Jum'at, 6 Zulqaidah 1445 H / 5 Mei 2017 08:45 wib
7.557 views
Jubir Koalisi Pimpinan AS Sebut Ada 4000 Pejuang Islamic State (IS) yang Mempertahankan Raqqa
BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Kolonel John Dorrian, juru bicara koalisi pimpinan AS, mengatakan pada hari Kamis (4/5/2017) bahwa ada hampir 4.000 pejuang Islamic State (IS) yang berjuang untuk mempertahankan Raqqa - ibukota de facto IS di Suriah.
"Kami percaya ada 3.000 sampai 4.000 pejuang ISIS di Raqqa, termasuk pejuang asing dan berbagai tokoh kepemimpinan," katanya menyebut nama sebelumnya dari Islamic State.
"Ini adalah kota yang sangat penting bagi musuh," kata Kolonel Dorrian. "Mereka menganggap ini ibu kota mereka di Suriah. Jadi, ini bukan daerah yang akan mereka lepaskan dengan sangat mudah."
Dia menambahkan bahwa Raqqa tetap menjadi target prioritas koalisi untuk dibebaskan. "Dan itulah yang akan kita lakukan," tambahnya.
"Sehubungan dengan kebebasan bergerak [IS], kota [Raqqa] sedang diisolasi. Setiap hari, itu akan lebih terisolasi karena Koalisi Arab Suriah dan Pasukan Demokratik yang dipimpin Kurdi merebut lebih banyak wilayah dari musuh. Pada titik tertentu, akan sangat sulit bagi para pejuang atau pemimpin musuh untuk pergi dari kota itu," sesumbarnya.
Dalam sebuah wawancara dengan ARA News, Jennifer Cafarella, Lead Intelligence Planner di Institute for the Study of War, mengatakan: "Jika benar, kepadatan pejuang ISIS di Raqqa lebih besar daripada Mosul, di mana koalisi dilaporkan menghadapi 3.500-6.000 di kota yang jauh ebih besar."
Karena itu, dia mengatakan pertempuran untuk Raqqa kemungkinan besar sama sulitnya dengan Mosul. "Kecuali untuk beberapa alasan ISIS memutuskan untuk mundur, ya," katanya.
Di Mosul sendiri, ada kurang dari 1000 pejuang IS yang tersisa, setelah banyak dari mereka terbunuh selama berbulan-bulan pertempuran sengit dengan pasukan Syi'ah Irak yang didukung AS.
"Kami berpikir bahwa ada lebih sedikit dari seribu pejuang yang tersisa di kota Mosul - mungkin jauh dari seribu pejuang. Tapi mereka berada di daerah perkotaan terpadat di Mosul," kata juru bicara koalisi.
"Dan mereka akan sangat sulit untuk keluar dan menyerang. Karena ketika di daerah perkotaan padat seperti itu, sejumlah kecil pejuang dapat menguasai wilayah tersebut karena kemajuan yang terealisasi harus dilakukan oleh pasukan penyerang. Jadi, ini akan menjadi pertempuran yang sangat sulit dan berbahaya," Kolonel Dorrian menyimpulkan. (an/ARA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
