Armada Kebebasan Kembali Bertekad Tembus Blokade Gaza Mei Mendatang

Gaza – PIP: Meskipun Zionis Israel terus melakukan pembunhan, penghancuran dan pembantaian terhadap rakyat Palestina dan para relawan solidaritas yang mendukung isu Palestina, namun armada pembebasan blokade Jalur Gaza masih terus berupaya untuk berlayar untuk membebaskan orang-orang yang terisolasi di Gaza dan mengakhiri penjara besar yang mereka tempati. Langkah ini oleh para pakar urusan Palestina dinilai sebagai keberanian dan perkembangan mendasar dan positif bagi kepentingan isu Palestina.

Para pengamat politik menegaskan bahwa penjajah Israel tidak akan mampu melakukan pembantaian baru terhadap armada kebebasan setelah terbongkar aksi brutal dan biadabnya terhadap kapal Mavi Marmara Tukri pada akhir Mei 2010 lalu, yang mengakibatkan 9 relawan Turki gugur. Karena itu para pengamat meminta agar armada ini terus dilanjutkan meskipun saat ini belum mampu membebaskan blokade Gaza.

Sebelumnya Aliansi “Armada Kebebasan 2” telah menegaskan akan berlayat menuju Jalur Gaza tepat pada waktunya para pertengahan Mei mendatang dan tidak gentar dengan ancaman yang terus dilakukan Zionis Israel. Aliansi meminta masyarakat internasional untuk memberikan perlindungan atas setiap serangan yang mungkin dilakukan Zionis Israel.

Diperkirakan armada ini akan diikuti oleh 15 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan besama lebih dari 1000 relawan, di antara mereka ada wartawan, politikus, para pekerja kemanusiaan, seni dan aktivis HAM.

Tekad yang Tidak Lemah

Penulis spesialis masalah politik Palestina dan Zionis, Naji Batah, menegaskan bahwa kapal armada kebebasan bertujuan untuk mendukung orang-orang yang didzalimi di Jalur Gaza dan mengungkap praktek-praktek illegal yang dilakukan penjajah Zionis Israel terjawap rakyat yang terisolasi dari dunia yang sudah memasuki tahun yang kelima secara berturut-turut. Karena itu semua masyarakat dunia dituntut untuk membebaskan blokade karena tindakan itu illegal.

Batah mengatakan, para relawan memiliki tekad dan kegigihan yang tidak akan lemah meskipun di masa lalu menghadapi pembantaian yang dilakukan Zionis Israel hingga mengakibatkan puluhan relawan gugur dan terluka. Mereka ingin mengungkap pratek-praktek illegal dan amoral yang dilakukan Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Sementara itu analis politik Dr. Adil Samara, menyebut upaya untuk memberangkatkan armada kebebasan ini sebagai sebuah keberanian. “Upaya itu membawa pesan moral dan politik yang lebih konkrit. Upaya itu menjelaskan bahwa bangsa-bangsa Barat dan Arab mendukung isu Palestina dan warga Gaza, serta berupaya menekan PBB untuk membantu Gaza,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “Pemberangkatan armada kebebasan baru ke Jalur Gaza adalah upaya yang berani. Mereka ingin melanjutkan misinya, terlepas apakah ada kemungkinan mereka sampai (di Jalur Gaza). Gerakan armada itu sendiri yang merupakan asas dan bukan bantuan yang dibawanya.”

Dia melanjutkan, “Pemberangkatan konvoi armada kebebasan ini merupakan jawaban atas pembantaian yang terjadi terhadap rakyat Palestina. Selain sebagai jawaban atas sikap internasional yang mendukung Zionis Israel atau menutupi kejahatannya. Karenanya, ini merupakan keuntungan politik dan perkembangan mendasar yang besar untuk kepentingan rakyat Palestina.”

Tak Takut Ancaman Israel

Sebelumnya Aliansi “Freedom Flotilla 2” menegaskan tidak takut dengan ancaman Zionis yang akan melakukan serangan lebih keras dari yang dilakukan terhadap armada pertama setahun lalu. Aliansi menegaskan bahwa armada kebebasan 2 akan berlayat menuju Jalur Gaza pada waktunya yang telah ditentukan pada Mei mendatang.

Dalam pernyataannya usai pertemuan di Athena, Yunani, Aliansi menyatakan bahwa pemerintah Zionis Israel melakukan kampanye provokatif terhadap para penyelenggaran armada kebebasan dan menggunakan bahasa ancaman militer, sama seperti yang dilakukan terhadap armada kebebasan pertama, yang mengakibatkan 9 relawan Turki gugur dan puluhan lainnya terluka. “Kami tidak takut ancaman Israel. Kami akan terus melanjutkan perjalanan sesuai rencana. Pelayaran akan dilakukan ke Jalur Gaza pada pertengan Mei mendatang,” ungkap Aliansi dalam pernyataannya.

Aliansi meminta Uni Eropa dan semua pemerintah yang warganya ikut dalam armada kebebasan kedua ini, yang jumlahnya mencapai 1000 relawan dari sekitar 50 negara, agar memberikan perlindungan kepada mereka dari setiap serangan Israel. Terutama di tengah sejumlah sekenario ancaman yang dibuat Israel, di antaranya adalah pembunuhan para relawan dan penggunaan kapal perang Israel yang membawa rudal dalam penyerangan terhadap armada ini.

Aliansi mengatakan, “Kami menyerukan masyarakat internasional dan PBB agar tidak tunduk pda ancaman Israel. ancaman Israel terhadap armada kebebasan tidak hanya di saja saja, namun juga terhadap relawan yang ikut serta di dalam armada ini di negara mereka.” Karena itu pemerintah yang warganya ikut dalam armada ini sudah seharusnya memberikan perlindungan kepada warganya yang menjadi relawan freedom flotilla.

Dijadwalkan Aliansi Freedom Flotilla akan berkumpul pada 10 Mei mendatang sebelum berangkat menuju Jalur Gaza bersama dengan para anggota parlemen Eropa dan anggota di PBB dan lembaga-lembaga internasional lainnya. Dalam pertemuan tersebut akan dijelaskan tujuan damai dari armada ini, yaitu memberikan bantuan kemanusiaan kepada satu tengah juta manusia yang terkurung selama kurang lebih lima tahun berturut-turut di Jalur Gaza, dalam upaya untuk membebaskan blokade yang melanggar hukum internasional. (asw) www.infopalestina.com