Rabu, 30 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Maret 2020 12:57 wib
16.992 views
Syaikh Abdurrazaq Juga Sebut Virus Corona sebagai Virus China
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Akibat Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebut virus corona sebagai virus China, China marah. Serangan dalam bentuk tuduhan langsung dialamatkan kepada AS, pihak paling tanggungjawab terjadinya wabah Covid-19.
Dilansir dari South China Morning Post, dalam serangkaian tweet, Trump meminta orang-orang AS untuk "bersatu dan mendukung tetangga Anda dengan tidak menimbun jumlah makanan dan kebutuhan pokok yang tidak perlu. Bersama kita akan tetap kuat dan mengatasi tantangan ini! Amerika Serikat akan sangat mendukung industri, seperti maskapai penerbangan dan lainnya, yang sangat terpengaruh oleh virus China. Kita akan lebih kuat dari sebelumnya!” tulis Trump, seperti yang dipublish situs kontan.co.id. pada Selasa, 17/03/20 kemarin.
Salah seorang pejabat China menuduh bahwa pasukan AS kemungkinan sebagai pihak yang membawa virus corona baru ke China.
Sebagaimana diketahui, bahwa virus corona mewabah pertama kali di Wuhan China pada akhir Desember 2019. Kasus semakin besar dan menimbulkan ganjang ganjing di China. Sekarang ini virus Corona sudah menyebar di lebih 115 negara.
Virus Corona : Virus China
Bukan cuma Trump yang sebut Corona sebagai Virus China. Syaikh Dr. Abdurrazaq bin Abdil Muhsin al-Badr juga sebut Virus Corona Baru ini dengan Virus China. Beliau menulis makalah nasihatnya dengan judul:
فيروس كورونا الجديد - فيروس الصين
“Virus Corona (jenis) baru (virus China)”
Dalam makalah dakwahnya itu, Syaikh Abdurrazaq mengawali nasihatnya, “wajib bagi setiap muslim kapanpun dan dalam kondisi apapun, saat tertimpa musibah dan bencana agar berpegang teguh dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Dasar perbincangan tentang virus ini, pengobatan dan penyembuhannya didasarkan pada asas-asas syar’iyyah dan prinsip-prinsip ilmiah, rasa takut kepada Allah dan merasa Allah selalu mengawasi kita.”
Beliau menasihatkan 6 sikap menghadapi musibah Covid 19 ini, berikut ringkasannya:
Pertama, Setiap muslim - dalam semua kondisinya- wajib senantiasa berpegang teguh kepada Tuhannya Jalla wa ‘Ala, bertawakkal kepada-Nya, dan meyakini semua urusan berada di tangan-Nya. Bahwa semua urusan ada di tangan Allah dan tunduk di bawah aturan dan perintah-Nya. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan pernah terjadi. Tidak ada pelindung terbaik selain Allah. Karenanya, wajib bagi setiap muslim menyerahkan urusannya kepada Allah dengan penuh harap dan tawakkal kepada-Nya. Ia meminta keselamatan dan kesembuhan hanya kepada Allah Tabaaraka wa Ta’ala. Mewabahnya penyakit Corona ini harus menambah dirinya dekat kepada Allah dengan berlindung dan menjaga perintah-Nya.
Kedua, berharap penjagaan dari virus Corona kepada Allah dengan menjaga perintah-perintahnya. Sebagaimana wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Ibnu Abbas, “Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau dapati Allah ada di hadapanmu.” (HR. Al-Tirmidzi)
Ketiga, Sesungguhnya syariat Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berobat ketika sakit datang, dan berobat tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah. Di antara bentuk berobat yang dianjurkan Islam adalah mencegah dari penyakit. Salah satunya dengan melazimi dzikir dan doa pagi dan sore.
[Baca: Doa-doa Perlindungan dari Penyakit Corona]
Keempat, berhati-hati dengan berita hoaks. Jangan mudah termakan dan jangan mudah menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya berkaitan dengan penyakit covid 19 ini.
Kelima, semua musibah yang menimpa seorang muslim, berkaitan dengan kesehatannya, keluarga dan anaknya, atau harta dan bisnisnya, jika bersabar dan berharap kepada Allah, maka itu akan berbuah kebaikan di sisi Allah Subhanahu Wa Taala.
Keenam, wabah corona bagian dari musibah dunia. Seorang muslim jangan terlalu risau. Selama tidak merembet kepada agamanya.
Sesungguhnya musibah terbesar adalah musibah yang menimpa agama seorang muslim, dan itu adalah musibah terbesar baik di dunia maupun di akhirat. Ketika musibah menimpa agama seseorang, orang itu akan senang kepada maksiat dan berat melakukan ketaatan, dan itulah kerugian sebesar-besarnya kerugian. Maka inilah hakikat musibah yang hendaknya setiap muslim khawatir hal itu akan menimpa dirinya. [Selesai]
Semoga Allah menjaga agama kita, islam dan iman kita. Allah perkuat keyakinan kita sehingga terasa ringan musibah dunia yang kita terima. Amiin. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!