Kamis, 11 Rabiul Akhir 1446 H / 23 Februari 2012 20:30 wib
13.348 views
Gubernur Kalteng Gerah, Saat FPI Tangani Kasus Masyarakat Dayak Serua
JAKARTA (VoA-Islam) – Dalam pertemuan Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab dengan Ketua Umum Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Ta`mir Masjid dan Mushola Indonesia) H.Rhoma Irama, Habib Rizieq menjelaskan, apa yang menyebabkan kehadiran FPI ditolak di Kalimantan Tengah.
Habib mengatakan, FPI dalam beberapa bulan terakhir ini diminta oleh para petani masyarakat Dayak Serua yang sudah 8 tahun bertikai dengan perusahaan, dan tidak pernah selesai. Perlu diketahui, para pengusaha yang ada di Kalteng dibeking oleh penguasa yang kerap menzalimi para petani. Akhirnya petani mulai putus asa. Saat petani melapor, bukannya didengar aspirasinya, tapi malah ditangkap. Petani lalu minta bantuan kepada DPRD setempat, diantaranya ada seorang tokoh dewan adat Dayak Serua bernama H . Budiardi, yang gigih membela rakyatnya.
Tidak mampu menyelesaikan, tokoh dewan adat tersebut lalu “terbang” ke Jakarta untuk mencari keadilan. Tokoh adat Dayak Serua itu pun menyambangi FPI Pusat di Petamburan, Jakarta. Dari sini, diperkenalkanlah tokoh adat dayak Serua itu pada rekan-rekan dari beberapa ormas, termasuk sejumlah pengacara untuk memberi advokasi hukum terhadap petani dayak yang tertindas.
Pada 25 Januari 2012, berkat perjuangan kawan-kawan FPI, para petani Dayak Serua berhasil dipertemukan dengan Gubernur Kalteng Teras Narang di Jakarta. Dalam pertemuan itu, Teras Narang berjanji akan menyelesaikan permasalahan Dayak Serua, dengan catatan petani itu kembali pulang ke Kalteng, tak perlu bergerilya di Jakarta.
Setelah pertemuan itu, kawan-kawan pengacara di Jakarta menuju Kalteng untuk menemui petani dayak Serua untuk mengetahui perkembangan selanjutnya. Tapi yang terjadi, rekan-rekan aktivis kemanusiaan yang meliputi pengacara tersebut malah dikepung oleh ribuan dayak yang sudah dikondisikan. Para pengacara difitnah untuk membuat keonaran di Kalteng, bahkan petani-petani yang melapor tadi ditangkap.
Saat ini ada 12 petani yang ditangkap. Tokoh adat Serua H. Budiardi yang semula mau ditangkap, berhasil meloloskan diri, ia balik ke Jakarta. Teras Narang pun mengkhinati janjinya sendiri.“Jadi FPI di Kalteng juga berusaha untuk menyelesaikan permasalahan konflik agrarian,” kata Habib menjelaskan. Desastian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!