Peringatan Nakba (Prahara) Luka Pengungsi di Tepi Barat (laporan)

Tepi Barat-PIP: Peringatan Nakba Palestina ke 63 bersamaan dengan perayaan pendirian Negara Israel oleh yahudi zionis di atas penderitaan rakyat Palestina, setelah penjajah Israel mengklaim secara dusta bahwa Palestina adalah “wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak punya wilayah,” berdasarkan kaidah palsu ini Israel merampas Palestina dan menjajahnya.

Pengungsi Berbicara

Pengungsi Palestina, Ibrahim Isa dari kamp Ain, Nablus menyatakan, “Kami berharap kebaikan dengan aksi massa hak kembali, namun kami terkejut dengan pemandangan kembang api di pemukiman yahudi yang merayakan hari berdirinya entitas Israel, kami tidak lupa bahwa Israel satu-satunya Negara yang berdiri dengan keputusan PBB dan yang paling banyak melanggar keputusannya, terutama keputusan terkait kebijakan terhadap rakyat Palestina.”

Ia menambahkan, “Semua orang tahu bahwa Israel menolak putusan PBB no 194 terkait hak kembali bagi pengungsi Palestina ke negeri mereka.”

Media-media Israel menampilkan statement Netanyahu lebih dari sekali bahwa pengungsi Palestina tidak boleh kembali ke wilayah Palestina jajahan tahun 1948.

Tidak cukup dengan mengusir rakyat Palestina, Israel bahkan menekan supaya mengakui Negara Israel. Seorang pengungsi, Masud Ahmad dari kamp Jelzon dekat Ramallah menyatakan, “Ditengah kelambatan Arab, para petinggi Israel menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab selain moral dan politis terkait Prahara Palestina, mereka menambahkan satu syarat baru yaitu mengakui Negara Israel.”

Provokasi Terhadap Rakyat Palestina

Warga Tepi Barat menyaksikan orang-orang Israel berdansa dan berpesta merayakan pendirian Negara Israel di atas penderitaan dan pengusiran rakyat Palestina. Mereka menyatakan bahwa proyek pemukiman Israel terus berlanjut sampai akhir.

Fawaz Musthafa, pengungsi kamp Jenin menyatakan, “Petinggi Israel menyebutkan bahwa tidak ada kemungkinan bagi kembalinya jutaan pengungsi ke wilayah mereka dengan alasan tidak cukup bagi semua. Israel adalah penjajah, mereka harus pergi, sementara warga Palestina adalah penduduk asli, dan kami akan memperjuangkan hak ini.”

Ia menambahkan, “Pimpinan Israel dengan semua jabatannya menyatakan, “Tidak” bagi hak kembali Palestina, sebaliknya mereka menyatakan, “Ya” untuk perundingan dengan pihak Palestina selama mungkin yang tidak memberikan apapun bagi rakyat Palestina. (qm) www.infopalestina.com