil meyakinkan aparat keamanan rezim Assad bahwa ia telah membelot. Ia diterima kembali, bahkan ditempatkan di posisi strategis di dalam kota Aleppo.
Di sana ia memainkan peran paling berbahaya: menjadi "Mata Revolusi". Selama bertahun-tahun, ia hidup dalam bayang-bayang, mengirimkan koordinat vital pergerakan militer dan lokasi milisi Syi'ah Iran kepada rekan-rekannya di luar pagar betis kota.
Malam Rad'ul 'Udwan/Pencegahan Agresi
Puncak dari operasinya terjadi pada akhir 2024, dalam operasi yang dikenal sebagai "Pencegahan Agresi". Berkat akses internal yang dimilikinya, Khaled memfasilitasi infiltrasi senyap sebuah tim inghimasi (pasukan berani mati) yang terdiri dari lima anggota العصائب الحمراء (Al-Asa'ib Al-Hamra) yaitu: Ahmad Awad as-Sulaiman – Amjad Ayman Aswad – Bilal Ghiyats as-Syaikh – Muhammad Ahmad al-Husain – Muhammad Abdussalam Khallouf.
Target mereka bukan pos biasa, melainkan Ruang Operasi Komando—jantung pengendali gabungan milisi Syi'ah Iran dan pasukan rezim Assad di Aleppo. Serangan mendadak yang dipandu Khaled berhasil melumpuhkan para komandan kunci musuh. Pukulan paling mematikan adalah terhadap ruang operasi Iran, di mana mereka berhasil membunuh Brigadir Jenderal Kiomars Pour Hashemi yang dikenal dengan nama “al-Hajj Hashem”, komandan pasukan Korps Garda Revolusi Syi'ah Iran (IRGC) dan milisi-milisi Syi'ah sekutunya di seluruh kota Aleppo.
Hilangnya komando pusat menyebabkan kekacauan total di barisan pertahanan rezim teroris Assad, memicu efek domino yang meruntuhkan pertahanan kota hanya dalam hitungan hari. Bagi para ahli strategi militer oposisi, Khaled adalah "kunci pembuka gerbang" Aleppo.
Pistol "usang" berharga jutaan dolar
Setahun setelah kemenangan itu, dalam kampanye Halab Satt AlKull (Aleppo Ibu Segalanya), Khaled kembali muncul. Kali ini bukan dengan peluru, melainkan dengan kedermawanan. Ia menyumbangkan pistol "usang" pribadinya—saksi bisu dari operasi senyapnya—untuk dilelang. Momen emosional terjadi ketika Grup Bakir, sebuah konglomerasi bisnis terkemuka, memenangkan lelang tersebut dengan angka yang mencengangkan: $1.350.000 (-+Rp22,5 milar)
Namun, dalam sebuah gestur penghormatan yang mendalam, perwakilan Grup Bakir tidak mengambil senjata tersebut. "Senjata ini adalah kehormatanmu," ujar perwakilan tersebut sembari mengembalikan pistol itu ke tangan Khaled sebagai hadiah, sambil tetap menyerahkan uang jutaan dolar itu sepenuhnya untuk dana rekonstruksi kota Aleppo. (IF/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
