Jihad Islam Genggam Dokumen IDF

Selasa, 27 November 2012

Hidayatullah.com--Saraya Al Quds sayap militer dari Jihad Islam telah mengirim pesan pendek kepada ratusan anggota pasukan penjajah Zionis (IDF) di saat mereka melakukan serangan terhadap Gaza. Mereka secara meyakinkan telah mengantongi secara detail identitas lebih dari 100 anggota IDF, demikian lansir ynetnews.com (26/11/2012), salah satu situs berita pihak penjajah.

Dokumen yang dipublikasikan oleh Saraya Al Quds antara lain nama lengkap, nomor ID pasukan serta perannya (medis atau sniper), divisi, hingga data mengenai pelatihan militer yang dijalani, no ponsel serta tanggal lahirnya. Saraya Al Quds menyebutkan bahwa intelijen berhasil memperoleh dokumen IDF tahun 2012, demikian lansir situs resmi Saraya Al Quds, saraya.ps (26/11/2012).

Roi, salah satu anggota tentara penjajah yang namanya ikut dipublikasikan mengakui kepada ynetnews.com bahwa dokumen tentang dirinya yang dimiliki Saraya Al Quds sangat akurat. Padahal ia tidak memiliki akun Facebook atau yang lain yang bisa dimanfaatkan oleh para pejuang.

Pihak IDF sendiri mengakui juga bahwa setelah mereka melakuakan serangan terhadap Gaza, Saraya Al Quds mengirim pesan kepada ponsel ratusan anggota pasukan penjajah.

Ini menunjukkan bahwa para pajuang tidak hanya mampu melawan penjajah di lapangan namun di dunia intelijen mereka juga diperhitungkan oleh musuh. Sebagaimana juga dilansir sebelumnya bahwa Hamas juga berhasil mengacaukan bank data pihak intelijen penjajah.*

 

Rep: Sholah Salim
Red: Thoriq

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Hidayatullah lainnya:

• Syiah Mesir Gagal Gelar Asyura, di Makasar Didemo FPI
• Standford: Muslim Prancis Menghadapi Diskriminasi Kerja
• ''Madzhab Ahlul Bait''
• PKI Masih Memperkokoh Pengkaderan Melalui Yayasan dan LSM
• Paus Benediktus XVI: Penanggalan Kristen Salah, Perayaan Natal Keliru
• HTI: Akidah Syiah Bashar Al Assad Murtad dari Islam
• Takut Mati, Warga Israel Dibekali App Ponsel Peringatan Roket
• Zionis Dinilai Pantas Diadili ke Mahkamah Internasional