Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.861 views

Benarkah yang Kita Butuhkan SDM Siap Kerja?

 

Oleh:

Eva Arlini, SE, Anggota Komunitas Revowriter

 

NAMA-NAMA menteri kabinet terbaru sudah diumumkan pasca pelantikan Presiden dan wakil Presiden RI masa tugas 2019 - 2024. Salah satu wajah baru dalam jajaran menteri adalah Nadiem Makarim. Beliau termasuk menteri yang paling disorot media. Masih muda, berusia sekitar 35 tahun, tampan dan berlatarbelakang pebisnis. Beliau didaulat oleh presiden untuk menduduki jabatan Menteru Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Saat memperkenalkan Nadiem sebagai Mendikbud, Presiden Jokowi berkata bahwa Nadiem bertanggung jawab untuk membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM). "Kita akan membuat terobosan yang signifikan dalam pengembangan SDM yang menyiapkan SDM siap kerja, siap usaha yang link and match antara pendidikan dan industri ada di wilayah Mas Nadiem," ucap Jokowi.

Di sisi lain, pidato pertama Mendikbud, Nadiem Makarim terdengar ‘unik’. Saat ditanya mengenai rencana kerja beliau dalam seratus hari pertama, beliau menjawab tidak ada. Beliau memilih untuk menjadi pendengar bagi kalangan pejabat senior yang ada di dunia pendidikan. Beliau bilang mau belajar terlebih dahulu. Meski baru dalam dunia pendidikan, beliau mengaku sebagai ‘murid’ yang pintar. Beliau berjanji akan cepat belajar.

Viralnya usaha Gojek milik Nadiem membuktikan kalau ia pebisnis handal. Tak berlebihan jika di pundak Nadiem dibebankan harapan terwujudnya SDM siap kerja. Namun merujuk pada pidato pertama Nadiem, sepertinya dia paham bahwa bertanggungjawab terhadap pendidikan di Indonesia bukan sekedar menghasilkan SDM siap kerja. Sehingga ia memilih untuk belajar terlebih dulu dengan para senior mengenai dunia baru yang akan digelutinya. Bicara target sistem pendidikan adalah soal terbentuknya manusia utuh yang bermanfaat bagi diri pribadi, orang lain dan terpenting adalah agama.

Sebagaimana amanah undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal, bahwa tujuan utama sistem pendidikan Indonesia adalah  mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini senada dengan nasihat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil kepada Nadiem, "Saya ingatkan satu hal bahwa pendidikan bukan hanya urusan mencari pekerjaan. Pendidikan menaikkan peradaban kita terhadap tantangan masa depan. Dua itu harus berimbang,"

Bayangkan bila para peserta didik hanya berorientasi pada dunia kerja, atau paling maksimal menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), bagaimana negeri kita bisa mandiri? Bukankah sudah kita ketahui bersama kodisi kekayaan alam kita tercinta yang sebahagian besarnya dikuasasi pemilik modal asing. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin di MUI Pusat, “79 persen dunia minyak dan gas Indonesia dikuasai oleh asing. 43 persen Chevron sendiri. Itulah dulu kita gugat UU Migas. Saya ikut di depan. Melangsungkan jihad konstitusi”. (https://www.voa-islam.com/read/politik-indonesia/2018/03/23/56850/79-persen-asing-kuasai-sda-indonesia-43-perusahaan-ini-yang-menguasainya/)

Sistem kapitalis yang sedang diberlakukan menimbulkan kesenjangan ekonomi yang parah. Direktur Eksekutif Megawati Institute (MI) Arif Budimanta mengungkapkan, kekayaan nasional Indonesia masih dikuasai segelintir orang. 10% orang terkaya di Indonesia menguasai 74,8% kekayaan nasional.

"Kekayaan nasional terkonsentrasi di segelintir penduduk. proporsi total kekayaan yang di kuasai 1% rumah tangga terkaya menguasai 45,4% kekayaan nasional," tuturnya. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3787540/arif-budimanta-1-orang-terkaya-ri-kuasai-45-kekayaan-nasional

Artinya, pekerjaan rumah (PR) perbaikan sistem pendidikan oleh Mendikbud harusnya tak hanya bertumpu untuk menghasilkan tenaga kerja yang siap mengabdi pada para pemilik modal. Sebab hal tersebut tidak akan menjadikan distribusi kesejahteraan merata untuk seluruh rakyat. Negara tidak akan maju dengan SDMnya yang bermental pekerja. Bukan mental pekerja yang kita butuhkan, tapi mental kemandirian.

Sebagaimana tujuan sistem pendidikan nasonal, kita butuh pribadi–pribadi yang mengagungkan Allah swt di atas manusia. Manusia yang bertakwa, tunduk patuh pada seluruh aturan Allah swt. Merekalah manusia-manusia yang berani membangun negerinya tanpa campur tangan asing. Merekalah manusia-manusia yang dapat mengembalikan peradaban gemilang, yaitu peradaban Islam. Wallahu a’lam bishawab.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X