Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
7.571 views

Tinjauan Lahirnya Rezim Kriminal dan Despotik

Dalam sebuah iklan produk makanan di televisi ada ungkapan, kalau rasa itu tidak pernah bohong. Benarkah? Apa perlunya lagi bagi kita membahas sebuah motto dalam iklan?

Shahabat Voa Islam yang dirahmati Alloh,

Ada sebuah isme yang lahir dari paham materialisme. Paham turunan ini disebut hedonisme. Sedangkan indukannya yakni paham materialism adalah sebuah paham yang menihilkan segala sesuatu kecuali materi (kebendaan).

Para asatidz biasa mengupasnya paham bathil ini dengan mengedepankan firman Alloh Azza wa Jalla:

“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah: 24)

Dalam kata bahasa Arabnya, Al Qur-an menyebut masa sebagai Dahr maka penganut materialisme sebagai kaum yang tidak mempercayai wujud dan kekuasaan Alloh disebut kaum Dahriyah. Sedangkan paham turunannya tadi (yakni hedonism) adalah sebuah paham yang memuja rasa dari keberaadaan dan kepemilikan materi.

Sebagaimana firmanNya:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al Jatsiyah: 23)

Jika saja, paham indukan (materialisme) memiliki pengikut fanatik yang terbelah dalam dua (2) ideology besar dunia yakni Demokrasi (Liberalisme) dan Komunis (Sosialisme) maka kaum materialis yang malu-malu kucing kadang masih bertopeng religius, maka yang seperti ini hanya akan nampak pada cita rasa dan pilihan gaya yang muncul dan dominan dalam kehidupannya. Sehingga paham turunan dari materialisme yaitu hedonisme ini sebenarnya juga banyak dianut kaum yang mengaku beragama.

Kaum pemuja rasa (ghodhob dan syahwat) atau hedonistis ini disamakan Alloh Azza wa Jalla sebagai hewan ternak (al an’aam) ataupun anjing (kalb). Ternak itu dikembangkan untuk diperoleh kemanfaatan fisiknya sedangkan anjing kadang difungsikan sebagai hewan penjaga, baik penjaga rumah sang majikan ataupun menjaga ternak majikan itu sendiri.

Bagaimana Motto Iklan Televisi Diawal Tulisan Ini?

Maksud produsen dari produk makanan tersebut mungkin saja tidak sepelik dengan apa yang ingin kita urai atau bahkan boleh jadi tidak ada kaitannya sama sekali. Akan tetapi mari kita lihat kaitannya dengan pola pengamalan agama yang kita cintai dan konon kita jadikan pandangan hidup, baik dunia maupun akherat.

Motto bahwa rasa tidak pernah berbohong saat seseorang mencicipi sebuah makanan –selama indra pencicip dan penciumannya sehat- mungkin ada benarnya. Namun kita ingin menimbangnya dari sudut bahwa rasa (ghodhob dan syahwat) justru sebagai salah satu unsur pembentuk sikap dimana kemudian sikap melahirkan amal.

Kita ingin menunjukkan kalau rasa itu sendiri justru yang bisa melahirkan sikap berbohong atau tidak berbohong (jujur)nya seseorang. Dari sikap berbohong atau jujur itulah yang nantinya berakibat baik atau buruknya pola pengamalan beragama seseorang atau suatu kaum/bangsa. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits beliau:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى اللّه عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا 

Dari Abdillah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur akan ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta akan ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” [Dikeluarkan dari Imam Muslim]

Dari sikap yang muncul dari dorongan atau tekanan rasa (ghodhob dan syahwat) dimana variannya juga bermacam-macam, akan muncullah pola amal. Pola amal bisa menjadi sebuah kebiasaan (habit) yang tetap hingga mempengaruhi keyakinan (I’tiqod) dan membekas sebagai akhlaq. Atau pola amal sesaat yang tidak lebih respon sebuah modus ikut-ikutan atau keterpaksaan saja.

Dalam kaitan iman, untuk pola pertama, dimana rasa (ghodhob dan syahwat) mendominasi dibanding ‘norma fitrah’ tauhidi yang jujur maka akan melahirkan pola kemunafikan, sedangkan untuk pola kedua dimana dominasi ‘norma fitrah’ tauhidinya masih lebih dominan maka keterpaksaannya mendapat permaafan dan keimanannya masih diakui syara’.

Disana juga berlaku pola kesesatan dimana faktor dominannya –setelah faktor salahnya niat, sedikitnya ilmu dan buruknya tabi’at- adalah karena wujudnya prioritas kebersamaan ataupun komunitas yang lebih didahulukan daripada nilai kebenaran itu sendiri. Oleh sebab itu sejak awal, Qur-an menegaskan kewajiban untuk selalu hidup bersama-sama orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana firman Alloh Azza wa Jalla:

“ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119)

Bagaimana tentang ikut-ikutan? Ikut-ikutan itu sendiri adalah pembunuhan atau pembiusan akal yang dikaruniai Alloh Subhanahu wa Ta’ala, jika fanatik kepada kebodohannya maka dia tidak termaafkan sedangkan jika masih ada kemauan belajar dari kebodohannya dan bertekad meninggalkan fanatismenya maka ia sedang terbius akalnya sehingga masih relevan jika dimaafkan. Wallohu a’lam.

Rasa Yang Merupakan Selera Umum

Jika dikaitkan dengan pola umum perihal rasa (zauq) yang menjadi perspektif umum, maka rasa ghodob (marah) dalam makna keinginan mempertahankan sesuatu ataupun syahwat dalam makna keinginan memperoleh sesuatu, keduanya akan memunculkan turunan rasa yang sangat mungkin mempengaruhi rasa indukan (ghodhob dan syahwat).

Rasa marah yang menemukan kegagalan dalam aplikasinya akan melahirkan takut (khouf) kehilangan yang bervariasi levelnya. Sedangkan syahwat yang tidak terakomodasi dengan baik akan mewujudkan sedih (hazn) yang juga bervariasi tingkatannya. Semakin ekstrim levelnya pasti semakin membahayakan diri bagi pemilik rasa itu, dan sebaliknya.

Maka saat hidup terombang-ambing dalam gejolak takut dan sedih inilah maka masyarakat modern seperti sekarang mengalami depresi (stress) dengan berbagai model dan akibatnya. Mulai dari yang ringan, sedang sampai berat atau dikenal mulai psikosis, neurosis hingga schizophrenic (split personality).

Berbagai bentuk depresi ini dengan sendirinya bermetamorfose menjadi apa yang disebut akumulasi penyakit masyarakat (pe-kat). Muncul dalam bentuk aliran sesat, seperti kebathinan, sempalan, komersialisasi agama dan lain sebagainya (the new age movement) ataupun berupa berbagai macam criminal dari jalanan hingga white collar’s crime (kejahatan kerah putih).

Dalam konteks seperti inilah maka motto iklan dimuka jadi tidak benar dan malah bisa jadi rasa justru melahirkan kebohongan ataupun bentuk pengkhianatan kepada kebenaran. Dan sebagaimana kata orang, kebohongan (yang termoduskan) akan terus melahirkan kebohongan lainnya.

Akhirnya, jika para pembohong akut masuk kedalam sistem bermasyarakat (bangsa dan Negara) secara langsung akan melahirkan rezim kriminal (jahat) dan sesat serta despotik (sewenang-wenang). Sehingga bentuk program kerjanya adalah membangun bangsa ke jalan yang rusak dan berujung pada kehancuran secara sistematis dan massif.

Parahnya lagi, kalau kelompok (jama'ah) yang menghasung doktrin perubahan (dengan menghasung berbagai agama atau ideologi sebaik apapun) terhadap rezim tiran, tapi juga tidak memiliki immunitas terhadap penyakit zaman ini, maka nanti kalau berhasil menggulingkan rezim yang sekarang (itupun kalau berhasil) maka hanya akan mengulangi kesalahan yang sama dengan rezim yang digulingkannya. Wallohu a'lam! (Abu Fatih/voa Islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X