Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.102 views

Tatkala Covid-19 Jadi Pembunuh Kemanusiaan

Oleh: Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial)

Menyimak perkembangan penyebaran virus corona (Covid-19) di berbagai belahan dunia melalui pemberitaan media, tak dapat dipungkiri ternyata daya serang virus yang satu ini sungguh dahsyat dapat memporak-porandakan berbagai sisi kehidupan.

Covid-19 bukanlah hanya berbahaya bagi fisik seseorang, tapi pandemi covid-19 ini bisa juga menjadi pembunuh berdarah dingin "rasa kemanusiaan" sebagian orang.

Perlu digarisbawahi diakui atau tidak, bahwa pandemi covid-19 ini bisa juga menjadi pembunuh berdarah dingin "rasa kemanusiaan" seseorang. Dia dapat membunuh rasa kemanusiaan seseorang, dalam arti simpati dan empati seseorang telah hilang dalam dirinya atau "mati rasa sekaligus mati hati nuraninya" terhadap penderitaan para korban dan ahli waris korban Covid-19.

Fenomena penolakan pemakaman jenazah para korban covid-19 di berbagai daerah, persekusi terhadap para pejuang medis yang bertugas di benteng terakhir menangani pasien tapi tatkala mereka pulang ke rumah malah harus mengalami stigma negatif di lingkungan huniannya, bahkan ada seorang pejabat yang menyatakan masih sedikit kematian yang di bawah angka 500 dibanding dengan jumlah penduduk yang berkisar 270 juta-an.

Ini semua merupakan bukti bahwa Covid-19 telah menjadi pembunuh rasa kemanusiaan seseorang. Mereka sudah benar-benar mati rasa, mati hati nuraninya sebagai manusia, sosoknya saja sebagai manusia namun hakikatnya kemanusiaannya telah hilang.

Bagi masyarakat awam yang menolak pemakaman jenazah korban dan mengucilkan keluarga korban Covid-19, bagi masyarakat yang masih mempersekusi para petugas medis pulang ke rumahnya, ini semua relatif mudah untuk menyadarkan mereka dengan diberikannya edukasi, sosialisasi dari pemuka masyarakat dan ulama untuk menyadarkan mereka.

Yang paling sulit justru menghadapi pejabat yang sudah "mati rasa dan mati hati nuraninya" dimana telah hilang dalam dirinya simpati dan empatinya terhadap para korban dan keluarga korban Covid-19.

Jika pejabat yang telah "mati rasa" ini masih dibiarkan mengumbar pernyataan-pernyataannya yang menyakitkan bagi para keluarga korban Covid-19, hal ini akan membuat penularan yang sangat membahayakan, bisa jadi akan memunculkan sosok-sosok baru manusia yang "mati rasa" dalam krisis yang sedang kita hadapi bersama.

Kita berharap semoga wabah Covid-19 ini cepat berlalu, dan para penyandang titel mati rasa dan mati hati nurani cepat sadar kembali bahwa jumlah kematian tidak elok dan tidak pantas pula untuk diukur secara statistik.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Berbagi Keberkahan, Bantuan Modal Usaha Untuk Muallaf

Tak punya kedua orang tuanya sejak 2017, Monica Kenyo Wulan Hapsari (27) hidup sendiri di kos berukuran sempit 2 x 3 meter. Sempat kelaparan dan hanya mampu jual sepatu dan tas ke rosok untuk...

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Tiga Masjid dan Tiga Sekolah di Pelosok Garut ini Krisis Air Bersih. Ayo Wakaf Sumur.!!

Jamaah masjid, siswa sekolah dan warga pelosok Garut ini kesulitan air untuk ibadah, bersuci, wudhu, memasak, minum, mandi, dan mencuci. Ayo Wakaf Sumur, Pahala Mengalir Tak Terbatas Umur.!!!...

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Bocah Yatim Anak Ustadz Pejuang Dakwah Ingin Jadi Dokter Penghafal Quran. Ayo Bantu.!!!

Syafani Azzahra, bocah yatim sejak usia tujuh tahun ini bercita-cita ingin menjadi dokter penghafal Al-Qur'an. Setamat SD ia ingin melanjutkan sekolah ke pesantren, tapi terkendala biaya. Ayo...

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Mobil Baru Akan Disulap Jadi Ambulans, Butuh Biaya 39 Juta Rupiah. Ayo Bantu.!!

Di tengah pandemi Covid-19, permintaan layanan ambulans untuk pasien dan jenazah terus meningkat. Mobil baru IDC akan disulap jadi ambulans, butuh dana 39 juta rupiah untuk biaya modifikasi....

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X