Senin, 11 Rabiul Akhir 1446 H / 3 Januari 2022 19:36 wib
4.172 views
Jangan Terkecoh Ramalan Dukun
Oleh:
Abd.Mukti,S.Ag || Pemerhati kehidupan beragama
MENJELANG akhir tahun banyak ditemukan fenomena beberapa kalangan yang memprediksi kejadian di tahun berikutnya. Selain kalangan ilmuwan dengan analisis ilmiahnya, ada juga kalangan dukun atau paranormal yang memaparkan penerawangan atau ramalan.
Dalam menanggapi fenomena ini, seharusnya umat muslim tidak terkecoh dengan berbagai macam prediksi yang mengandung tahayul dan mistik.
Karena dalam Alquran disebutkan bahwa umat muslim hendaknya selalu bertawakal kepada Allah Ta'ala. Di dalam hidup, ada banyak hal yang bisa diprediksi manusia dan ada banyak hal yang juga tidak bisa diprediksi oleh manusia.
Memang ada beberapa perkara yang bisa diprediksi lewat data ilmiah para ilmuwan seperti ekonomi, gejala alam, sosial-politik, dan kesehatan. Tetapi perkara seperti kematian, jodoh, rezeki, lebih-lebih bencana alam yang tiba-tiba tidak bisa diprediksi oleh para ilmuwan, apalagi oleh paranormal.
Sebagai muslim wajib beriman bahwa hanya Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang mengetahui seluruh perkara ghaib. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
"Katakanlah, ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..” (Q.S.Al-An-'am :65 ).
Kemudian terkadang Allâh Azza wa Jalla memberitahukan sebagian perkara ghaib itu kepada rasul yang Dia kehendaki lewat wahyu-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾ إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
“(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya“. (Q.S.Al-Jinn: 26-27)
Yang dimaksud perkara ghaib yaitu perkara yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra manusia. (Lihat: ‘Alamus Sihr, hal: 263, karya Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar).
Ada lima kunci perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allâh. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
"Dan pada sisi Allâh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Q.S.Al-An’am : 59)
Karena yang mengetahui perkara ghaib hanya Allâh, maka syari’at Islam melarang umatnya mendatangi dukun atau paranormal. Yang dimaksudkan dukun di sini adalah yang bahasa arabnya adalah 'kâhin' atau 'arrâf' Yaitu orang yang mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib, apa yang akan terjadi, tempat barang hilang, pencuri barang, isi hati orang, dan semacamnya. Walaupun di masyarakat dikenal dengan sebutan kyai, orang pintar, orang tua, atau lainnya
Barangsiapa mendatangi dukun dan bertanya kepadanya, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima oleh Allâh Azza wa Jalla. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
"Barangsiapa mendatangi ‘arrâf lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, tidak akan diterima darinya shalat 40 hari. (HR. Muslim,).Maksud “tidak akan diterima darinya shalat 40 hari”, yaitu tidak ada pahala baginya, walaupun shalatnya sah di dalam menggugurkan kewajibannya, dan dia tidak harus mengulanginya.
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوْ امْرَأَةً فِي دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Barangsiapa mendatangi (yakni menggauli/mengumpuli) wanita haidh atau mendatangi (yakni menggauli/mengumpuli) wanita pada duburnya atau mendatangi kâhin (dukun), maka dia telah kafir kepada (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam“. (HR. Tirmidzi; Abu Dawud; dll).
Kafir dalam hadits tersebut maksudnya kafir kecil yang tidak mengeluarkan dari Islam, dengan dalil shalatnya tidak diterima 40 hari. Karena seandainya kafir besar yang mengeluarkan dari Islam, maka shalatnya seumur hidupnya tidak diterima, wallâhu a’lam.
Jangan sekali-kali mempercayai ramalan para dukun atau paranormal tentang sesuatu hal yang masih ghaib, karena hanya Allah lah Yang Maha Mengetahuinya. Wallahu A'lam bishshowab.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!