Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.039 views

Penguasa Kehilangan Empati Dampak Noeliberalisme

Sahabat VOA-Islam...

Beberapa hari yang lalu seorang gubernur Jawa Tengah diminta responnya tentang warga Banyumas yang memakan tiwul karena tidak mempunyai stok beras. Ganjar Pranowo justru memberi respon cukup mengejutkan.

Enggak apa-apa makan tiwul, itu boleh, malah saya anjurkan. Kalau enggak ada beras makanlah tiwul, makanlah umbi-umbian yang miliki, dan itu bagian dari diversifikasi pangan. (www.sindonews.com).

Lagi-lagi seorang penguasa memberikan respon yang tidak simpatik terhadap rakyatnya. Alih-alih berupaya memberikan solusi bagaimana agar stok beras bisa didapatkan warganya justru menganggapnya sebagai suatu hal yang wajar.

Respon tidak wajar ini tidak hanya terjadi sekali. Beberapa waktu yang lalu kita mendapati para penguasa kita sering memberikan tanggapan yang tidak masuk akal tentang kenaikan harga barang-barang.

Seperti ketika kenaikan harga beras, daging, cabai dan beberapa barang lainnya. Ketika harga beras naik maka Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memberi solusi kepada masyarakat untuk menawar harga beras (www.detik.com).

Harga daging naik, solusi yang ditawarkan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran adalah dengan beralih ke keong sawah (www.tribunnews.com). Kenaikan harga cabaipun disikapi oleh Menteri Perdagangan dengan memberi solusi agar masyarakat menanam sendiri cabai di rumah (www.detik.com).

Tanggapan yang aneh juga terjadi pada saat harga telur meningkat. Menteri perdagangan mengatakan bahwa penyebab naiknya harga telur adalah karena momen Pilkada dan Piala Dunia sehingga permintaan naik (www.detik.com).

Respon dari para penguasa ini menimbulkan sakit hati pada rakyat Indonesia. Pasalnya selama ini penguasa tidak berempati dengan kondisi rakyat yang menjerit akibat kenaikan harga kebutuhan pokok, elpiji dan juga TDL.

Rakyat menderita namun para penguasa tidak peduli dan tidak berpihak pada mereka. Janji-janji mereka untuk memperhatikan nasib rakyat selama kampanye menjelang pemilu seolah menguap ditelan waktu.

Ini menunjukkan kebobrokan sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Demokrasi memaksa penguasa mengikat janji dengan para investor demi memperoleh modal untuk berkampanye saat pemilu. Kebijakan ekonomi yang diterapkannyapun adalah kebijakan neoliberalisme yang lebih berpihak kepada konglomerat dibandingkan rakyat.

Dalam sistem neoliberalisme memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk ikut dalam roda perekonomian. Namun seperti halnya di hutan rimba maka  yang menang tentunya yang memiliki kekuatan ekonomi yaitu para investor dan pemilik modal.

Sedangkan rakyat yang tidak memiliki modal tersingkir. Sistem inipun memberi batasan peran negara sebagai regulator dan fasilitator semata. Sementara yang menjalankan perekonomian secara nyata adalah investor swasta. Walhasil rakyatlah yang dikorbankan karena harus bertarung sendiri dengan para pemilik modal.

Di sinilah Islam menjawab semua masalah tersebut. Dalam sistem ekonomi Islam, tujuan utamanya adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan hidup manusia orang per orang. Negara Khilafahlah yang menjamin pemenuhan kebutuhan hidup mereka sesuai dengan aturan Allah SWT.

Selain itu Khilafah juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada rakyatnya untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka dengan memberikan akses sebesar-besarnya pada faktor-faktor ekonomi.

Meskipun demikian syariat Islam juga memberikan batasan-batasan berupa aturan-aturan untuk memberikan jaminan kemaslahatan hidup bagi rakyatnya. Batasan-batasan itu melingkupi konsep kepemilikan, mekanisme perolehan dan pengembangan kepemilikan, serta pembelanjaan kepemilikian.

Dalam hal kepemilikan, Islam menetapkan bahwa kepemilikan terhadap barang menjadi kepemilikan individu, kepemilikan negara dan kepemilikan umum. Pada barang-barang yang masuk kepemilikan umum maka itu adalah milik umat.

Sehingga Negara tidak boleh menjualnya. Barang-barang yang masuk dalam kepemilikan umum sebagaimana yang tertuang pada sabda Rasulullah SAW, “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal, air, rumput dan api. Harganya adalah haram.

Yang termasuk didalamnya listrik dan migas. Maka kepemilikan terhadap ketiga hal itu ada di tangan umat haram hukumnya bagi negara untuk melakukan swastanisasi. [syahid/voa-islam.com]

Kiriman Desi Maulia, SKM (Pemerhati Sosial, Tinggal di Surabaya)               

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X