Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 17 April 2021 13:14 wib
12.098 views
Benteng Ummat Islam
Oleh:
Ustadz Farid Okbah, M.A. (UFO)
SEORANG atau sekelompok bahkan pasukan, kalau berada di benteng akan merasa aman. Dalam pertempuran, musuh itu akan menyasar benteng-benteng. Pertempuran modern sekarang sudah mulai meninggalkan senjata berat. Mereka pakai senjata biologi, nuklir dan yang paling berbahaya itu senjata pemikiran dan pemurtadan, mereka sebut itu brain washing alias cuci otak. Kalau bahasa agama Islam disebut syubhat. Syubhat ini lebih bahaya dari syahwat, dua-duanya senjata setan manusia dan jin.
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ
"Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan." (QS. Al-An’aam, 6: 112)
كَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوْٓا اَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَّاَكْثَرَ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۗ فَاسْتَمْتَعُوْا بِخَلَاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِيْ خَاضُوْاۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"(keadaan kamu kaum munafik dan musyrikin) seperti orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Maka mereka telah menikmati bagiannya, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal-hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. At-Taubah, 9: 69)
Kalau perlawanan fisik, orang merasakan sakitnya sehingga dia pasti akan membalas, minimal melawan. Tapi kalau sudah kena racun syubhat, dia terkena tapi enjoy saja. Lihatlah berapa banyak orang yang otaknya sudah dicuci dengan materialisme dan kapitalisme sehingga anaknya ramai-ramai disekolahkan untuk tujuan duniawi.
Betapa senang, bahkan bangganya orang tua kalau anaknya hebat di matematika, fisika, kimia meskipun dia nggak bisa baca Alqur'an, shalatnya bolong-bolong dst.
Berapa banyak perempuan yang sudah baligh menanggalkan jilbabnya untuk terampil trendi kebarat-baratan.
Berapa banyak muslim yang terlibat dengan kubangan riba tapi fine-fine saja. Itu sekelumit problematika ummat sebagai fenomena merosotnya nilai-nilai keagamaannya. Tapi mereka tidak sadar kalau keyakinannya sedang digerogoti atas nama modernisme.
Untuk membentengi ummat yang kedodoran itu, perlu 5 hal menurut Imam Assafarini dalam kitab "Ghidza-ul Albaab" agar terjaga agamanya:
Pertama, bangun benteng keimanan.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ (2) الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗ (3) اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ (4)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia." (QS. Al-Anfal, 8: 2-4)
Karena itu terbuat dari emas dan akan menjadi sasaran utama untuk direnggut musuh agar murtad. Iman inilah yang melahirkan keajaiban-keajaiban tidak bisa ditembus oleh harta dan teknologi. Karena itu turunlah surat-surat Makkiyyah sebanyak 84 surat sebagai pegangan kokoh.
Kedua, benteng keikhlasan yang menjadikan orang muslim akan senantiasa terhubung dengan Allah.
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah, 98: 5)
Benteng ini terbuat dari perak. Setan berusaha untuk mencuri kekayaan ini agar orang muslim itu luntur dan riya'.
Ketiga, menjalankan kewajiban agama baik perintah yang harus dijalankan maupun larangan yang harus ditinggalkan dan terkait hablum minallah serta hablum minannaas (vertikal dan horizontal),
ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ
"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. Al-Jatsiyah, 45: 18)
Ini benteng dari besi. Sampai di sini pertahanan jiwa muslim semakin kokoh sulit ditembus oleh diabolisme pemikiran (pemikiran setan).
Keempat, benteng dari batu yaitu menjalankan sunnah-sunnah Nabi ﷺ,
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali ‘Imran, 3: 31)
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr, 59: 7)
Mengikuti Nabi ﷺ adalah keselamatan,
«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى! قَالُوا : وَمَنْ يَأْبَى ياَ رَسُولَ اللهِ ؟! قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»
”Semua ummatku bakal masuk surga, kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya; Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Barang siapa mentaatiku maka dia yang akan masuk surga. Tetapi siapa yang melanggarku, dialah orang yang enggan itu." (HR. Al-Bukhari)
Dalam hidup ini sering orang itu mengalami jiwanya up and down (bukan lockdown ya, hehe). Ketika jiwanya lagi down disebut dalam istilah agamanya itu futur (terjadi penurunan semangat beragama) maka arahan Nabi ﷺ agar tetap berpegang dengan sunnahnya agar aman.
« لِكُلِّ عملٍ شِرَّةٌ، ولِكُلِّ شرَّةٍ فَترةٌ، فمن كانَت فَترتُهُ إلى سنَّتي، فَقد اهْتَدَى، ومَن كانت فَترتُهُ إلى غيرِ ذلِكَ فقد هلَكَ ».
"Setiap perbuatan itu ada semangat dan terkadang down. Bila lagi down tetap berpegang dengan sunnahku, maka dia selamat. Tapi bila dia cenderung kepada yang lain, hancurlah dia." (HR. Ahmad. Shahih)
Kelima, benteng dari tanah itulah akhlak (beda dengan moral apalagi tata krama). Akhlak itu dari asal khulk. Khulk itu ciptaan manusia secara zahir dan akhlak itu cerminan kepribadian manusia itu. Makanya kita diajarkan doa:
« اللهُمَّ كمَا حسَّنْتَ خلْقِي فحَسِّنْ خُلُقِي »
"Ya Allah, sebagaimana Engkau baguskan ciptaanku, maka baguskanlah akhlak perangaiku." (HR. Ibnu Hibban dan Thabrani. Shahih)
Jangan salah justru akhlak inilah cerminan dari empat hal di atas. Kata Nabi ﷺ:
« إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ »
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia.” (HR. Ahmad. Shahih)
Itulah lima benteng yang harus dimiliki ummat Islam agar tangguh jiwanya. Ungkapan lagu Indonesia Raya harus merujuk ke situ,
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Karena badan sangat bergantung dengan jiwa. Salah itu prinsip "Mens sana in corpore sano", dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Koruptor itu banyak yang badannya sehat tapi jiwanya sakit. Begitulah kerusakan moral yang sedang terjadi di masyarakat kita. Yang benar, dalam jiwa yang sehat terdapat badan yang sehat. Semoga kita sehat rohani dan jasmani jauh dari COVID-19. Aamiin.*
•••
Facebook: Farid Ahmad Okbah. MA
Instagram: @faridokbah_official
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!