Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 17 Januari 2013 10:32 wib
40.696 views
Fahira Idris Marah Besar, Sutradara Film
JAKARTA (VoA-Islam) - Ketua Umum Saudagar Muda Minang (Fahira Fahmi Idris) saat bertabayun dengan pihak Multivision terlihat marah besar. Dengan suara meninggi, putri mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris ini, menggertak dan menciutkan hati sutradara film tersebut, Hestu Saputra. Hestu banyak merunduk dan matanya berkaca-kaca.
“Kami datang ke Multivion dalam rangka tabayun, dan menyatakan keberatan kami terhadap film Cinta Tapi Beda, yang sudah melakukan penghinaan pada Islam ada adat Minangkabau,” tegas Fahira.
Produser Raam Pujabi, Hanung Bramantyo dan Hestu Saputra (sutradara) dituntut untuk minta maaf kepada masyarakat Minang dan umat Islam , serta menarik film tidak bermutuh itu dari perdaran, temasuk untuk tidak mengedarkan film itu melalui VCD maupun DVD.
Fahira menilai, banyak kelalaian yang dlakukan pihak Multivision. Ketika ditanya, siapa ahli adat yang ditemui sebelum film tersebut dibuat? Mereka tidak mampu menjawab. Pihak Multivion mengaku hanya bertemu seorang Romo di sebuah gereja Katederal. Ini menunjukan keberpihakan Multivison dalam mensiarkan filmnya.
Dengan suara lantang, Fahira lalu mencecar Hestu (sang sutradara muda) agar menyebut nama Romo yang dimaksud. “Saya tidak akan keluar dari ruang ini, sebelum anda menyebut dengan siapa anda berkonsultasi? Nanti akan saya datangi, orang yang anda bilang telah memberi keterangan terkait riset film ini.” Telihat, Hestu tertunduk dan gemetar. Ingin rasanya dia agar masalah ini cepat selesai.
Fahira menegaskan, Film Cinta Tapi Beda, merupakan film propaganda untuk mengajak anak muda nikah beda agama. “Bayangkan, jika anak alay mengajak pacarnya beda agama nonton film ini, lalu mereka akan durhaka kepada orang tuanya yang melarang niatnya nikah beda agama. Dampak dari film ini adalah, seorang anak yang tadinya hormat dan patuh, lalu melabrak adat, agama dan orang tua demi cinta.”
Film ini film percintaan. Tapi kata Fahira, film ini justru terlalu menuhankan cinta, tapi tidak mencintai Tuhan. Buktinya, dalam film ini, Hanung mengajarkan, kalau mau nikah beda agama, maki saja ibu bapakmu, hadapi aral melintang.
“Film ini sangat jelas menghina Islam. Dalam film tersebut digambarkan, Islam dikalahkan oleh Katolik secara dominan. Islam harus mengalah, dimana seorang Muslim memasak daging babi rica-rica, karena sayang sama pacarnya. Padahal, seorang cheff tidak mungkin tidak mencicipi masakannya.”
Lebih lanjut Fahira mengatakan, Islam dan Adat Minang tidak dihormati. Jika ingin toleran, kenapa tidak membeli saja makanan halal, bukan malah ke restoran Cina yang menjajakan daging babi. Hanung sangat lancang sekali.
“Kita tahu, Islam di Indonesia, tidak melegalkan nikah beda agama. Begitu juga Katolik. Tapi dalam film itu ada pihak yang sengaja mengusung untuk menikah beda agama sebagai suatu yang legal. Itulah sebabnya, kenapa kami marah dan menggugat film tersebut. Kami tidak ingin, jangan sampai lahir Hanung-hanung lainnya yang mengatasnamakan kebebasan berekpresi, lalu menginjak agama, merusak moral anak bangsa,” tandas Fahira.
Fahira menilai, film Cinta Tapi Beda tidak ada sedikitpun mengajarkan nilai moral yang baik. Film ini sangat buruk, riset yang dilakukan sutradaranya sangat lemah, lalai, dan gegabah. Jika film ini tidak juga ditarik, maka proses hukum akan terus berjalan.
“Seperti diketahui, pembuatan film yang banyak menggunakan simbol padang, tidak izin dengan Pemda setempat. Saya pun jika menjadi sutradara tidak berani dan sembarang membuat film terkait etnis Maluku, jika tanpa riset yang mendalam. Karena memang saya bukan orang Maluku."
Untuk meredam kemarahan masyarakat Minang, pihak Multivision dalam pembelaannya, sempat berjanji akan memperbaiki scene (adegan) yang dianggap melukai masyarakat Minang. Pihak Multivision sempat berdalih, bahwa Diana (sebagai Katolik) adalah pendatang yang besar di Padang. Namun, Fahira menolak usulan Multivision untuk menambahkan dan menguangi film tersebut dalam bentuk apapun. “Nasi sudah jadi bubur. Film ini sudah ditonton ribuan mata, dan sangat melukai.” Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!