Ahad, 17 Syawwal 1445 H / 10 Januari 2010 17:50 wib
11.932 views
'Ndeso'nya Kongres Partai Amanat Nasional
BATAM (voa-islam.com) - Kongres III Partai Amanat Nasional (PAN) diramaikan dengan suasana kampungan (ndeso). Jauh dari sosok modernis dan reformis yang menjadi trade mark pendirinya, Amien Rais, dan jauh dari kesan "amanat" dalam namanya.
Suasana ndeso diperlihatkan oleh para peserta kongres di Planet Holiday, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (8/1/2010). Para peserta begitu ngefans berat kepada presenter berita TV swasta, Tina Talisa. Di hotel itu Tina tak pernah sepi dari kerubutan peserta kongres yang ingin foto bersama. Alhasil, Tina terpaksa diusir keluar ruangan kongres karena peserta kongres ricuh berebut foto bersama.
Seperti biasanya, ketika menjalankan tugas reportasenya, Tina masuk ruangan untuk mengumpulkan informasi yang akan disampaikan kepada pemirsa sebuah televisi swasta. Ketika presenter wanita itu memasuki ruangan, para lelaki peserta kongres berubah seperti ”wong ndeso.” Mereka mengerubuti Tina dan meminta foto bersama. Tina yang masih mengenakan seragam ini pun melepas ikat rambutnya dan melayani fansnya satu persatu."Maaf Mbak Tina, foto-fotonya dibawa di luar saja," kata panitia penyelenggara Kongres PAN Batam, Indriati Hamzah, memperingatkan agar Tina meninggalkan ruang Kongres.
...Ketika Tina, presenter wanita itu memasuki ruangan, para lelaki peserta kongres berubah seperti ”wong ndeso.” Mereka mengerubutinya dan meminta foto bersama. Tina yang masih mengenakan seragam ini pun melepas ikat rambutnya dan melayani fansnya satu persatu...
Tina pun menurut. "Iya Bu sebentar," ujar Tina sambil tersenyum sembari keluar ruangan dibuntuti penggemarnya.
Bahkan di lobi depan ruang Kongres PAN, Tina tetap dikejar. "Foto-foto lagi," teriak peserta Kongres yang berada di luar ruangan sambil tertawa cengengesan. Dalam sekejap saja puluhan peserta antre foto bersama.
Saat akan menggelar live show pun Tina masih dikerubuti. Bahkan saat Ketua MPP PAN Amien Rais sedang di sebelah Tina, kader-kader PAN ini tak malu memotret Tina, tanpa Amien. Amien pun tertawa kecil melihat ulah kadernya.
Kemenangan yang didramatisir: Hatta Radjasa Ketua Umum, Drajad Wibowo Wakil Ketua Umum periode 2010-2015
Kongres III PAN berakhir dengan kemenangan Hatta Radjasa secara aklamasi, karena Drajad Wibowo, calon Ketua Umum PAN lainnya, mengundurkan diri sesaat sebelum pemilihan dilakukan. Dradjad mengaku, salah satu alasannya adalah karena dia ingin mematuhi perintah Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP), Amien Rais.
"Demi ukuwah dan persaudaraan kita sebagai kader PAN, kami mengikuti apa yang disarankan oleh bapak Profesor Amien Rais. Insya Allah saudaraku Hatta menjadi ketua umum PAN," kata Dradjad dalam pidatonya sebelum panitia memutuskan kemenangan Hatta secara aklamasi dalam Kongres III PAN di Hotel Holiday, Batam, Sabtu (9/1/2010).
"Tepat pukul 12.57, saudara Hatta Radjasa resmi menjadi Ketua Umum PAN secara aklamasi," kata Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan.
Suasana sidang langsung bergemuruh. Para peserta kongres langsung menghambur ke panggung menyambut kemenangan Hatta. Hatta pun diangkat-angkat para pendukungnya. Hatta dibawa keluar ruangan disambut para pendukung yang lain.
Amien Rais mendukung penuh kemenangan Hatta Rajasa menjadi Ketum PAN. Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN ini memastikan Dradjad Wibowo akan menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN.
"Sudah otomatis Mas Dradjad jadi Wakil Ketum PAN," kata Amien usai pemilihan ketum PAN.
Amien menyebutkan, posisi waketum untuk Dradjad adalah bagian dari kesepakatan pertemuan semalam. Dalam pertemuan itu disepakati Dradjad Wibowo menjadi Waketum PAN jika Hatta menjadi Ketua Umum.
"Sudah disepakati tadi malam," jelasnya.
Amien pun mengisahkan pertemuan kedua kandidat tadi malam. Dalam pertemuan itu sudah dicapai kesepakatan.
"Saya ceritakan tadi malam itu kira-kira mas Dradjat dan Mas Hatta melakukan semacam KTT, Summit Meeting. Tadi malam saya, kedua beliau, datang ke ruang ini untuk datang bersama-sama," papar Amien.
..Suasanya yang tak kalah ndesonya di area Kongres III PAN adalah kepulan asap rokok dari mulut para peserta kongres di ruangan yang notabene full AC. Seluruh ruangan hotel mewah ini, selain ruang sidang dipenuhi asap rokok. Tak terkecuali toilet dan media centre yang tidak disediakan alat penghisap asap...
Mau ”Amanat” harus tahu aturan
Suasanya yang tak kalah ndesonya di area Kongres III PAN adalah kepulan asap rokok dari mulut para peserta kongres di ruangan yang notabene full AC.
Seluruh ruangan hotel mewah ini, selain ruang sidang dipenuhi asap rokok. Tak terkecuali toilet dan media centre yang tidak disediakan alat penghisap asap.
Ruangan kongres AC yang dipenuhi asap rokok, mulai dari lobi utama lantai 1 tempat registrasi, lobi lantai 2, hingga di lobi lantai 3 tempat digelarnya Kongres III PAN. Para peserta kongres memang hobi merokok di sela-sela Kongres PAN, akibatnya semua ruang terbuka di lobi ini dipenuhi asap rokok. Orang-orang terpilih yang mewakili daerahnya itu merokok seenaknya seperti di terminal bis saja.
Akibat banyaknya para peserta yang merokok di sembarang tempat, para peserta wanita yang alergi selalu menutupi hidungnya saat berjalan di ruangan hotel ini. Termasuk para peserta pria yang anti rokok dan beberapa wartawan yang tidak merokok memilih menutup hidung atau keluar ruangan media centre jika tugas sudah selesai.
Padahal di semua hotel dan ruangan tertutup yang ber AC ada larangan keras untuk merokok. Tetapi, aturan itu mudah saja dilanggar sebagian besar peserta kongres III PAN di Batam. Entah tahu aturan kesehatan atau tidak, entah sadar atau tidak?
Melihat itu, petugas hotel tampak tertegun saja meskipun hatinya berontak. "Sebenarnya tidak boleh mas, merokok di ruang AC. Tapi bagaimana melarang
orang sebanyak ini," kata salah satu petugas kebersihan hotel, Sabtu (9/1/2010).
Kongres Partai Amanat Nasional, jadilah kongres yang amanah. Tapi jika aturan ”no smoking” saja tidak paham, bagaimana para politisi ini bisa memikul ”amanat” bangsa yang besar? Duh, ndesonya! [taz/dtk, viva]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
