Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
10.669 views

Tanda Tanya Besar Siapa yang Bermain di Kasus JIS

JAKARTA (voa-islam.com) - Kasus dugaan kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) telah memasuki persidangan. Dalam perjalanannya, kasus ini diwarnai berbagai kejanggalan. Mulai dari pencabutan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), kontroversi hasil visum, hingga kematian salah satu tersangka di tahanan.

Bahkan, kuasa hukum JIS, Harry Ponto, menduga ada motif komersial dalam kasus ini. “Kalau kami melihat motif di balik kasus ini, kami sudah meragukan jika tujuannya berbicara terhadap perlindungan anak. Tujuannya sudah jelas komersial,” katanya.

Harry, kepada Fahmi W. Bahtiar dari SINDO Weekly, mengatakan bahwa dugaan itu merujuk pada gugatan perdata yang diajukan orang tua korban. Sebelumnya, tuntutan hanya senilai US$12 juta, lalu tiba-tiba menjadi US$125 juta.

“Hal ini patut diperhatikan,” imbuhnya.

Apa kejanggalan yang ditemukan oleh pihak JIS dalam kasus ini?

Kami mulai merasa ada kejanggalan ketika ibu dari Michael (bukan nama sebenarnya) yang menjadi korban lebih fokus kepada ganti rugi. Gugatan pertama pada 21 April sebesar US$12 juta. Ini jadi tanda tanya besar. Sebab, angka itu sama dengan Rp 140 miliar. Kami tak melihat preseden kalau itu betul terjadi. Kemudian, pada 28 Mei 2014, terjadi peningkatan ganti rugi menjadi US$125 juta atau setara Rp 1,5 triliun. Ini angka yang luar biasa besar. Kami jadi bertanya-tanya. Apa motifnya? Kok, bisa sampai segitu? Kejanggalan lain?

Ketika kasus cleaner (petugas kebersihan di JIS) ini bergulir ke pengadilan, kami baru menemukan bukti. Berdasarkan hasil visum dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), tidak ditemukan bukti adanya sodomi. Jadi, dubur anak ini bersih. Tak ada luka dan sobekan. Logikanya, jika terjadi sodomi secara paksa, dubur si anak akan mengalami luka. Kalaupun itu terjadi, tidak mungkin anak itu sukarela disodomi.

Kami merasa ada kejanggalan. Ibu si anak teriak-teriak bahwa cleaner itu menyodomi sampai belasan kali. Ia juga menuduh para guru. Namun, kondisi dubur si anak tidak ada masalah. Tidak ada bekas luka.

Namun, konon, ada dua visum yang dilakukan pihak korban yang mengatakan telah terjadi sodomi berdasarkan visum RSPI. Mengapa hasil visumnya bisa berbeda?

Visum RSCM mengatakan tidak ada luka. Tidak ada robekan dan otot normal. RSPI pun mengatakan hal yang sama. Tampak luarnya terlihat normal. Ketika dia melakukan anuxopy (dimasukkan alat), di rectum (bagian dalam) ditemukan ada nanah. Kalau dari luar tak ada bukti penetrasi, berarti lukanya dari dalam. Jadi, yang paling penting adalah tampak luar. Ada bukti sodomi, enggak?

Kata dokter, kalau anak stres dan tak bisa buang air hingga membuat feses keras, kan, bisa saja melukai. Adanya luka di dalam, ya, bisa terjadi karena dari dalam, bukan dari luar. Coba lihat apakah sebelumnya ada bukti klinis dan dikasih obat apa? Bisa saja salah obat atau dikasih antibakteri. Dokter juga tidak mengatakan nanah tersebut akibat dari hasil hubungan seksual. Tidak. Dari luar tidak ada benda yang masuk, sehingga tidak terbukti adanya penetrasi. Harus dilihat dulu obat dari RSPI itu obat jamur atau apa?

Bagaimana dengan keyakinan ibu korban yang tetap berpegangan pada visum RSPI? Visum menyatakan telah terjadi sodomi. Sementara, menurutnya, visum RSCM hanya memeriksa bagian luar. Apakah ada bukti luka dari luar? Itu tidak menjelaskan apa-apa. Tampak luarnya bersih. Very clear. Jadi, yang terjadi adalah dia periksa anaknya di RSPI pada 28 Maret 2014. Sebelumnya, pada 22 Maret dia ke Klinik Medika SOS dan 24 Maret ke RSCM. Namun, kembali lagi, yang paling krusial itu adalah apakah ada tanda atau bukti penetrasi tidak? Adanya luka di dalam itu adalah hal lain. Hasil pemeriksaan pada anus menyatakan tidak ada kelainan atau perabaan. Berdasarkan anuscopy, ada lecet dan nanah pada rectum distal (bagian dalam). Kemudian, dia diminta datang satu minggu lagi sebagai follow up. Apakah dia datang? Dia enggak datang.

Apakah dua guru sudah menjalani pemeriksaan herpes?

Setahu saya, dua guru itu bersih. Dia sudah periksa di Klinik SOS sebelum diperiksa polisi.

Cleaner sudah mencabut BAP karena ada pemaksaan. Apakah dua guru JIS mengalaminya?

Tidak mengalami karena sejak awal didampingi kuasa hukum. Namun yang pasti, guru itu beberapa kali dibawa pergi oleh polisi tanpa kuasa hukum. Polisi berpendirian mereka didampingi kuasa hukum kalau dilakukan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Polisi ikut merekayasa?

Saya tidak tahu. Ini memang tanda tanya besar. Siapa yang bermain? Mudah-mudahan hakim bisa melihat ini secara jernih.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X