Kamis, 29 Jumadil Awwal 1446 H / 26 September 2013 08:33 wib
15.803 views
Jokowi-Ahok-Lurah Susan "Meninggal", Bendera Kuning Berkibar di LA
JAKARTA (voa-islam.com) - Puluhan bendera kuning, sebuah simbol kematian, berkibar di sepanjang Jalan Agung Raya 1, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Benar saja, di depan kantor kelurahan Lenteng Agung, ribuan warga Lenteng Agung sedang berduka, seraya mengusung keranda “jenazah” yang tertulis “Lurah Lenteng Agung Mati Rasa” dan “Matinya Demokrasi di LA, Jokowi-Ahok= Arogan Otoriter”.
Sejak pukul 8.30, Rabu (25/9), warga yang terdiri dari para ulama, tokoh masyarakat, jamaah masjid serta ibu-ibu dari berbagai majelis taklim se-Lenteng Agung, berkumpul di depan kantor kelurahan Lenteng Agung, untuk mendesak Lurah Susan Jasmin Zulkifli, minggat dari wilayah Lenteng.
Kain putih sepanjang dua meter lebih terbentang di jalan aspal depan kelurahan. Warga pun membubuhkan tanda tangan di atas kain tersebut sebagai bentuk penolakan atas Lurah Susan yang non muslim sebagai Lurah Lenteng Agung. Takbir dan beduk pun bertalu-talu bergemuruh di sela-sela aksi.
Menjelang zuhur, empat perwakilan warga Lenteng yang juga tokoh masyarakat setempat , diantaranya: H. Naseri Nasrullah, KH. Nachrowi Marwah, H. Yahya Hasibuan dan KH. Solihin Ilyas, menemui Lurah Susan di ruangannya. Hasilnya, tetap saja, Lurah Lenteng itu “membandel”, tidak juga mau minggat.
Aksi damai untuk kedua kalinya ini diantaranya datang dari jamaah musholla dan masjid yang ada di sekitar Lenteng Agung. Sebut saja seperti Masjid al Mubarok, Masjid al Ghoni, Masjid al Maghfiroh, Masjid al-Mutatharihin, Masjid as Syuhada, Masjid As-Shiddiqiyah, dan Masjid Nurul Mukmin.
“Kami mempersatukan warga Lenteng Agung melalui media masjid dan musholla untuk menolak kepemimpinan Lurah Susan yang non muslim,” kata KH. Solihin Ilyas, Kiai Betawi asli yang berpengaruh di Lenteng Agung saat dijumpai voa-islam di lokasi.
Secara bergantian, para ustadz dan ustadzah menyampai orasinya untuk menuntut Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta (Jokowi-Ahok) agar merespon secara tertulis Surat Penolakan warga Lenteng Agung terhadap kebijakan penempatan pejabat Lurah di Kelurahan Lenteng Agung.
Ketua Tim Warga Lenteng Agung, H. Naseri Nasrullah kembali menegaskan, aksi ini tidak bermuatan politis maupun diskriminatif terhadap kelompok tertentu.
“Kami tidak membenci Jokowi-Ahok ataupun Lurah Lenteng Agung. Tetapi kami tidak setuju dengan kebijakan penempatan Lurah LA yang tidak mempertimbangkan aspek sosiokultural dan aspirasi masyarakat setempat. Kami ingin agar Pemprov DKI Jakarta segera memindahkan atau mengganti Lurah Lenteng Agung dengan pejabat Lurah yang sesuai dengan tipikal masyarakat setempat. Itulah harapan kami, warga Lenteng Agung.”
Di penghujung aksi, tokoh masyarakat Lenteng Agung menyerahkan keranda jenazah, simbol matinya Jokowi-Ahok-Susan dan demokrasi di Lenteng Agung.
Warga menginginkan Lurah Susan atau wakilnya yang merima keranda tersebut. Namun Lurah Susan sembunyi, hanya dititipkan ke Kapolsek Jagakarsa Kapolsek Jagakarsa Kompol Herawaty untuk kemudian disampaikan ke Lurah Susan. [desastian]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!