Menlu Israel Avigdor Lieberman Mengundurkan Diri

Jerusalem (voa-islam.com) Tokoh paling ekstrim dalam pemerintahan Israel, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengundurkan diri dari jabatannya setelah didakwa dengan penggelapan dan penyalahgunaan kepercayaan. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, juga mengundurkan diri sesudah kekalahan Israel dalam perang melawan Hamas.

Koalisi pemerintahan Benyamin Netanyahu, yang memimpin Partai Likud, mengalami perpecahan yang hebat, dan saling menjatuhkan terhadap lawan-lalwan politiknya menjelang pemilihan dalam bulan mendatang. Di mana situasi politik di Israel, tak terlepas perubahan situasi politik di Timur Tengah, yang terus menuju ke arah perubhan, yang dampaknya akan mengisolasi terhadap rezim Zionis-Israel.

Avigdor Lieberman menegaskan dia tidak bersalah dan mengisyaratkan, dan  tetap terjun di dunia politik menjelang pemilihan umum pada Januari bila dia dinyatakan bersalah dalam kasus itu.

"Meskipun saya tahu saya tidak melanggar hukum ... saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai menteri luar negeri dan wakil perdana menteri," kata Lieberman pada Jumat (14/12).

Dia menambahkan penyelidikan kasus yang dihadapinya telah berjalan selama 16 tahun dan dia ingin perkara segera berakhir dan memulihkan namanya.

"Saya melakukan ini karena saya yakin rakyat Israel mestinya bisa melakukan pemungutan suara setelah kasus ini diselesaikan," tambah Avigdor Lieberman.

Menurutnya, dia memutuskan mundur setelah berkonsultasi dengan tim pengacara dan staf kampanyenya.

Lieberman dikenai dakwaan Kamis kemarin (14/12) dalam kasus penggelapan dana dan pencucian uang.

Meskipun tuduhan kasus korupsi terhadapnya telah ditutup, perusahaan yang dikendalikan oleh Lieberman dituduh menerima pembayaran dalam jumlah besar dari para pengusaha asing.

Pengunduran diri Menlu Avigdor Lieberman terjadi enam minggu sebelum Israel menggelar pemilihan umum.

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Likud pimpinan Lieberman dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpeluang menang dalam pemilu. Situasi politik di Timur Tengah, khususanya terkait dengan perdamaian, semakin suram berkenaan dengan dukungan politik terhadap Netanyahu tetap kuat, dan ini menunjukkan memang tidak kekuatan politik di Israel, yang dapat menandingi Netanyahu. af/in

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

• Dialog Nasional dan Boikot Refefendum Oleh Nasionalis Sekuler
• Amr Mousa, El-Baradei, dan Hamdin Sabbahi, Mereka Agen Zionis
• Nageh Ibrahim : Tokoh-Tokoh Sekuler Mesir Menghadapi Pembunuhan
• Suasana Damai Menyelimuti Kembali Gaza
• Penjajah Barack Obama Mendukung Kejahatan Zionis-Israel
• Palestina Versus Israel: "Cinta Mati Versus Takut Mati"
• Siapapun Presiden Amerika Tak Pernah Berpihak Rakyat Palestina
• Komjen Polisi Gories Mere Akan Tamat?