Jum'at, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 19 November 2021 19:40 wib
6.065 views
Inilah 8 Kecerdasan pada Anak, yang Manakah Bakat Putra Anda?
Oleh: Euis Hamidah
Dalam istilah pendidikan, anak dimaknai sebagai bibit. Di mana bibit ini harus ditanam di tanah yang subur, dirawat dengan baik, diperhatikan nutrisi kandungan tanah, pupuk, serta dibebaskan dari segala hama yang mengganggu laju pertumbuhan tanaman tersebut. Sama halnya dengan anak. Ia harus kita perhatikan di mana ia tumbuh, rawat dengan baik, penuhi segala nutrisinya, dan jaga ia dengan sebaik mungkin. Agar segala perkembangannya dapat berkembang dengan maksimal.
Adapun dalam Islam, anak diibaratkan seperti kertas putih (tabula rasa), kita orang tuanyalah yang akan memberikan goresan-goresan berwarna di atas kertas tersebut. Sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah S.a.w bersabda : ‘Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah (suci) kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majus’i.” (H.R. Bukhari Muslim)
Maka dari itu, kita sangatlah penting untuk memberikan warna-warna yang baik atau positif kepada anak, agar kelak ia hidup menjadi insan yang beraklak mulia. Tentu menjadi impian semua orang tua memiliki anak yang cerdas dalam pengetahuan, sopan dalam adab atau akhlak, serta berpegang teguh pada agama yang kuat. Semua itu dapat orang tua upayakan saat anak masih dalam usia golden age atau usia emas, yaitu usia 0-6 tahun. Di mana pada periode tersebutlah proses merawat, menanam, menjaga, dan memberi nutrisi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Memiliki seorang anak yang cerdas dan pintar pada masa sekarang sangatlah membanggakan. Namun, tak sedikit orang tua yang salah kaprah. Mereka memandang kecerdasan anak hanya dalam segi intelektual atau kognitif (pengetahuan) saja. Banyak sekali orang tua yang menuntut anaknya untuk memiliki nilai yang tinggi, sehingga menjadikan anak ambisius untuk mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Tak jarang pula, anak melakukan hal-hal yang melanggar norma demi mendapatkan nilai yang tinggi hanya untuk memenuhi kehendak orang tuanya.
Ketahuilah wahai Ayah dan Bunda! Kecerdasan anak bukan hanya intelektual atau kognitif saja, namun terdapat 8 tipe kecerdasan yang lainnya (kecerdasan majemuk) yang dimiliki oleh setiap anak atau individu. Di mana ke-8 kecerdasan ini saling bekerja sama satu sama lain membentuk potensi yang berbeda pada setiap anak.
Intelligensi biasanya dikenal dengan istilah kecerdasan. Menurut Steven J. Gould dari Harvard (1994) kecerdasan adalah kapasitas mental umum yang meliputi kemampuan untuk memberikan alasan, membuat rencana, memecahkan masalah, berpikir abstrak, menghadapi ide yang kompleks, belajar dari pengalaman, dan dapat diukur dengan tes IQ yang tidak dipengaruhi oleh budaya dan genetik yang berperan besar.
Sedangkan menurut Anita E. Woolfolk, kecerdasan meliputi 3 pengertian, yaitu : kemampuan untuk belajar; keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Jadi, kecerdasan tidak hanya masalah intelektual atau kognitif saja. Namun kecerdasan adalah kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir rasional, sehingga intelligensi tidak dapat diukur secara langsung, melainkan disimpulkan dari berbagai tindakan langsung yang merupakan implementasi dari proses berpikir rasional tersebut.
Teori kecerdasan majemuk ini ditemukan oleh Howard Gardner. Lahir di Pennsilvania, pada 11 Juli 1943. Beliau mengemukaan bahwa kecerdasan adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuh-kembangkan. Secara umum, setiap individu memiliki 8 macam kecerdasn, yaitu :
- Kecerdasan Linguistik, berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Serta berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum.
- Kecerdasan Logika-Matematika, berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam berpikir dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal) untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya orang dengan kecerdasan logika-matematika menyukai hal-hal yang berkaitan dengan angka, urutan, logika, dan keteraturan.
- Kecerdasan Visual-Spasial, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melihat dan mengamati dunia visual (gambar) dan spasial (ruang) secara akurat (cermat). Juga melibatkan kemampuan seseorang untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang.
- Kecerdasan Kinestetik, berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, dan perasaan. Kecerdasan ini pula meliputi keterampilan fisik dalam bidang, koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan.
- Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi, dan timbre dari musik yang didengar.
- Kecerdasan Interpersonal, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, tempramen, serta gerakan tubuh orang lain. Berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang.
- Kecerdasan Intrapersonal, berkaitan dengan kemampuan seseorang yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri serta kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri itu, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, mampu memotivasi dirinya sendiri, dan melakukan disiplin diri.
- Kecerdasan Nauralis, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun di lingkungan.
Ke-delapan tipe kecerdasan ini saling berkaitan satu sama lain, dan memiliki waktu berkembang yang berbeda pada setiap individu. Ada individu yang tinggi dalam semua tipe kecerdasan, namun ada juga yang tidak. Biasanya setiap individu memiliki 2 sampai 3 tipe kecerdasan yang menonjol dalam dirinya.
Sedangkan dalam Islam, kecerdasan berkaitan dengan orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri, sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan dalam sebuah hadits yang artinya : “Orang yang cerdas adalah orang yang mau mengoreksi dirinya dan berbuat untuk kehidupan setelah kematian.” (H.R. Tirmidzi)
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dikaruniai akal pikiran. Sehingga dengan akal pikiran tersebut manusia dapat berpikir sehingga menjadi cerdas. Nah kecerdasan inilah dalam islam berkaitan sangat erat dengan rasa keimanan dan tidak akan hadir rasa takut (khasyah) kepada Allah SWT melaikan orang-orang yang berilmu sebagaima yang tercantum dalam Q.S. Az-Zumar ayat 9. (republika.co.id/)
Maka dari itu, kita sebagai individu yang dianugerahi 8 tipe kecerdasan, tidak boleh membatasi kecerdasan dalam hal intelektual atau kognitif saja. Tetapi yang harus kita tekankan sebagai seorang muslim, tipe kecerdasan apapun yang dimiliki harus dapat menambah rasa iman dan takut kita kepada Allah SWT. Jadi, tidak ada anak yang bodoh! Semua anak itu cerdas dan unik dengan potensinya masing-masing. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Sumber :
“Kecerdasan Majemuk (Muliple Intelligences)” oleh Kriesna Kharisma Purwanto, M.Pd.
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!